Zayn P.O.V
Sekarang sudah jam 10 malam. Aku membawa Kenni pulang ke rumahku, aku menyuruhnya duduk diruang tamu dulu. Aku mau buat surprise kecil untuknya. Aku menyusun banyak chocolate dan permen dikasur dengan tulisan
'You are the sweetest girl I have ever met!!!'
Aku harap itu dapat membuat moodnya lebih baik. Karena dari tadi dia hanya diam di mobil, meskipun dia membalas pertanyaan ku, tersenyum padaku, tapi aku masih tetap merasa bersalah.
"Ken, tunggu sebentar ya disini." Kataku pada Kenni yang sedang duduk manis disofa.
"Jangan lama lama." Ucap Kenni.
Aku terkekeh kecil saat ia mengucapkan itu.
"Aku hanya dirumah sayang."
"Iya, tapi tetap saja, jangan lama lama."
"Okay."
Aku langsung berlari kecil menuju kamar, menyusun semua chocolate dan permen itu, selesai. Aku turun lagi. Aku melihat Kenni yang masih duduk disana, tapi dia sedang memijit pelipisnya, jadi aku berkata..
"Ken, lebih baik kau istirahat saja, aku tahu, penerbangan ke sini membuat kau jet lag."
"Baiklah, kau temani aku." Perintah Kenni.
"Dengan senang hati." Jawabku lalu tekekeh kecil.Kami melangkahkan kaki kami naik, Kenni didepanku. Saat ia membuka pintu, ia melongo.
"Zayn?"
"For you." Jawabku lalu tersenyum.
"Kau makan permennya, aku makan chocolatenya!" Jawab Kenni dengan riang, dan melompat ke samping kasur seperti anak kecil.
"Hahaha. Kita makan bersama. Jadi, kau sudah memaafkanku kan?"
"Aku sudah memaafkan mu dari tadi, Zayn. Nah.." ucap Kenni sambil menyuapkan sebuah permen berwarna pink.
Aku tersenyum lalu menelannya.
"Tapi, Zayn. Bagaimana bisa kita tidur disini? Maksudku, nanti pasti banyak semut."*****
Akhirnya Kenni tertidur pulas setelah sikat gigi karena dia banyak sekali makan chocolate. Tadi kami mengganti sprei kasur, karena memang banyak sekali gula dan bekas chocolate yang meleleh disana. Sekarang, aku hanya memandangnya yang sedang tidur. Aku tidak mau menginterupsi tidur cantiknya,
Tiba tiba aku terpikir sebuah ide.
Kenapa aku tak cari rumah saja?*****
-Keesokan harinya-
Aku sampai disebuah rumah yang barusan ku beli. Berlantai 2. Memiliki 4 kamar yang saling berhadapan. Dengan cat broken white di ruang tamu. Sofa yang sewarna dengan cat dinding. Pintu kaca didepan rumah, jendela kaca model slide. Dengan curtain warna black doff. Kamar utama untuk kami yang bernuansa black and white. Kamar yang lain dengan warna cream. Dapur dengan keramik lantai hitam, dan cat dinding dapur yang tekesan vintage, sebuah kolam air panas dan dingin si back yard.
Taman depan yang dihiasi dengan rumput dan path untuk bejalan, serta kursi dan meja diteras untuk sekedar duduk untuk tea time. Warna cat luar putih bersih. Setidaknya itu lah yang aku ketahui tentang rumah itu. Nanti aku akan membawa Kenni kesini. Nanti malam. Mungkin.*****
"Ken. Kau ada waktu?"
"Kapan?" Tanyanya
"Malam ini."
"Emang nya kita mau kemana?"
"Rahasia. Ayolah. Kau hanya perlu menjawab 'Bisa' atau 'Tidak'. Jadi? Bagaimana?" Jawabku.
"Okay. Bisa."
"Great."
"Apa aku harus berpakaian seperti Lady Diana?" Tanyanya lagi.
"Eh? Tidak. Jangan. Pakai yang biasa saja. Pokoknya pakaian yang nyaman sama mu."
"Okay. Nanti aku pakai bikini." Kata Kenni dengan nada bercanda.
Aku bergidik ngeri mendengar candaan Kenni.
"Tidak. Jangan! Hanya aku yang boleh lihat kau pakai bikini." Jawabku.
Kenni meninju lenganku pelan. Dan berkata.
"Kau. Pervert."
"Kau yang memulainya."
"Baiklah. Terserah." Jawab Kenni lalu tertawa."Well. Mandi sana. Kita berangkat sebentar lagi." Ucap Zayn
"Hah? Emangnya sekarang sudah ma-"
Aku mengecup lembut bibirnya,
"Katupkan mulutmu dungu."
"Huh! Dasar pervert!" Cibir Kenni sambil berjalan ke kamar mandi."Hei cantik! Pakai shampoo itu ya!" Ujarku.
"Shampoo yang mana?" Tanyanya setengah berteriak mengingat dia dikamar mandi.
"Shampoo favorit mu. Aku suka bau itu. Jangan ganti shampoo mu."
"Eh? Shampoo itu sudah habis Zayn."
"Kenapa kau tak beli?"
"Aku tak ada waktu, dan itu shampoo mahal sayang."
"Loh? Kau tunggu sebentar. Aku beli."
"Hoi! Kau gila?"
"Ia. Aku gila karena kau sweetheart."*****
Kenni P.O.V
Zayn kembali ke rumah sambil membawa 1 kotak. Shampoo?! What the?!
"Zayn?!" Tanyaku.
"Eh? Kau sudah selesai mandi?"
"Belum. Tadi aku tak jadi mandi. Aku menunggu shampoonya. Dan.. kau membeli.. sekardus? Sekardus Zayn?!"
"Iya. Sudah. Pakai saja. Sudah ku bilang. Aku suka aroma shampoo itu. Sekarang mandi sana."
"Dasar boros!" Ujarku lalu mengambil satu botol shampoi itu dan pergi ke kamar mandi.*****
Kami sampai di suatu tempat yang Zayn sebut 'Rahasia' itu. Well. Katakan dia aneh. Tentu! Apa yang akan kami lakukan di sebuah rumah asing? Yang mungkin Zayn tak tahu ini milik siapa. Dan katakan dia gila.
"Ayo masuk." Kata Zayn.
Aku langsung memberhentikan langkahku, dan melotot padanya.
"Kau gila?! Ini rumah siapa?"
"Rumah kita sweetie."
"Hah? Rumah ki-"
Sial! Zayn menciumku.
Aku selalu bertanya tanya, kenapa kata 'Hah' tidak pernah terlewat dari pendengarannya?
"Jangan menganga. Ini. Rumah. Kita." Ucap Zayn tegas, lalu menarik tanganku lembut sambil mengambil kunci
Yang benar saja! Ini serius rumah kami? Kapan dia beli? Kenapa aku sama sekali tak tahu?
"Zayn? Kapan kau beli ini?"
"Tadi pagi."
"Hell? Pantesan tidak ada kau tadi pagi."
"Hahaha. Ayolah. Kau menyukainya?"
"Well. Sebenarnya aku ingin kita melihat rumah nya bersama sama, mengecat dan menatanya bersama. Tapi- Wow! Ini indah sekali!" Kataku saat memasuki rumah itu.
"Dasar! Ku kira kau tidak suka!" Kata Zayn sambil mencubit hidungku.
"Memangnya kalau aku tak suka, apa yang akan kau lakukan?"
"Err.. mungkin aku akan membeli rumah baru, mengecat dan menatanya bersamamu."
"Heh! Kau pemborosan!"
"Loh? Kan aku hanya mau kau senang."
"Lain kali jangan begitu. Aku tak suka kau boros Javvad."
"Aku tak janji ya." Jawab Zayn lalu ia terkekeh pelan.
"Dasar bodoh. Kalau aku cewe matre, perusahaanmu akan gulung tikar Zayn."
"The problem is, you're not." Jawab Zayn sambil mengedipkan salah satu matanya ke arahku. Sial! Aku blushing.*****
"Thanks Zayn." Ucapku sambil mencium pipinya singkat setelah kami mengelilingi rumah ini.
"Aku suka sekali rumah ini." Tambahku lagi.
Zayn hanya melongo dengan bodohnya disana.
"Jadi, kapan kita pindah kesini?" Tanya ku dengan kikuk.
"Eh? Sekarang? Kalau kau mau."
"Apa? Kau gila? Tidak tidak. Kalau kau mau cepat pun setidaknya besok. Jangan sekarang. Ini sudah sangat malam Zayn."
"Hahaha. Baiklah."*****
Hari ini tepat seminggu kami pindah kesini. Hari hari yang kami lewati pun makin menyenangkan. Plan untuk wedding kami sudah hampir selesai. Aku memakai 2 wedding gown design ku sendiri untuk siang dan malam. Zayn memakai suit untuk siang dan tuxedo untuk malam yang warna nya senada secara keseluruhan dengan gown ku sesuai siang maupun malam.
Sepertinya, hari pernikahan kami akan menjadi hari yang sungguh menyibukkan dan melelahkan. Bagaimana tidak? Pesta pernikahan kami diadakan menjadi garden party waktu siang, lalu malamnya di hotel.Aku men-design sebuah gaun bernuansa peach dengan bunga di bawahnya. Itu untuk siang.
Kemudian sebuah gaun bernuansa black and white yang memanjang ke belakang, mengekspos seluruh punggungku, dan bermotif di ekornya.
Well. Itu untuk malam. Dan suit untuk Zayn dengan jas berwarna peach, kemeja putih, dasi peach juga. Tuxedonya berjas putih dan berkemeja hitam dengan dasi kupu kupu putih.
"Perfect." Ucap Zayn yang memperhatikanku melukis.
"Shit! Kau mengagetkanku Zayn."
"Hahaha. Kau terlalu serius."
"Hahaha. Tapi, err. Bagaimana dengan tanggal acaranya?"
"Terserah kau." Jawab Zayn sambil meletakkan segelas air yang dia siapkan untukku diatas meja. Depanku.
Aku mengambil gelas itu, lalu meminumnya, dan berkata.
"Bagaimana dengan 12 Januari 2016?"Well. Gak jadi buat ini terakhir. Masih gak tega (?)
Entahlah. Pokode tunggu aja kelanjutannya.
-Sorry-Author-Gila-
Anw, peach wedding gown on media~
Thanks for read.
Ily for vomment! ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Us? [Zayn Malik]
Fanfiction"Zayn Malik!" "Ya. Kenni Malik?" Kenni Nataline White. Gadis pendiam yang awalnya membenci namanya sendiri. Kecelakaan berturut-turut menimpa kehidupannya. Tetapi, gadis ini tetap kuat. Ditambah lagi dengan munculnya seseorang yang baru dalam kehid...