You let me down, again?!

1.6K 137 2
                                    

Kenni P.O.V
Hidupku benar benar baik sekarang, meskipun tanpa orang tua, tapi aku punya 3 orang yang sangat kusayangi setidaknya.
Zayn, pacarku.
Nataline, sahabatku.
Kate,bisa dibilang ibu angkatku.
Aku sangat mengagumi cara Kate menasehatiku. Karena itu, aku jadi sering membuat masalah kecil. Agar aku mendapat omelannya, lalu kalau Zayn atau Nataline disampingku, mereka pasti akan membelaku. Tapi terkadang, malahan mereka juga yang kena marah.
Aku selalu tertawa saat mengingat itu.

Sudah 3 hari kehidupan indahku berlalu, artinya lusa, aku akan kehilangan 2 orang. Zayn dan Nataline.
Sial! Aku harus kembali ke Paris. Mengingat itu, aku berdiskusi dengan Kate.
"Kate."
"Ya?"
"Kupikir, kita tidak perlu kembali ke Paris."
"Kenapa?"
"Kehidupanku lengkap disini Kate."
"Tapi-"
"Aku tak peduli kalau kau mau menceramahiku seharian, asalkan aku disini. Tinggal disini."

"Ken, kau mau kemana?" Tanya Nataline tiba tiba. Ternyata Ia sudah didepan pintu rumahku.
"Eh? Nat.. umm. Aku.. aku harus pulang ke Paris. Tapi-
"Jangan ken. Tinggallah disini."
"Astaga Nat, aku juga tidak ingin pergi."

"Hai. Kau mau pergi ken? Kemana?" Tanya Zayn yang tiba tiba muncul juga.
"Eh? Zayn. Kenapa kalian berdua datang?"
"Jangan mengalihkan topik sayang. Jawab sekarang." Kata Zayn.

Ya ampun, Zayn menyadari kalau aku mencoba mengubah topik untuk mencairkan suasana.

"Err. Aku masih ada tugas di Paris." Jawabku.
"Jadi kau harus pergi? Lagi ken?"
"Eh? Tidak. Aku juga tidak ingin."

"Kate. Please." Kataku sambil memohon.
Zayn dan Nataline menatap Kate dengan tatapan -please-

"Stop it. Itu menggelikan."
"Apanya yang menggelikan?" Tanya Nataline.
"Ekspresi kalian!" Jawab Kate.

Kami bertiga makin menjadi jadi. Sampai akhirnya Kate menyerah.
"Okay okay. Stop it."
"So?" Tanya Zayn bersemangat.
"We stay."
"Yeyyyyy!!!!!!!"
Kami bertiga lompat kegirangan, seperti anak kecil.
"Dasar. Kalian ini."

*****

Aku melanjutkan sekolahku bersama Zayn dan Nataline. Aku memang bersekolah di Paris. Tapi Kate menyewa guru private untuk kerumah. Jadi aku belajar dirumah saja selama ini.

Aku merindukan sekolah ini. Sekarang kami sudah kelas 11. Astaga, setahun lagi kami akan lulus. Aku sangat tak sabar akan hal itu. Aku tidak akan sedih sama sekali nanti, karena Zayn, aku, dan Nataline sepakat kuliah di Oxford. Yep. Jadi kami tak akan pisah. Hanya membayangkan itu saja sudah bisa membuatku kegirangan.
"Ken? Kau kenapa?" Tanya Zayn karena tingkahku yang aneh.
"Tak apa. Hehe. Hanya senang saja."
"Senang?"
"Iya Zayn. Coba kamu pikirkan, kita tak akan berpisah,"
"Iyaa.. kita akan bersama di Oxford." Jawab Zayn sambil tersenyum.
"Kau selalu tau apa yang kupikirkan Zayn."
"Makanya aku jadi pacarmu. Hahaha."

*****

Tak terasa, sungguh tak terasa, setahun sudah lewat begitu saja. Sekarang kami sudah kelas 12. Tentu aku senang, dalam setahun ini, kami selalu menghabiskan waktu bersama, sama persis seperti dulu. Zayn memasakkan aku makanan, kadang aku yang memasakkannya, tapi kami tidak serumah, karena sudah ada Kate. Jadi, Zayn sering membawakanku bekal. Kami sering menghabiskan waktu disudut kiri cafe dengan hanya tatap tatapan. Aku juga tetap sibuk dengan perusahaan design ku.
Tapi aku nyaris tak pernah nangis setahun penuh ini. Sungguh menyenangkan!

"Zayn. Ayok pulang."
"Err.. Ken, sorry ya. Aku gak bisa antar kamu pulang. Aku ada urusan."
"Okay."
"Maaf."
"Tak apa. Yaudah. Bye."
Ada yang ganjil disini. Zayn aneh.

Zayn pergi setelah aku agak jauh. Tapi menurutku, aku harus mempercayainya.

*****

Holly Shit!
Aku sudah berjalan sampai gerbang saat aku menyadari bahwa bukuku tertinggal dikelas. Dengan bersungut sungut, aku kembali ke kelas.

Mataku terbelalak saat melihat seorang lelaki dan perempuan sedang bermesraan dikelas, karena semua kursi diangkat ke atas meja, jadi aku tak melihat dengan jelas mereka siapa. Lalu, aku langsung mengambil semua bukuku.

Karena ruang kelas cukup besar, dan mereka berbicara cukup pelan, samar samar aku mendengar.
"Zayn, kiss me."
"You sure?"
"Of course."
Lalu diam. Apa aku salah dengar?
Cewe memanggil nama Zayn. Dan sekarang mereka berciuman. Aku ragu, aku takut. Takut itu adalah Zayn. Takut terlalu cepat mengambil kesimpulan. Takut perempuan itu temanku.
Rasa takutku mendorongku untuk lebih dekat ke tempat mereka.

Semua bukuku terjatuh saat aku melihat lelaki yang bernama Zayn Malik itu sedang bercumbu panas dengan salah satu temanku. Stanny Melani. Termasuk teman baikku.

Zayn langsung menoleh kearahku yang berada dibelakangnya.
"Ke.. Kenni?!" Panggilnya kaget.
Aku terdiam, dengan tangan yang berada didepan mulutku, memandang Zayn dan Stanny bergantian. Lalu langsung pergi.
Tapi, sebelum aku sempat pergi, Zayn menarikku, "I can explain it Ken."
"Explain what?! You do this again and again to me Zayn! I'm sick of all your drama. I can't live like this anymore. People said, once is enough. But you?! This is not the first time! Shit!" Teriakku ke Zayn. Emosiku benar benar pecah. Aku tidak menangis, malahan sekarang hanya benci dan muak yang aku rasakan.
"Please, give one more chance, ken. I swear, this is the last time." Kata Zayn sambil memelukku.
Aku melepaskan diri dari pelukannya.
"Even Flappy Bird never give chance to people."
"But.. you are not a flappy bird right?"
"For you. I am." Jawabku sambil mengambil semua barangku dan pergi. Kata terakhir yang kuucapkan sebelum keluar dari pintu, yaitu..
"Lanjutkan aja bercumbu mesranya kalian. Lagian aku tak akan protes lagi Zayn. Aku benar benar capek." Lalu aku langsung membanting keras pintunya, dan pergi.

*****

Aku langsung ke kantor siang itu. Aku menelpon salah satu supir kantor untuk menjemputku.
Sesampainya aku dikantor, aku langsung merebahkan tubuhku disofa.
"Kate." Panggilku.
"Ya?"
Tiba tiba aku menangis. Entah kenapa..
"Hei. Kenapa?"
Aku langsung menceritakan semuanya. Kate hanya menatapku iba.
"Kate, kita pindah tugas saja yahh.."
"Loh? Kemana?"
"London, Paris, German, Italy, Australia, America, atau manapun juga. Terserah."
"Ken, menghindar bukan cara menyelesaikan masalah."
"I don't care."
Kate hanya menatapku kasihan, melihat itu, aku menjawab
"Ayolah Kate. Kita juga butuh suasana baru."

*****

Zayn P.O.V
"What have I done?! Astaga! Ada apa denganku? Aku menyakiti Kenni. Dasar! Zayn bego! Bodoh! Tolol!" Kataku sendiri sambil memukul kepalaku.

Tiba tiba ada pesan masuk

From : Kenni

'To truly love and trust someone is to give them you're heart, knowing that they can break it.'
Foolishly, I did. I did to give you my heart, to truly love and trust you. I've had tried to trust you so hard Malik. Even knowing that you can break it. So, thanks. And I think, it's enough. Goodbye.

Pesan singkat dari Kenni itu mampu membuatku membeku selama berapa menit. Apa yang Kenni maksud 'enough' adalah putus?
Damn! Damn you Zayn Malik!

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang