It's Your Birthday.

1.5K 143 4
                                    

16 July 2015 - 07.30 p.m

Zayn P.O.V
Besok sudah ulang tahun Kenni. Persiapannya juga sudah 80%
Semoga semua berjalan lancar.
"Ken. Designnya Mrs.Mckenzie harus selesai besok. Jangan lupa ya."
"Iya iya. Aku ingat kok. Masalahnya designnya Mr.Parker pun belum selesai. Nanti sore dia sudah mau pergi ke New York."
"Oh ya? Cepatlah selesaikan. Kerjamu lamban sekali."
Aku sengaja membuatnya kesal. Toh, besok juga dia akan tahu kenapa.
"Kau menyebalkan. Hanya bisa membuat moodku hancur. Pergi sana. Selesaikan urusanmu sendiri." Jawab Kenni tanpa menoleh ke aku sedikitmu.
"Pekerjaanku sudah beres semua. Terbuktikan kalau kau lamban?" Jawabku.
"Diam. Dan. Keluar."
"Kau mengusirku, huh?" Tambahku. Aku berniat membuatnya marah, dan tak dapat menyelesaikan tugas dari Mr.Parker dan Mrs. Mckenzie
Aku sudah sepakat dengan mereka untuk mengerjai Kenni. Well. Menurutku, aku cukup keren.
"Ya. Aku. Mengusir. Kau. Tuan. Malik." Jawab Kenni tegas.
Aku terdiam. Pura pura marah. Lalu membanting pintu dengan kuat. Aku berjalan menjauh dari ruangannya. Lalu tertawa cekikikan saat dia tak dapat melihat ku lagi. Semua orang dikantor mengetahui rencana ini.
"Akting yang sangat bagus sir!" Kata salah satu pegawai wanita.
"Haha. Thanks. Pastikan rencana ini tak akan diketahui Kenni. Okay?"
"Okay."
"Great. Kalau begitu, bye."
Pegawai itu terdiam. Lalu tersipu malu. Dan- apa aku tak salah lihat? Dia blushing. What the?
"Kau kenapa?" Tanyaku was was.
Sebelum dia menjawab, aku menambahkan.
"Jangan berpikir yang tidak tidak. Aku hanya mau sama Kenni. Dan yang tadi itu hanya sebatas percakapan antara pegawai dan.. err.. atasan."
"Maaf sir. Saya.. saya tidak bermaksud seperti itu."
"Bagus kalau begitu." Jawabku sambil pergi.

*****

Kenni P.O.V
Zayn sudah gila. Dia sangat menyebalkan! Sangat! Astaga! Bagaimana ini?! Tiba tiba Mr.Parker menelponku.
"Halo?"
"Ya? Err. Ada apa Mr.Parker?" Jawabku gugup.
"Apa kau sudah menyelesaikan pesananku Ms.White?"
"Err.. Maaf Mr.Parker. Saya takut saya tidak dapat menyelesaikan pesanan anda sore ini. Bagaimana kalau besok pagi saya kirimkan ke New York. Free charge. Err.. and tax."
"Well. Bisa saya katakan. Saya kecewa dengan White&Malik Co."

White&Malik Co.
Itu nama perusahaan kami.

"Maaf sir. Tapi-"

Sialan! Mr.Parker menutup telponnya. Dia bahkan belum mengatakan setuju atau tidak! Huh! Bagaimana ini?!

*****

10.35 p.m
Well. Aku gagal menyelesaikan design Mr.Parker tadi sore. Akhirnya harus kukirim ke New York. Dan sekarang, bagaimana nasib designnya Mrs.Mckenzie? Dia akan meminta itu besok pagi kalau tidak ada perubahan. Astaga. Kenapa aku bisa se-tidak professional begini? Bagaimana kalau Mrs.Mckenzie minta dipercepat pesanannya?

Kring kring
Shit! Mrs.Mckenzie menelponku! Kenapa kesialan selalu datang kepadaku?!
"Halo? Ada apa Mrs.Mckenzie?"
"Bisakah kau percepat pesananku? Aku mau itu malam ini juga. Kuharap kau sudah menyelesaikannya. Terima kasih Ms.White"
"Eh? Tunggu-"

Sialan! Sialan! Sialan! Dia mematikan telponku! Aarghhh! Bagaimana ini? Setitikpun belum kugambar. Sebenangpun bel dijahit sama pekerjaku! Bagaimana ini?! Bagaimana sekarang?! Mrs.Mckenzie pasti akan segera kesini! Astaga! Bagaimana ini?!

*****

"Saya sangat kecewa Ms.White. Saya pikir anda professional. Ternyata tidak! Mr.Malik pasti akan rugi besar bekerja sama dengan anda. Saya rasa, memesan barang anda hanya dapat menghabiskan waktu saya! Saya cancel semua pesanan saya! Terima kasih banyak!" Teriak Mrs.Mckenzie sebelum keluar dari ruanganku.

Sekarang siapa yang tidak professional, huh? Siapa yang ingin mempercepat pesanan secara tiba tiba? Siapa yang seharusnya marah?! Aku tahu dia client. Tapi.. tapi kan- Arrghhh! Semua gara gara Zayn. Menyebalkan!

*****

11.50 p.m
Aku memutuskan untuk pulang. Karena aku tadi memang menyelesaikan pesanan selanjutnya. Aku tidak mau kejadian hari ini terulang lagi. Aku kehilangan 2 client berharga. Astaga! Kalau begini terus, perusahaan akan bangkrut.

Sialan! Kenapa lorong ini gelap sekali! Dimana Zayn? Damn! Kan aku lagi marahan sama dia! Shit! Shit! Persetan dengan lorong ini! Persetan dengan orang yang mematikan lampunya!
Dengan terpaksa aku berjalan masuk ke lift di lorong gelap itu. Sial! Sial! Aku tak suka lift! Aku butuh Zayn sekarang. Aku tak bisa bohong. Aku sudah hampir menangis sekarang. Dan pintu lift ini lama sekali tutup!
Aku melihat jam yang melingkar ditanganku.
11.59 p.m
Semenit lagi jam 12 malam. Sialan! Aku takut! Dan yang benar saja! Tiba tiba lampu lift ini mati. Ada apa ini?! Aku langsung berteriak saat aku mendengar suara langkah kaki. Aku menangis sekuat kuatnya. Aku berteriak. Menutup mataku.
Jam ditanganku berbunyi. Menunjukkan sekarang pukul 12 malam.
Tiba tiba aku melihat cahaya. Cahaya lilin dari luar lift. Cahaya itu mendekat.. Sialan!

Happy Birthday to you..
Happy Birthday to you..
Happy Birthday.. Happy Birthday..
Happy Birthday my love..

"Zayn?!"
"Happy birthday honey." Kata Zayn.
Aku dapat mengatakan dia Zayn dari suara nya dan aroma tubuhnya.
"Hari ini tanggal berapa?"
"Yang penting tanggal ulang tahunmu sayang."
"Jadi, ini semua- wait. Kamu ngerjain aku?"
"As you see. Haha." Jawab Zayn sambil cekikikan.
"Baiklah. Nanti saja penjelasannya. Sekarang, tiup lilinnya."
"Baiklah."
Bodohnya aku. Semuanya kembali gelap lagi.
"Zayn!" Teriakku karena ketakutan.
"I'm here." Jawab Zayn sambil mendekapku dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanan nya memegang cake besar itu. Kira kira itu lah yang ku prediksi. Mengingat ini gelap sekali.
Tapi tiba tiba, semua lampu menyala lagi. Dan semua pegawai kantor muncul dari ujung lorong. Bertepuk tangan dan bernyanyi.

Potong kuenya..
Potong kuenya..
Potong kuenya sekarang juga
Sekarang juga.. kami sudah lapar!

Aku menganga sejenak mendengar lirik lagu mereka. Tiba tiba Zayn mencium bibirku. Aku pun membiarkannya menciumku. Lalu aku memotong kuenya. Menyuapkannya kepada Zayn.
"Happy Birthday sweetie." Ucap Zayn. Lalu dia mencium pipiku.
"Thank you Zayn. Dan. Zayn Malik! Mulutmu masih berminyak karena cream cake ini, dan kau mencium pipiku?!"
Zayn hanya tertawa.
"I hate you Zayn."
"Oh I love you too ken. Tapi kau tetap cantik kok." Goda Zayn.
"Shut up. Dan. Rasakan! Hahaha." Jawabku sambil mencolekkan cream cake itu kepipinya Zayn.
"Hei! Kau curang! Aku tak dapat membalasmu! Tanganku penuh karena memegang cake ini ken!"
"Itu lebih bagus. Hahaha."
"Baiklah kalau begitu. Rasakan." Ucap Zayn sambil memberikan cake itu ke salah satu pegawai, dan mencolekkan cream yang sangat banyak ke mukaku. Aku langsung berteriak dan spontan berlari sebelum dia menyentuh rambutku dengan tangannya yang masih di penuhi cream.
"Zaynie! Ini tak adil. Aku kehabisan peluru cream ku."
"Aku tak peduli ken." Jawab Zayn sambil memelukku dari belakang.
Tiba tiba aku terpikir ide untuk mendapatkan cream. Dari mukaku.
Tapi Zayn langsung mencium bagian pipiku yang dipenuhi cream. Dan menghabiskannya.
"Kau jorok sekali Zayn! Kau anggap aku piringmu, huh?" Tanyaku sarkastik.
"Mana ada piring selembut pipimu. Hahaha."
Sial. Aku blushing!

Akhirnya kami berdua masih tetap dipenuhi cream cake. Karena setelah itu, aku berlari lagi menuju cake. Mengambil piring. Dan memindahkan hampir semua cream dari cake itu ke piringku, lalu mendaratkan piring itu di muka Zayn. Membuat piring itu menempel dengan mukanya. Aku tertawa begitu puas saat melihat muka Zayn yang tertutupi oleh cream. Ia menghapus cream cake itu yang berada di matanya, lalu berlari ke arahku.
"Oh no." Kataku saat ia berhasil meraih tanganku.
Zayn menarikku dekat. Lalu dia mencium bibirku -lagi-
Membuat semua cream itu tersebar di mukaku. Ia menahan tengkukku dengan tangannya yang masih bercream. Lalu memeluk pinggangku dengan tangannya yang juga bercream. Ia melumat pelan bibirku. Aku tak dapat menghindar dari semua creamnya. Aku hanya bisa menutup mataku, karena jika tidak, mataku akan habis terkena cream.
"Zayn! Kau-" teriakku saat kami melepas ciuman kami.
"Kau yang mulai sayang. Hahaha."

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang