Seriously?

2.4K 225 1
                                    

"Hai," kata Zayn santai,
"Eh? Udah pagi?"
"Iyaa."
Tiba - tiba Kenni teriak, Zayn langsung panik dan bertanya,
"Kenapa?"
"Semalam.. semalam.. kitaa.. tidur ba-"
"Engga, aku tidur di sofa semalam."
"Baguslahh."
"Sebenarnya aku pengen tidur dikasur sihh."
"Pervert!"
"Hahaha, bercanda ken."
"So? Hari ini kita gak sekolah lagi?"
"Yep, emangnya kamu mau sekolah?"
"Males juga sih. Tapi.."
"Yaudah, biarin aja, gapapa kok sekali - sekali gak masuk."
"Jadi, bolos dong?"
"Heh, bukan bolos, tapi sakit."
"Hahaha, iya deh."

*****

"Kenni."
"Ya?"
"Aku pulang yaa??"
"Iya."
Kenni hanya menjawab dengan singkat, Zayn menyadari Kenni sedang tidak enak hati, mungkin kesal, atau apapun itu.
"Atau aku disini aja?" Sambung Zayn dengan cepat.
"Terserah."
"Hei, kamu kenapa?"
Zayn mendekat dan menyentuh kening Kenni.
"Kenni, kamu demam tinggi, hospital, right now."
"Ha? Gak usah."
"Let's go to the car, let me help you."
Kenni tidak menolak karena dia benar - benar pusing.

*****

"Ken, makan obatnya."
"Iya iyaa,"

"Zayn, obatnya pahit banget loh."
"Tetap harus makan,"
"Tapi nanti kamu masakin makanan untuk aku yaa??"
"Okay."
Kenni pun langsung memakan obatnya. Setelah memastikan Kenni memakan obatnya, Zayn pun langsung ke dapur.

Kenni P.O.V
Zayn memperlakukanku seperti pacarnya, seperti aku sangat penting untuknya, tentu aku senang, tapi bukankah dia punya pacar? Lalu kenapa dari kemarin dia gak masuk?
"Zayn."
"Hmm?"
"Main game yuk."
"Game apa ken? Kamu gak liat aku lagi masak?"
"Simple kok game nya, kamu hanya perlu jawab pertanyaan ku dengan jujur, lalu sebaliknya. okee??"
"Oke. I start first." Jawab Zayn.
"Okay."
"Hmm, who is your crush?" Tanyanya.
"Eh? Gak adaa." Aku menjawab dengan muka seperti tomat.
"Hei, kan harus jujur."
"I don't want to tell you."
"Come on ken. You started the game."
"Okay okay. Tapi nanti kamu juga harus kasih tau aku ya siapa crush kamu??"
"Okay."
"Aduh, kamu yang duluan jawab laaa"
"You."
"Hah?"
"My crush is you, Kenni."
"Wait, bukannya kamu punya pacar?"
"Apa? Pacar?"
"Iyaa."
"Engga tuh."
"Kemarin kamu bilang mau dating."
"Kapan?"
"Waktu kamu gak masuk sekolah itu lohh."
"Astaga Ken. itu cuma bercanda."
"I don't believe you."
"Okay, aku bakal kasih tau semuanya, but believe me, okay?"
"Okay."
"Jadi, selama ini aku gak masuk karena waktu itu, aku ngantar kamu pulang kan? Then, ada kecelakaan kecil di jalan."
"What? Kecelakaan? Jadi selama ini kamu gak masuk karena kecelakaan? Karena nganterin aku pulang?"
"Kenni, listen. That's not your fault. Jadi, waktu itu aku bilang mau dating karena aku takut ketemu kamu, aku takut kamu khawatir, dan begitu lah. Kenni , I know this is my fault, I'm sorry because I'm not tel-"
Aku langsung memeluk Zayn yang sedang memasak, dan berkata.
"I'm the one who must ask your apologize, you thought all about my feelings, but I don't. Aku malah pacaran sama Liam saat kamu lagi menderita karena aku. I'm really really sorry Zayn."
"Ssstt. Diamlah Kenni, dan peluklah aku lebih lama lagi."
"But.."
"No one wrong in here, okay?"
Aku hanya tersenyum sambil menahan air mata haru ku.
"Hey, don't cry."
"I don't even."
"I know you will. Hahaha."
Aku melepaskan pelukanku karena kelihatannya dia kesulitan unuk memasak jika aku memeluknya.
"Oh iya, bicara tentang Liam, aku ga-"
"Putusin dia." Jawab Zayn dingin. Sepertinya Ia sangat membenci lelaki itu.
"I..iyaa."
"Oh iya, so, who is your crush?" Tanya Zayn basa basi.
"You already know." jawabku tersipu malu.
"Hmm? I don't know ken."
"Okay okay. You."
"Hah? I can't listen to you kenni."
"You."
"Who is he?"
"Zayn."
"I don't know Zayn."
"ZAYN JAVVAD MALIK." jawabku lantang dengan suara yang sepertinya 3 kali lipat dari sebelumnya.
"Hei, jangan sebut nama ku kuat - kuat, nanti cewe - cewe lain pada ngejar."
"Dasar kamu nih!" Jawabku sambil mencubit perutnya.
"Hahaha. Okay, dinner is ready."
Setelah selesai makan malam, aku menyuruh Zayn untuk pulang ke rumahnya meskipun dia kelihatannya tidak begitu senang kalau dia pulang. Tapi pada akhirnya ia pun dengan berat hati pulang.
"Ken."
"Ya?"
"Apa aku beneran harus pulang?"
"Iyaa Zayn, pulang lah atau jangan panggil aku lagi."
"Dasar kejam. Kamu terdengar seperti ibu tiri."
"Berarti kamu gila."
"Hah? Apa hubungannya?"
"Kamu suka sama seorang ibu tiri."
"Hahaha, dasar." Kata Zayn sambil membisikkan sesuatu di telinga ku.
'Ingat, makan obat. I love you.'
Aku hanya tersenyum dan mengatakan
"Hati - hati di jalan." sambil mencium singkat pipinya.
Dia kaget, lucunyaa ekspresi Zayn saat ia kaget. Tapi Ia langsung ketawa dan berkata,
"Yaudah, masuk rumah gih, tutup pintu dan kunci pintunya, telpon aku kalau ada apa - apa."
"Okay, telpon aku kalau kamu udah sampai rumah."
"Okay, bye."
"Bye."

Beberapa menit kemudian, Zayn menelponku.

"Halo?"
"Ken, I already miss you."

Nah, udah tau kan kenapa Zayn gak masuk? Okay. wait for the next part, mungkin bakal agak lama, karena bentar lagi UAS, jadi paham - paham lah, oke bye.
-Author-

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang