Health.

1.7K 138 2
                                    

"Kenni."

Zayn memanggil Kenni yang sedang sibuk berkutat dengan rangkaian bunga yang sebenarnya sudah selesai dari 1 jam yang lalu.

"Berhentilah menyusun bunga itu lagi. Itu sudah bagus. Apakah kau lebih memilih bunga bungaan itu daripada aku?"

Zayn bertanya dengan sedikit kesal. Kenni hanya tertawa, lalu menjawab.

"Kau cemburu? Lucu sekali Zayn."

"Baiklah, rangkai aku saja, jangan bunga itu."

"Eh? Bagaimana caranya?"

"Entahlah. Terserah kau."

"Aku tak tahu Zayn. Oh ya. Kau haus tidak?"

"Tidak. Tapi bibirku kering. Dan aku memilih dicium daripada minum."

"Pervert!"

Zayn hanya tertawa melihat pipi Kenni yang memanas karena godaannya.

"Hei. Kan kita sebentar lagi akan menikah. Jadi tak apa kan kalau aku minta ci-"

"Minum air mu!"

Kenni memotong ucapan Zayn karena Zayn akan berbicara yang tidak tidak nantinya. Dia sedang.. tidak waras.

Kemudian Zayn terkekeh kecil saat menerima air tersebut. Kemudian berkata..

"Aku suka kau blushing. Cantik sekali."

Lalu Zayn meminum segelas air itu.

"Kau menggoda ku, huh?"

"Tidak. Aku hanya.. berkata jujur."

Zayn menjawab dengan tampang polosnya.

"Kau menyebalkan Javvad."

"Tapi kau suka kan?"

"Eh? A-aku tidak.. a-aku.. argh. Terserah kau!"

"Kau gugup? Sama suamimu sendiri?"

"Seriously Zayn?! Bisakah kau berhenti menggodaku?"

"Tidak bisa."

Jika Zayn tidak sedang berada dikasur rumah sakit sekarang, Kenni dapat memastikan kepala Zayn sudah tidak ditempatnya. Well. Berlebihan.

"Terserah kau Zayn. Aku pulang saja."

Sekarang Kenni ngambek.

"Whoa. Jangan. Jangan."

"Aku akan tetap pulang."

Zayn langsung menarik tangan Kenni. Lalu menangkap Kenni dalam pelukannya. Oops. Pilihan yang salah. Karena detik itu juga Zayn langsung meringis kesakitan. Ia memang belum total sembuh. Ralat. Memang belum sembuh. Sama sekali.

"Astaga! Kau tak apa?"

Kini Kenni melupakan adegan ngambeknya. Malah sekarang berganti menjadi panik setengah mati. Ia langsung melompat ke samping lalu mendekati Zayn dan memegang puncak kepala Zayn serta lengannya cowo Bradford itu.

"Ya ampun. Makanya, jangan pake acara ngambek ngambekan, cantik. Meskipun kau terlihat sangat menawan saat ngambek, tapi aku tak mau kau meninggalkanku. Okay?"

Kini Zayn merangkul Kenni. Kenni tak menolak. Kemudian berkata,

"Kau. Cerewet. Seperti tante tante."

"Hei! Kau! Dasar! Rasakan."

Zayn menggelitik Kenni dalam pelukannya. Kenni langsung melompat menjauh lagi. Tapi telat. Tangan Zayn kini melingkar dipinggangnya, menariknya kembali. Karena takut Zayn meringis kesakitan lagi, akhirnya Kenni hanya menurut saja. Tapi, Kenni tetap saja Kenni. Ia tak tahan gelitik. Sampai akhirnya ia menempelkan bibirnya ke bibir Zayn. Melumatnya.

Us? [Zayn Malik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang