"Besok kamu masuk sekolah?" Tanya Kenni dalam telpon.
"Mungkin masuk."
"Semoga kamu masuk."
"Kenapa emangnya? Kamu kangen?" Tanya Zayn sambil senyum - senyum.
"Dasar pede, aku mau kamu masuk biar Liam gak sembarangan."
"Hah? Emangnya Liam sering sembarangan?" Nada bicara Zayn mulai terdengar sedikit khawatir.
"Iya. Dia pernah menyuruh pembunuh bayaran datang kesekolah untuk membunuhku." Jawab Kenni dengan nada bercanda.
"Okay, aku masuk besok. Semoga pembunuh bayaran itu selamat dari aku besok."
Kenni hanya tertawa.
"Tapi selain takut, kamu juga pasti kangen kan?"Kenni P.O.V
"Tapi selain takut, kamu juga pasti kangen kan?"
Sejujurnya, aku benar - benar kangen sama dia. Sebenarnya sehari penuh ini aku sama dia terus, tapi entah kenapa rasanya aku masih belum puas kangen - kangenan sama dia. Astaga Zayn, I'm crazy for you.
"Ken? Are you alright?" Zayn angkat bicara karena dari tadi aku diam.
"Ehh?? Iya iyaa. Gapapa kok."
"Kayaknya kamu kecapekan, tidur gih."
"Okay."
"Goodnight sweetheart!"
"Eh.. Goodnight too."
"Mana 'sweetheart' nya?"
"Ha? Mmm. Goodnight too sweetheart. Sleep tight."
"Hahaha, I love you!"
Untung Zayn langsung menutup telponnya, jadi aku tidak perlu balas kata 'I love you'
Bukannya aku tidak mau, tapi aku malu. Astaga, sekarang muka ku udah benar - benar kayak sambel.*****
Zayn P.O.V
"Pagi!" Sapaku dengan riang.
"Pagii jugaa."
Astaga, kenapa dia bisa secantik itu?
"Kamu cantik." kataku tiba - tiba. Dia nge-blush. Astaga, Kenni, I'm crazy for you.*****
Pelajaran Seni Budaya, mengingatkan ku tentang pembicaraan pertama kami. tentang buku, nama, dan banyak lagi, lucunya. Aku benar - benar menyukai perempuan itu. Dia benar - benar sangat imut dan cantik. Entah sejak kapan aku menyukainya, akupun tak peduli yang peting sekarang dia bersamaku.
*****
"Jangan lupa kerjakan tugas kalian, nak." Kata Pak Seni Budaya.
"Ken, mau aku gambarin lagi?"
"Hahaha, gak mau."
"Kenapa?"
"Aku mau kamu yang ngajarin aku gambar."*****
"Kamu ada bawa bekal untukku?" Tanya Kenni dengan puppy face andalannya.
Aku benar - benar meleleh. Astaga.
"Liat aja ditas kamu." Jawabku sok cool.
Kenni pun melihat tasnya.
"Kapan kamu masukin ke tas aku ?"
"Waktu kamu ke toilet."
"Astaga Zayn. Hahaha."
"Yaudah, makan yuk."
"Iyaa."*****
Bel pulang sekolah! Merdeka!
"Yuk pulang," ajak Kenni.
Astaga, aku benar - benar teringat saat pertama kali kami pulang bareng.
"Lurus aja yaa zaynie."
"Hahaha, sejak kapan kamu panggil aku zaynie?"
"Sejak.. barusan."
"Dasar kenni dungu."
"Ihh apaan sih kamu??" Kenni mencubit perut ku.
"Yaudah, tunggu bentar ya."
Aku langsung pergi menuju parkiran. Dan..Kenni P.O.V
"Siapa perempuan itu?"
"Siapa yang aku lihat tadi?"
"Apa itu Zayn?"
3 pertanyaan itu selalu menghantuiku sampai mobil Zayn tepat didepanku. Rasanya aku sangat ingin pergi sekarang, aku sangat tidak ingin melihat Zayn untuk sementara waktu, aku tidak kuat. Aku benar - benar harus pergi. Ternyata Zayn menahanku, ternyata dia keluar dari mobilnya, dia mengejarku yang baru kira - kira semeter dari dia.
"Hei."
"Lepaskan Zayn."
"Ada apa?"
"Lepaskan bego!"
"Gak. Kamu pulang sama aku,"
"Gak."
"Listen Kenni, we'll talk about this in my car."
Zayn langsung menarikku ke dalam mobilnya, tapi entah kenapa meskipun Ia menarikku dan mungkin sedang emosi, Aku tidak merasa kalau dia menarikku dengan kasar. Ya, dia tetap memperlakukanku dengan lembut.*****
"Ken, want to tell me what happen?"
Aku hanya diam,
"Ken, please. I'm dying to missing you, tell me please. If I did something wrong, I'm sorry, really really sorry ken. I'm beging you, please."
"Cepatlah Zayn, antar aku pulang, aku capek." elakku, padahal aku tau persis aku akan merindukan dia nanti.
"Ken."
"Aku pulang sendiri saja." kataku berusaha membuka pintu.
"Tidak tidak ken, okay okay. I drive you home."
Dalam perjalanan, aku hanya diam.
Zayn terlihat sedang menahan air matanya. Aku tak tega. Kami berdua masih tetap diam sampai didepan rumahku. Zayn masih menahan air matanya,
"Sudahlah Zayn, aku tak apa."
"Ken. I'm sorry." suara Zayn serak, dia nangis.
"Hei," aku langsung memegang tangannya.
Zayn langsung memelukku dan terus berkata "I'm sorry."
Aku tak tega melihatnya pulang dengan kekecewaan.
"Zayn, mau masuk ke rumah?"
"Seriously?"
"Yep." jawabku dengan senyum seadanya.*****
Zayn P.O.V
"Ken, would you tell me what happen?"
Aku memegang tangannya dengan lembut, aku tak ingin dicap kasar seperi Liam. Akhirnya dia bicara juga.
"Siapa perempuan tadi?" Astaga, dia cemburu, tersipu malu, sambil menahan tangis. Senang, sedih, lega, semua bercampur dalam perasaanku.
Aku sedih melihatnya terluka, senang karena ternyata dia cemburu, lega karena aku tahu kami akan baik - baik saja. Bagaimana tidak? Perempuan itu adalah kakakku yang tinggal di Bradford. Doniya. Tadi kami memang berpelukan. Mungkin Kenni kira aku playboy.
"Zayn." kata Kenni karena tadi aku terdiam.
"Ken, perempuan itu kakakku yang tinggal di Bradford, you know, aku sangat merindukannya."
Kenni hanya diam.
"Ken, believe me please."
"Can I trust you zaynie?"
"Yes." jawabku dengan yakin.
Ia tersenyum dengan tulusnya. Aku tak tahan, aku langsung memeluknya, sangat erat.
"Kapan kapan aku ajak kamu ke Bradford. Okay?"Kenni P.O.V
Senang dan lega, bercampur aduk dalam perasaanku. Aku benar - benar sangat lega, karena perempuan itu ternyata kakaknya. Aku sangat senang. I hope that's not a lie. Zayn memelukku sangan erat. Aku belum pernah sesenang ini.
"Ken,"
"Hmm?" Aku menjawab dalam pelukan hangatnya. Kira - kira apa yang akan dia bilang? Kenapa aku deg - degan?
"Aku lapar."
"Dasar, aku kira kamu mau ngomong apa." Aku langsung melepas pelukan Zayn.
"Hahaha, masakin dong."
"Gamau."
"Kamu gak bisa masak yaaa?? Hayoo.."
"Ihh. Aku bisa kok."
"Mana buktinya?"
"Kamu nantang ya?"
"Hahaha."
"Ayok ke supermarket,"
"Ayok,"*****
"Do you like it?"
"Absolutely!"
"Berarti aku bisa masak juga kan??"
"Hahaha, iya iya.."
"Yaudah, sini aku cuci piringnya." Kata Zayn.
"Aku aja."
"Minggir dungu."
"Kamu yang minggir bego."
Akhirnya kami berdua basah perkara cuci piring."Yaudah, kamu pulang gih. Udah malam lohh."
"Okay, bye sweetheart."
"Bye. Hati - hati dijalan." Kataku sambil menjauhi dia.
Zayn belum masuk ke dalam mobilnya, aku tak mengerti dia kenapa, jadi aku mendekat lagi.
"Kenapa?"
"Kamu bahkan belum bilang 'sweetheart' ke aku dan belum cium pipi aku."
"Dasar pervert. Kita bahkan belum pacaran, kamu mintanya banyak banget." Kataku langsung mencium pipinya.
"Belum pacaran? Berarti akan?" Jawabnya saat aku mencium pipinya singkat.
Sepatah katanya mampu membuatku tersipu malu sampai menjadi patung.*****
Bel istirahat pun berbunyi, Zayn dari tadi hanya senyum senyum gak jelas.
"Zayn?"
"Hmm?"
"Kenapa dari tadi kamu senyum senyum?"
"Karena hari ini aku bakal buat sesuatu."
"Ha?"
"Ayok."
"Kemana?"
"Ikut ajaa."
Zayn langsung menarik tanganku dan pergi meninggalkan kelas.*****
"Hei, aku uda boleh buka mata belum?"
"Silahkan."
Zayn udah duduk didepanku saat aku membuka mata ku. Ternyata kami ditaman, wait, sejak kapan sekolah ini punya taman? Entahlah. I don't care. Ternyata sedari tadi Zayn sedang memegang sebuah kotak yang tidak kecil dan tidak besar.
"Apa ini?"
"For you."
"For me?"
"Yep."
"Thank you. Apa boleh aku buka?"
"Boleh."Setelah aku membuka hadiah tersebut, aku tercengang dengan isinya,
Sebuah botol wishes ukuran besar dengan isinya, tapi isinya bukan kertas wishes, isinya puzzle."Puzzle?" Tanyaku pada Zayn.
"Yaa, susun lah." kata Zayn dengan lembut.
"Okay."Setelah ku susun ternyata gambar puzzle tersebut adalah fotoku yang sedang tidur.
"Hei. Kapan kamu dapat foto ini?"
"Waktu aku nginap dirumah kamu. Hahaha."
"Astaga, emangnya kenapa kamu kasih aku ini?"
"Liat belakangnya."
'Would you be my girlfriend?'
Tulisan itu yang ada dibelakangnya.
Saat aku melihat Zayn lagi, ternyata ditangannya udah ada setangkai bunga. Mawar putih.
"Would you be my girlfriend, Kenni?"Wewww, fly fly..
Wait for the next part yaaa.. :)
-Author-
![](https://img.wattpad.com/cover/35860069-288-k739140.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Us? [Zayn Malik]
أدب الهواة"Zayn Malik!" "Ya. Kenni Malik?" Kenni Nataline White. Gadis pendiam yang awalnya membenci namanya sendiri. Kecelakaan berturut-turut menimpa kehidupannya. Tetapi, gadis ini tetap kuat. Ditambah lagi dengan munculnya seseorang yang baru dalam kehid...