Don't forget to vote and comment!!!! Hope you guys enjoy and happy reading!!!!
Pernikahan itu di mata Raisya adalah sebuah peristiwa sakral di mana dua orang yang saling mencintai mengikat diri mereka untuk menjadi satu. Menyatukan pikiran dan memiliki satu tujuan.
Namun kini, dirinya tidak lagi menganggap adalah hal yang paling sakral. Sebab saat ini, dirinya sudah resmi menjadi sosok istri bagi Han Jimin. Pria itu membawanya berkenalan dengan para relasi bisnisnya. Mengajak dan memperkenalkan dirinya sebagai sosok istri dengan ramah pada kolega bisnisnya.
Raisya tahu, sikap Jimin yang sekarang tidak akan ia dapatkan secara sukarela. Jimin pasti memiliki alasan dan tujuan jika bersikap seramah ini. hanya di depan orang tuanya dan juga relasi bisnisnya, Jimin nampak sangat mencintainya.
Tentang keluarga Jimin, ibu Jimin menangis sesegukkan setelah Raisya mengatakan semuanya. Raisya bisa bernapas lega kalau ibu Jimin berkata jika dirinya tidak memiliki pemikiran seperti itu. Ibu Jimin hanya ingin jika putranya menikah berlandaskan dengan cinta. Bukan malah perjanjian seperti itu, di mana pada akhirnya mereka harus bercerai.
Dulu, Raisya selalu berharap akan memiliki suami yang memiliki sorot tatapan lembut, banyak bicara padanya, cerewet dan sedikit posesive.
Raisya menyukai pria posesive, asalkan pria itu memiliki alasan. Meski ia tahu jika dirinya juga tidak akan mau selalu di kekang, tapi ia ingin merasakan bagaimana memiliki pria yang posesive tepat pada waktunya. Tidak berlebihan sampai membatasi ruang lingkup hidupnya.
Sebut saja dirinya masih memiliki pemikiran naif dan kekanakkan. Tidak masalah. Raisya memang ingin mencoba memiliki pria seperti itu. Ingin tahu rasanya.
Namun ia tidak menemukan itu pada Jimin. Sorot mata itu terlalu dingin. Seolah Jimin tidak tertarik padanya. Tidak banyak bicara, dan tidak posesive sebab tidak ada alasan bagi Jimin untuk bersikap seperti itu padanya.
Suasana di dalam gendung pernikahan Raisya dan Jimin begitu megah. Seperti pesta pernikahan impiannya. Gaun yang ia kenakan juga terbentang besar hingga saat ia melangkah, semua pandangan bisa tertuju padanya.
Mahkota di kepalanya juga sama. Terasa agak berat namun menyenangkan. Raisya selalu suka mahkota dan gaun besar. Sebab tidak bisa ia gunakan setiap hari.
Sebucket bunga di tangannya dan juga tangannya lain yang menggandeng lengan Jimin. Pria itu membawanya pergi menemui rekan bisnisnya. Banyak rekan bisnis Jimin yang memujinya, entah dalam bentuk fisik ataupun pencapaiannya. Hadiah yang mereka berikan juga sangat terlihat berkelas. Raisya tahu jika semua undangan yang Jimin undang sekarang adalah para pebisnis di mana mereka tidak mungkin memberikan barang murahan.
"Sajang-nim, saya ingin menemui keluarga saya terlebih dahulu, bolehkah?" tanya Raisya. Ia benar-benar ingin berkumpul sebentar dengan keluarganya dan keluarga Jimin di tambah Cerrys yang tengah duduk di satu meja.
Jimin mengalihkan pandangannya pada orang tuanya dan keluarga Raisya yang kini tengah menatap mereka dengan seulas senyum. Tidak banyak orang yang tahu dengan pernikahan macam apa yang sedang terjadi ini.
Jimin perlahan membawa Raisya berjalan ke arah keluarganya. Ia juga sudah selesai dengan urusannya. Jadi, ia rasa mereka bisa istirahat sejenak. Kasihan juga melihat gadis dengan gaun berat, mahkota berat, dan heels yang cukup tinggi.
"Raisya?! Akhirnya kau kemari!" pekik Cerrys yang kini mempersilahkan temannya itu duduk di kursi kosong yang ada di sebelahnya. Sikap Cerrys tidak biasa sekali. Ia juga melihat ada sedikit peluh pada permukaan wajah cerrys yang terpoles makeup.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAN JIMIN
RomanceE N D Eight story by: Jim_Noona Pria itu datang saat aku memang sedang membutuhkan uluran tangannya. Kupikir dia hanya ingin sekedar membantuku, tapi ternyata dia juga ingin aku membantunya. "Menikah denganku, maka aku akan menyuntikkan dana sebanya...