OSTENSIBLE

403 61 12
                                        

Queeenn!!!! Akhirnya bapak Han update lagiiii!!!

Di akhir mungkin kalian bakal senang!!!!!

Jangan lupa votenya ya sayanggg

Love you, my Queeen!!!!!!!








Rapat pagi ini dilakukan di ruangan Raisya. Ada beberapa investor datang ke perusahaan untuk membahas beberapa hal.

Semenjak kedatangan Jimin, perusahaannya cukup banyak mendapatkan tawaran kerja sama. Bahkan, banyak juga yang tanpa pikir panjang langsung berinvestasi dalam jumlah fantastis. Mungkin, mereka juga melihat Jimin yang ada di kubunya, jadi mereka tidak ragu.

Banyak orang mengakui kinerja Jimin yang memang tidak bisa di ragukan. Raisya juga merasakan banyak perubahan semenjak Jimin bekerja di perusahaannya. Ada banyak sekali hal yang bisa Raisya pelajari dari Jimin.

Karena di rumah sedang ada orang tuanya, Raisya jadi tidak bisa bekerja seharian. Orang tuanya baru saja datang, ia tidak mungkin meninggalkan mereka karena bekerja. Mereka datang jauh-jauh ke Korea untuk menjenguk dirinya, akan sangat tidak bagus jika ia malah mementingkan pekerjaannya.

Jimin juga sempat berkata seperti itu dan mengajak langsung pulang setelah rapat selesai. Raisya kini tengah mengecek kembali beberapa e-mail yang masuk di ruang meeting bersama dengan Jimin yang kini tengah menyandarkan punggungnya pada kursi ruang meeting dengan kepala yang menengadah ke atas dan maniknya terpejam sambil bernapas tenang.

Ia agak sungkan untuk berbicara bersama Jimin karena konversasi Jimin semalam yang membuat ia tergugu dan bingung harus menjawab apa. Benar-benar sangat canggung sampai rasanya Raisya ingin langsung bangkit dan pergi saja tanpa Jimin.

Tapi hari ini, Raisya berencana akan mengambil Bear. Ayah dan ibunya akan ada di rumah selama satu minggu, jadi Raisya bisa menitipkan kucingnya itu pada ayah dan ibunya. Lagipula Bear tidak merepotkan. Kucing itu bisa poop dan pipis sendiri di tempatnya.

Raisya menutup layar laptopnya dan itu membuat perhatian Jimin jadi terarah padanya. Ia langsung mencoba tenang dengan tidak menatap Jimin, sebisa mungkin dirinya benar-benar tidak boleh bersitatap dengan Jimin.

"Sajang-nim bisa tunggu saya di sini saja. saya akan menjemput Bear terlebih dahulu," kata Raisya yang kini memasukkan laptopnya ke dalam sebuah tas kecil tempat menyimpannya. Sangat kentara sekali jika Raisya tengah mencoba menyibukkan dirinya sendiri.

Jimin menatap gadis itu sambil tersenyum. Lucu sekali Raisya malah bersikap amat canggung padanya meski Jimin tidak terlalu menyukai situasi seperti ini.

Jimin ikut bangkit dari duduknya kala Raisya baru saja ingin melangkah. Raisya jelas langsung berhenti karena tubuh Jimin menghalangi jalannya. Raisya memandang dada Jimin yang terbalut pakaian rapi. Ia tidak boleh menatap Jimin.

"Kita pergi bersama, sekalian pulang."

Raisya mengangguk saja dengan cepat. Tidak ingin menjawab dan memilih menurut saja karena tak ingin memperpanjang percakapan dengan Jimin.

Setelah menyerahkan laptopnya pada Jinae, Raisya dan Jimin turun ke lantai dasar dengan lift. Raisya terus meremat tali tas kecilnya. Tangannya bahkan hampir basah karena gelisah. Ia mencoba tenang, namun tetap tidak bisa. Selalu saja terpikir soal pertanyaan Jimin semalam. Padahal, pria itu berlaku biasa saja. Seolah itu bukan hal yang harus di pikirkan.

"Bukankah kau harus menggandeng tangan saya? Kita akan segera keluar," kata Jimin yang kini menyodorkan lipatan lengannya pada Raisya.

Si gadis memejamkan matanya sesaat sebelum ia meraih lipatan lengan Jimin dan menyampirkan sebelah tangannya pada lengan Jimin. Selalu seperti ini mereka saat berangkat dan pulang kantor. Raisya harus selalu memeluk lengan Jimin dan mematri senyum sambil menyapa beberapa karyawan yang berpapasan dengan dirinya.

HAN JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang