Selamat Sabtu malam Queen. Bagi yang joms ya sudah sini bapack Han temani haha.
Ayo selamat membaca kegemasan ini sekaligus mybe yang bikin ovt?
Happy Reading!!!!!!
Sudah masuk bulan Desember awal. Udara dingin sudah mulai terasa lebih parah dari bulan kemarin. Bahkan, orang-orang sudah mulai membeli coat yang lebih tebal.
Raisya sendiri kini tengah sibuk dengan peluncuran produk barunya yang fokusnya pada negara yang memiliki musim dingin, terutama Korea karena Raisya sendiri kini sudah memakai produk barunya. Ia merasakan manfaatnya langsung dan banyak juga riview bagus dari para konsumen tentang produknya.
Ada banyak riview dari pada Youtuber, selebgram, bahkan artis-artis yang memang menjadi brand ambassador perusahaannya.
Namun karena peningkatan permintaan pasar terhadap produknya, bahkan di negara yang saat itu sedang tidak musim dingin, akibatnya stock mereka selalu kurang dan akhirnya Raisya kini sibuk sekali untuk memperluas rumah produksinya dan menambah karyawan lagi. Raisya tidak mau membuat para karyawan yang sudah ada bekerja dua kali lipat. Jadi, Raisya lebih ingin menambah jumlah karyawannya saja sekaligus memberikan lapangan pekerjaan juga. Khususnya untuk para mahasiswa yang mencari pekerjaan setengah waktu.
Seharian ini, Raisya sama sekali tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Sehabis meeting mingguan dengan beberapa divisi, Raisya kini harus mulai banyak menandatangani berkas yang sudah menumpuk di mejanya. Ia lelah sekali melihat Jinae yang terus bolak-balik masuk ke ruangannya sambil mendekap sebuah map.
"Jinae-yya? Tolong buatkan aku teh chamomile," pinta Raisya. Jinae menganggukkan kepalanya lantas langsung melaksanakan apa yang pimpinannya minta. Jinae tahu bahwa Raisya bahkan tidak punya waktu hanya untuk makan siang saja karena pekerjaan Raisya memang sedang menumpuk sekali beberapa hari ini.
Biasanya, Raisya membuat minumannya sendiri. Jarang sekali meminta Jinae yang membuatkannya jika sedang tidak keteteran. Maka dari itu, Jinae paham betul jika saat ini, pimpinannya itu sedang sangat sibuk dan imbasnya ia juga jadi punya banyak pekerjaan juga.
Namun pergerakan Jinae yang baru saja akan masuk ke dalam ruangan Raisya sambil membawa secangkir teh yang bosnya minta langsung terhenti kala melihat Jimin yang kini menghentikan dirinya.
"Selamat siang, Han Sajang-nim. Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Jinae sopan. Ia sudah sering sekali melihat Jimin yang datang kemari.
"Apa istri saya ada di dalam?" tanya Jimin.
"Ya, Sajang-nim, beliau ada di dalam," jawab Jinae.
Jimin menganggukkan kepalanya kemudian ia kini melirik ke arah cangkir teh yang ada di tangan Jinae, "Ini untuk istri saya?" tanya Jimin lagi sambil menunjuk cangkir yang Jinae bawa dengan telunjuknya.
"Ya, Sajang-nim."
"Kalau begitu, biar saya saja yang membawakannya."
Pintu ruangan Raisya kini terbuka. Bukan Jimin yang membukanya, melainkan Jinae yang membukakannya karena tangan Jimin kini membawa cangkir teh yang sudah berpindah tangan dan sebuah paperbag yang cukup besar. Jadi, Jimin meminta bantuan jinae untuk membukakan pintu dan meminta agar Jinae menutupnya kembali.
Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah sebuah meja kecil yang ada di ruangan Raisya dan meletakkan teh serta paperbag yang ia bawa di atas meja sementara Jimin kini memperhatikan Raisya yang tengah dengan tenang mengerjakan pekerjaannya dengan alis mengerut. Sesekali gadis itu kesal dan membalikkan beberapa lembar sebelum membubuhkan tandatangannya di atas kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAN JIMIN
RomansaE N D Eight story by: Jim_Noona Pria itu datang saat aku memang sedang membutuhkan uluran tangannya. Kupikir dia hanya ingin sekedar membantuku, tapi ternyata dia juga ingin aku membantunya. "Menikah denganku, maka aku akan menyuntikkan dana sebanya...