Selamat malam Queen!!!!!
Ihiyyyy selalu ya kalau sabtu malam aku akan selalu update!!!!!
Queen happy reading ya!!!! Jangan lupa vote dan komennya cinta!!!!!
Hanya kesunyian yang menemani dua insan yang kini tengah menatap ke arah jendela dengan pemandangan lampu kota dan juga lampu-lampu kendaraan yang masih berlalu-lalang di jalanan yang cukup dingin.
Ada sebuah kue berwarna hitam dengan beberapa butiran emas yang bisa di makan membuat kue itu terlihat sangat elegan. Ada tulisan happy birthday juga di atasnya. Mereka sama-sama tengah memakan kue itu sembari menikmati pemadangan malam.
Bekerja seharian itu melelahkan, terlebih hari ini pekerjaan lebih banyak dari biasanya. Namun karena kejutan kecil dari Raisya membuat lelah Jimin jadi berkurang, bahkan orang tua Raisya juga ikut merayakan dengan kue yang berbeda.
Hari ini adalah hari ulang tahun Jimin. Raisya memberikan ia kado yang sangat lucu. Ada sebuah pulpen berwarna hitam dengan kotak senada. Katanya supaya lebih semanagt untuk membubuhkan tandangan. Apalagi pulpen itu bisa dideteksi oleh perangkat lunak jika kemungkinan hilang. Tintanya juga bisa diisi ulang. Terukir nama Jimin di pulpen itu, jadi mereka akan tahu itu pulpen siapa.
Kejadian kemarin membuat Raisya agak canggung pada dirinya. Gadis itu juga belum menjawab pertanyaannya. Ia berkata masih membutuhkan waktu. Jadi, Jimin membiarkan saja. Lagipula ia juga tidak bisa memaksa soal rasa.
"Sajang-nim? Besok ayah dan ibu akan pulang lebih awal. Adikku sempat mengabari tidak betah di rumah karena sendirian di rumah. Jadi, besok kita tidak perlu pergi ke kantor," ucap Raisya di tengah keheningan.
Jimin menoleh dan sedikit tertawa melihat gigi Raisya yang menghitam karena kue yang sedang mereka makan memang semuanya berwarna hitam. Di mulai dari kue, cream, dan bahkan gelatin yang digunakan semuanya warna hitam.
"Kenapa Sajang-nim tertawa? Ada yang lucu?" tanya Raisya yang agaknya salah menangkap dan sedikit tersinggung.
"Gigi kita hitam, saya menertawakan itu," ucap Jimin yang kini menyodorkan beberapa lembar tisu pada Raisya. Sebab tidak hanya gigi gadis itu yang menghitam, tapi sekitaran bibirnya juga ikut hitam.
Raisya menerima tisu itu dan mengelap bibirnya. Melihat bekas elapannya yang ternyata benar warna hitam. "Seharusnya saya memesan kue yang normal saja," tutur Raisya yang kini mulai membersihkan mulutnya sendiri.
Jimin kembali terkekeh kecil. Mendengarkan saja Raisya mengomel kesal karena kuenya malah berwarna hitam.
"Tidak apa-apa, saya bahkan tidak tahu jika kau tahu tanggal lahir saya," kata Jimin.
"Saya mencari tahu sebelum kita menikah," jawab Raisya. Jimin menganggukkan kepalanya mengerti. Ia kemudiam memposisikan dirinya untuk menatap Raisya yang ada di sampingnya kini berada tepat di hadapannya dengan kue hitam itu yang berada di tengah. Membatasi.
Raisya yang melihat itu kini menatap Jimin terheran-heran karena mendadak pria itu memusatkan seluruh atensinya padanya. Seperti orang yang hendak membicarakan topik yang snagat serius.
"Ke-kanapa Sajang-nim?" tanya Raisya gugup karena di tatap oleh Jimin yang tengah memangku dagu dengan paha sebagai tumpuan sikunya.
Jimin tersenyum sampai matanya menghilang lantas menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, saya hanya ingin melihatmu saja," jawab Jimin gamblang membuat Raisya langsung memalingkan wajahnya kembali menatap pemandangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/289189246-288-k823623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HAN JIMIN
RomanceE N D Eight story by: Jim_Noona Pria itu datang saat aku memang sedang membutuhkan uluran tangannya. Kupikir dia hanya ingin sekedar membantuku, tapi ternyata dia juga ingin aku membantunya. "Menikah denganku, maka aku akan menyuntikkan dana sebanya...