Hallo my Queenjim's!!!!!
Seperti biasa, aku up bapack Han untuk menemani Sabtu malam kalian yang sunyi. Jangan lupa tinggalkan jejak ya, shayyyyy.
Happy reading!!!!!!
Jimin ditempatkan menjadi wakil dirinya untuk sementara. Iya, Raisya langsung menyerahkan tanggung jawab besar dan berbahaya itu pada Jimin. Raisya tahu, risiko macam apa yang sedang dirinya ambil. Namun, dirinya juga memegang kendali di balik dirinya yang memberikan kepercayaan itu pada Jimin.
Raisya memiliki kartu yang bisa mencegah Jimin untuk melakukan hal yang di luar dugaan.
Pagi ini, Raisya bangun lebih pagi seperti biasa. Ia langsung menyiapkan pakaiannya terlebih dahulu dan pergi mandi terlebih dahulu. Jimin akan mandi setelah dirinya sebab kamar mandi di apartemen hanya ada dua. Satu di dalam kamar Raisya dan satu lagi kamar mandi kecil yang ada di dekat dapur.
Raisya juga sudah meminta Jimin agar mandi di kamar mandi yang ada di kamarnya saja. Ia juga sudah menyiapkan peralatan mandi Jimin di kamar mandinya. Jadi, Raisya akan menyipkan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum ia membantu Jimin untuk bersiap.Meski situasinya sedikit berbeda, namun Raisya masihlah tetap menyandang istri Jimin. Ia tidak akan mengabaikan janjinya sebelum menikah. Ia tetap harus memberikan hak yang Jimin miliki atas dirinya sesuai perjanjian.
Raisya kini sudah siap dengan dirinya. Ia juga sudah merias sedikit wajahnya dengan balutan makeup. Hari ini, Raisya akan menggerai rambutnya seperti biasa. Rambutnya ini sudah cukup bergelombang alami karena terlalu sering mencepol rambut. Jadi, dirinya tidak terlalu sering mencatok rambutnya agar memiliki gelombang.
Raisya kini mengetuk pintu kamar Jimin yang semula di jadikan gudang dan sempat ditempati oleh keluarganya itu. Lampu kamar masih mati dan juga tirai jendela yang masih menutup.
Ada persensi Jimin yang masih terlelap dalam tidurnya dengan selimut yang masih menutup tubuh.
Raisya tak langsung membangunkan Jimin. Ia menyibak tirai jendela yang tak terlalu besar itu agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam ruangan yang tidak terlalu besar itu. Dan tidak perlu waktu lama, Jimin juga sudah merasa terganggu dan segera membuka matanya kala ia sudah melihat Raisya berdiri tak jauh dari tempatnya.“Sajang-nim, anda bisa langsung mandi, saya sudah menyiapkan air hangatnya. Hari ini, anda ingin berpakaian menggunakan pakaian yang mana?” tanya Raisya. Ia selalu bertanya seperti ini. Biasanya, saat masih di rumah Jimin, ia akan menannyakan hal ini saat makan malam. Namun, semalam ia lupa menanyakan hal ini karena terlalu sibuk membicarakan beberapa hal bersama Jimin mengenai beberapa hal di perusahaan.
Jimin mendudukkan dirinya. Mengusap wajahnya sesaat sebelum dia kembali menatap Raisya yang tengah tersenyum ke arahnya. Hari ini, Raisya menggunakan high waist berwarna pink pastel dengan kemeja yang senada. Rambutnya dibiarkan terurai dengan poni yang sudah memanjang itu dikesampingkan.
“Saya akan menyiapkannya sendiri saja,” kata Jimin. Ia benar-benar tidak enak pada Raisya yang kini bersikap masih sama seperti saat mereka tinggal di rumah Jimin. Padahal, sekarang ini, Jimin yang menumpang di apartemen Raisya.
Raisya menggelengkan kepalanya, “Sajang-nim, mau bagaimanapun, karena saya masih berstatus sebagai istri anda, perjanjian kita masihlah berlaku. Biarkan saya menyelesaikan kewajiban saya, Sajang-nim,” pinta Raisya.
Ia tidak keberatan sama sekali. Sebab ia tak berpikir bahwa Jimin adalah beban saat ini. Jimin akan membantunya di perusahaan, dan itu sudah cukup. Jimin tidak tinggal secara gratis di sini, anggap saja Jimin juga bekerja di perusahaannya untuk membayar sewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAN JIMIN
RomanceE N D Eight story by: Jim_Noona Pria itu datang saat aku memang sedang membutuhkan uluran tangannya. Kupikir dia hanya ingin sekedar membantuku, tapi ternyata dia juga ingin aku membantunya. "Menikah denganku, maka aku akan menyuntikkan dana sebanya...