EXIGENT

747 98 5
                                    

Yups!!!! Im comeback with Han Jimin sajang-nim. Judulnya di ganti supaya kalian lebih mudah mencari story ini. Karena judul yang sebelumnya sudah banyak digunakan, jadi akan sedikit sulit untuk menemukan cerita ini.

Are you ready guys?!!!! Don't forget to vote!!!! Enjoyyyy!!!!

.

.

.

Perlahan sang surya nampak tengah bersiap untuk tenggelam dan bersiap untuk menyinari bagian bumi yang lain. musim panas masih berlangsung dengan hangat dan ada banyak suara serangga yang terdengar.

Namun di balik hangatnya musim panas, ada hati yang kian ikut memanas juga. Raisya kini tengah terduduk termenung di kursinya. Di saat yang begitu krusial, masalah yang begitu terasa membelenggu, sosok Han Jimin datang menawarkan bantuan besar. Namun di balik bantuan yang ditawarkan, masa depannya juga dipertaruhkan.

Kejamnya lagi, pria itu tidak memberinya banyak waktu untuk berpikir. Ia dipaksa berpikir ekstra ditengah situasi yang tengah tidak baik juga. Terlebih ia harus benar-benar memikirkan ini secara matang sebab ini menyangkut ia dan masa depannya.

Menikah dengan sosok Han Jimin itu tidak pernah ada dalam bayangannya. Ia tidak pernah bermimpi untuk menikah dengan sosok yang begitu banyak dikagumi kaum hawa. Kepintaran, fisik, aura, dan materinya jelas membuat para gadis antre untuk bisa mendapatkan hati Jimin.

Namun dari sekian banyak gadis yang menginginkan sosok itu, kenapa Jimin malah datang padanya? Kenapa malah dirinya yang harus ditawarkan penawaran semacam ini?

Padahal, pria itu bisa saja menikahi gadis yang memang mau menikahinya tanpa harus mengeluarkan uang cukup banyak seperti yang Jimin akan lakukan jika ia menerima penawaran itu.

Namun dibalik pemikiran itu, Raisya sedikitnya bisa mengetahui jika masih ada peluang untuk menyelamatkan krisis yang terjadi pada perusahaannya. Ia bisa mengandalkan Jimin yang berarti dirinya memang harus berkorban.

Ditengah lamunanya, pintu ruangan mendadak terbuka dan terdengar suara gemerincing lonceng dari sebuah kalung dua ekor kucing yang kini tengah berjalan masuk ke dalam ruangannya.

Raisya tersenyum, bangkit dari duduknya dan berjalan untuk meraih dua buntalan bulu yang kini sudah berada di dalam ruangannya.

"Sayangku sudah makan, nak?" tanya Raisya kala ia berhasil menggendong dua kucing berwarna putih dan abu-abu itu dalam dekapannya. Mencium kucing itu berulang kali dan sama sekali tidak memikirkan jika mungkin saja ia mengalami penyakit yang diakibatkan oleh bulu kucing yang terhirup masuk ke dalam sistem respirasinya.

Raisya menoleh ke samping, menemukan seorang perempuan yang kini sudah mendudukkan diri di kursinya dengan sebuah paperbag berwarna ungu dan abu-abu di atas meja.

Raisya sama sekali tidak merasa asing dengan gadis yang kini tengah menyandarkan punggungnya di sandaran sofa miliknya itu. Dia adalah sosok paling dekat dengannya selama tinggal di Korea.

Ia mendudukkan dirinya di sebelah wanita itu setelah mengambil snack kucing yang ada di bawah meja dan membukanya.

"Cerrys? Ini apa?" tanya Raisya yang kini menunjuk sebuah paperbag yang Cerrys letakkan di atas meja.

"Macaron, kau tidak makan siang tadi."

Raisya tersenyum lagi. Hatinya menghangat karena tahu jika Cerrys masih selalu peduli padanya. Tadi siang ia memang tidak pergi ke cafe Cerrys untuk makan siang seperti biasanya karena kedatangan Jimin. Namun tidak disangka juga jika Cerrys akan mengirimkan ia makanan.

"Aaaa terima kasih, kau yang paling perhatian!" ungkap Raisya semangat.

Sementara Cerrys kini masih menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa dan menatap langit-langit. Pikirannya tengah melayang ke segala arah sekarang. sama sekali sedang tidak fokus.

HAN JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang