CLAMOR

298 47 6
                                    

“Apa kau bilang? Im Seokjin mantan pacarmu?!” pekik Cerrys yang terkejut dengan apa yang Raisya sampaikan pada gadis itu.

Siang ini Jimin sedang mengadakan meeting di luar kantor dengan Ryu Taehyung, jadi siang ini Raisya tidak bisa makan siang dengan suaminya itu. untungnya, saat ia bertanya apakah Cerrys ada di cafe dan bisa makan siang bersamanya atau tidak, Cerrys menyanggupi. Padahal, gadis itu sedang berada di cafe yang ada di Incheon.

Raisya bersyukur setidaknya Cerrys bisa dan mau meluangkan waktu untuknya, jadi ia tidak perlu mengganggu Jinae untuk makan siang bersamanya.

“Mantan pacar apanya? Aku bahkan tidak sempat menyatakan cinta, bagaimana bisa di sebut mantan pacar begitu?”

Raisya kini menyeruput matcha latte yang sudah ia pesan. Ia juga memesan katsu yang sebenarnya dibuat langsung oleh Cerrys karena ia mendadak ingin makan katsu.

“Benar juga sih, hanya saja, bagaimana bisa pria itu menemuimu begitu saja? Tebal muka sekali dia.”

Jujur saja, Cerrys tidak begitu menyukai Seokjin saat ini. Sebab ia adalah saksi bagaimana terlukanya Raisya saat Seokjin meninggalkan gadis itu begitu saja. padahal Seokjin sudah berjanji untuk menikahi Raisya meski mereka tidak menyandang status sebagai pasangan kekasih.

Hubungan tanpa status itu memang menyerakan dan anehnya Raisya bisa terjebak di dalamnya.

Namun dilihat dari segi manapun, tidak mungkin Raisya tidak menggunakan perasaannya. Apalagi seokjin sampai mengajaknya untuk menikah.

Raisya ini memang sering termakan rayuan Seokjin sejak awal. Namun Cerrys tidak pernah menyalahkan sebab jika dirinya yang ada di posisi Raisya, ia juga pasti sudah bertindak sama seperti Raisya.

“Aku lebih terkejut karena dia membawa seorang anak perempuannya dan duduk bersamaku.  Aku jadi merasa sangat sakit jika mengingat kembali momen waktu itu.”

“Jadi, dia sudah menikah?”

“Aku tidak tahu, aku tidak bisa bertanya lebih lanjut karena takut ada mata-mata lagi yang akan menmberikan informasi pada suamiku jika aku mengobrol dengan Im Seokjin. Itu terlalu berisiko.”

“Pun aku tidak bisa juga bertanya hal seperti itu pada anaknya yang baru berusia enam tahun itu.” sambung Raisya. Ia sebetulnya merasa penasaran. Sosok perempuan hebat seperti apa yang mampu membuat Seokjin pergi meninggalkan dirinya.

Raisya menyadari jika ia bukanlah sosok yang sangat amat cantik hingga ia percaya diri jika Seokjin tidak akan pernah bisa melepaskan dirinya. Hanya saja ia sedikitnya mengenal sosok Seokjin seperti apa. Pasti seokjin punya alasan.

Entah alasan klasik dan dramatis atau mungkin ada alasan yang lainnya yang tidak bisa pria itu ungkapkan. Tapi yang pasti, Raisya memang penasaran karena Seokjin mencampakkan dirinya untuk memilih orang lain.

Selain penasaran, dirinya juga tidak menutup kemungkinan menginginkan validasi untuk meredam rasa kecewanya meski sedikit. Ia butuh penjelasan. Seolah dirinya yang berada di masa itu kini berontak.

Meski kini Raisya sudah memiliki Jimin, namun tetap saja ia pernah sakit di masa itu. Ia pernah memiliki luka yang cukup besar waktu itu. Jadi rasanya Raisya ingin tahu penyebab luka besar yang ia alami dulu.

Lukanya memang sudah sembuh, tapi mengingat perasaan saat terluka waktu itu bukan hal sulit bagi Raisya. Sesekali masih sering terbayang, hingga Raisya jadi memiliki ketakutan ditinggalkan. Ia bahkan jadi tidak bisa tidur saat hujan.

“Kalau perasaanmu bagaimana?” tanya Cerrys.

“Sudah tidak ada. Hanya saja, kau tahu? Melihat Seokjin seperti aku yang kembali mengingat luka yang pernah ia torehkan di hidupku.”

HAN JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang