CANDOR

326 68 20
                                    

CUNGGG MANA YANG UDAH KANGEN SAMA SAJANGNIM!!!!!!!!!!

HAPPY READING AYANG!!!!!!







Pesta digelar dengan meriah. Ada banyak acara yang sudah diisi dan sekarang hanya tinggal menikmati pesta saja sambil mengobrol dengan sesama rekan bisnis atau bahkan mencari rekan yang baru. Di acara seperti ini, biasanya hubungan bisnis bisa dengan mudah terjalin.

Sementara orang-orang yang mulai menikmati pesta, Jimin malah tengah mati-matian menahan diri agar tidak melukai pria-pria yang kini menatap Raisya tanpa berkedip. Gadis itu mengenakan dress berwarna mauve satin dengan coat berbulu berwarna putih.

Rambutnya di gerai panjang dengan riasan yang begitu cantik. Tadi ia sudah memarahi Seyon habis-habisan. Ia benar-benar kesal sebab Seyon memang benar menggunakan pakaian yang harusnya menjadi milik Raisya dengan alasan jika Seyon mengira dress itu di buat untuknya dan Raisya supaya mereka bisa menggunakan pakaian yang sama.

Ia juga sudah mengatakan pada Seyon untuk bertemu dengannya lusa nanti untuk membahas konsekuensi atas kelalaian gadis itu. Jimin benar-benar harus memberikan konsekuensi yang tepat untuk Seyon supaya gadis itu tidak bertindak lebih jauh lagi.

Dan kini Jimin tahu betul jika Raisya marah besar padanya. Apalagi kini Raisya sama sekali tidak mau berada di dekatnya dan memilih untuk menghabiskan waktu bersama Cerrys. Meminta Jimin untuk fokus pada kegiatan saja dan tidak perlu menemani dirinya karena sduah ada Cerrys.

Tahu begini, Jimin tidak akan mengizinkan Taehyung untuk mengundang Cerrys kemari. Raisya jadi terus bersama gadis itu dan sesekali mengobrol juga dengan Taehyung sedang Jimin dibiarkan begitu saja seolah tidak ada.

Raisya tidak menampilkan perasaan marahnya, lebih tepatnya belum. Ia tidak bisa beradu argumen bersama Jimin di tempat ini. Ia mencoba menahan diri. Bersikap santai seolah tidak ada apapun yang terjadi. Ia pikir, sikapnya malah akan semakin membuat Jimin merasa bersalah.

Tidak masalah. Raisya memang berniat seperti itu.

"Raisya? You okay?" tanya Cerrys yang kini memperhatikan Raisya yang nampak terus melamun dengan tangan yang memegang segelas jus jeruk.

Raisya mengerjap. Ia tidak fokus bahkan kehilangan fokus. Sebenarnya daripada menahan amarah, Raisya tengah menahan tangis. Ia memang sangat sensitif. Kejadian hari ini jujur saja membuat Raisya terluka.

Ia tidak tahu motif seperti apa yang sebenarnya tengah terjadi. Tapi Raisya benar-benar kesal, marah, dan tidak suka. Ia benar-benar ingin menampar Seyon dan Jimin secara bersamaan. Tapi bukan aktivitas seperti itu yang bisa ia lakukan di tengah keramaian. Apalagi jika orang tahu jika ini hanya perihal kostum.

"No im not. Jika boleh jujur, aku tidak baik-baik saja," ungkap Raisya jujur. Selalu seperti itu juga sikapnya pada Cerrys. Pada Cerrys, ia bisa mengatakan apapun yang tengah ia rasakan.

"Bukankah kalian sebaiknya membicarakan ini? Setidaknya itu akan membuat suasana hatimu membaik," usul Cerrys.

Raisya menggelengkan kepalanya lantas menolehkan kepalanya ke arah Cerrys yang duduk di sebelahnya. "Iya kalau baik, kalau malah jadi semakin buruk?"

Perkataan Raisya tidak bisa dibantah oleh Cerrys. Di situasi seperti ini memang biasanya ada banyak hal yang tidak terduga. Jadi kini Cerrys tidak mau membuat kesalahan dengan memaksa Raisya untuk melakukan hal yang menurutnya baik.

"Menurutmu, apakah aku masih boleh bersikap sabar pada Seyon?" tanya Raisya yang kini tengah memasukkan sepotong cupcake pada mulutnya. Bicara tanpa menolah pada Cerrys dan malah menatap sosok Jimin yang tengah mengobrol dengan rekan bisnisnya.

HAN JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang