Raisya terduduk dengan pandangan lurus ke depan dan Jimin juga melakukan hal yang serupa. Keduanya mendudukkan diri di sofa yang ada di ruang tengah dan Jimin mendudukkan dirinya di samping Raisya.
Fakta yang dia dengar dari mulut Raisya jelas membuat dirinya snagat terkejut. banyak pertanyaan yang bergerumun di kepalanya.
Dari mana Raisya tahu jika Feith adalah mantan kekasihnya? Dan bagaimana bisa mantan kekasihnya menikah dengan mantan kekasih Raisya?
Apa betul itu hanya kebetulan? Jimin tidak mengerti kenapa takdir sebegitu inginnya melihat ia dan Raisya kembali menyaksikan kesakitan masa lalu.
Ia dan Raisya adalah pihak yang sama-sama di campakkan tanpa kejelasan saat itu. apa yang sebenarnya tuhan rencanakan untuk mereka? Apakah tuhan ingin agar dirinya dan Raisya menyaksikan karma karena perbuatan mereka di masa lalu?
Jimin menghembuskan napasnya. Ia jadi bingung harus menyikapi masalah ini bagaimana. Bayangan kepingan masa lalunya kini hinggap ke permukaan. Seseorang yang dulu pernah membuatnya menjadi kacau kini namanya kembali naik ke permukaan.
Feith. Nama yang sudah lama tidak Jimin dengar dan enggan Jimin dengar. Kekasihnya saat masih kuliah dulu. Wanita itu pergi entah kemana tanpa penjelasan dan meninggalkan Jimin begitu saja.
“Aku tahu siapa Feith, siapa Im Seokjin, dan hubungan antara sajang-nim dan Feith.”
Deretan kata-jata yang Raisya ungkapkan membuat hati Jimin bergetar hebat. Selama ini ia tidak pernah menceritakan tentang masa lalunya yang satu itu pada Raisya. Lantas darimana istrinya ini mengetahui hal ini?
Raisya yang semula menatap lurus ke depan kini menolehkan kepalanya ke arah Jimin setelah menghembuskan napas. Ia rasa, banyak hal yang perlu di bicarakan. Termasuk tentang ego.
“Dari mana kau tahu tentang hal itu?” tanya Jimin.
Raisya terdiam. Ia menatap manik Jimin. sejujurnya Raisya kecewa. Kenapa Jimin malah menanyakan hal itu ketimbang langsung menjelaskan ulang padanya agar tidak salah paham?
Namun Raisya mencoba untuk tetang agar tidak menambah masalah yang sudah menumpuk ini. jika ia meluapkan semua emosinya, masalah ini tidak akan selesai saat ini.
“Kenapa menanyakan hal itu? memang fakta apa yang akan berubah jika aku mengatakan dari mana aku tahu informasi itu?” sarkas Raisya. Ia tahu jika kata-katanya belebihan, hanya saja ia juga sedang tidak bisa mengendalikan dirinya sepenuhnya.
“Maafkan aku.”
Raisya memalingkan kembali wajahnya. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa di belakangnya kemudian menutup matanya sesaat guna mencari ketenangan.
“Bagaimana bisa Seokjin dan Feith bisa memiliki anak? Kau tahu informasinya?” tanya Jimin.
“Saat sajang-nim lulus dan kembali ke Korea, Feith menyusul sajang-nim kemari. Namun saat itu, sajang-nim tidak bisa menghampiri Feith karena hari itu sajang-nim disibukkan oleh urusan kantor. Feith pergi ke bar, minum banyak alkohol dan pulang sendirian dengan keadaan mabuk.
“Di tengah jalan, Im Seokjin yang baru saja mengantarkan aku pulang setelah selesai kelas bertemu dengan Feith dan berniat untuk membantu Feith agar pulang dengan selamat karena kasihan. Namun akhirnya karena pengaruh alkohol, Feith melakukan hal itu dengan Im Seokjin.
“Im Seokjin hanyalah pria biasa. Di goda dengan begitu hebat oleh seorang wanita yang mabuk. Mereka sama-sama tidak bisa di kendalikan. dan semuanya terjadi begitu saja.”
Penjelasan panjang yang Raisya rincikan membuat hati Jimin terasa aneh. Ia marah. Marah sekali pada dirinya karena mau bagaimanapun Feith kemari untuk menemui dirinya sampai akhirnya kejadian tidak diinginkan menimpa gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAN JIMIN
RomanceE N D Eight story by: Jim_Noona Pria itu datang saat aku memang sedang membutuhkan uluran tangannya. Kupikir dia hanya ingin sekedar membantuku, tapi ternyata dia juga ingin aku membantunya. "Menikah denganku, maka aku akan menyuntikkan dana sebanya...