EPHEMERAL

340 52 2
                                    

Siang itu matahari cukup terik, bahkan saat Raisya dan Jinae masuk ke dalam ruang lingkup rumah sakit. Cuaca sedang sangat tidak bersahabat karena bisa berganti kapan saja dan dimana saja. jadi, wajar sekali jika rumah sakit ini kini cukup ramai.

Raisya kini menuju ke bagian pendaftaran dan mengambil nomor antri. Namun karena memang sedang ramai dan ia memang harus tetap mengantri, akhirnya Raisya memutuskan untuk mencari tempat makan di sekitaran rumah sakit.

Ia sebenarnya tidak terlalu lapar, hanya saja ia tidak bisa hanya memikirkan dirinya sendiri saat Jinae kini ikut menemani dirinya. setidaknya ini adalah jam makan siang, dan Jinae tidak mendapatkan jadwal istirahatnya.

Sangat egois jika Raisya tidak memberikan jatah makan siang Jinae. Jadi, mereka kini memasuki sebuah restoran sushi. Yang Raisya tahu, Jinae ini suka sekali makan sushi. Ia juga tidak terlalu keberatan dnegan sushi, jadi sekalian saja ia bisa membuat hati Jinae sedikit senang dengan mengisi perut gadis itu oleh makanan kesukannya.

Hitung-hitung Raisya membayar waktu yang Jinae gunakan untuk menemaninya.

"Pesan saja apa yang kau mau. Biar aku yang teraktir siang ini," ucap Raisya yang kini menyodorkan buku menu pada Jinae.

"Tapi sajang—"

"Tidak ada tapi-tapian Jinae, cepat pesan."

Jinae yang tidak punya pilihan kini langsung mengalihkan matanya pada buku menu yang ada di hadapannya. Memesan pesanan yang tentunya tidak memberatkan sang atasan meskipun Jinae tahu jikapun dirinya memesan makanan mahal sekalipun, Raisya tidak akan keberatan.

Hanya saja, Jinae masih tahu batasan. Raisya adalah atasannya, jadi Jinae tidak berani untuk bisa seenaknya pada Raisya kendati gadis itu yang bahkan sering memintanya untuk santai saja.

Mereka makan dengan cukup cepat karena takut jika antrian Raisya terlewat yang akhirnya harus mengantri ulang. Keduanya langsung masuk kembali ke rumah sakit dan kebetulan nama Raisya langsung dipanggil untuk menemui dokter.

Sementara Raisya masuk, kini Jinae menunggu di depan ruangan sambil memainkan ponselnya.

Jinae menunggu Raisya cukup lama. Ada beberapa pekerjaan juga yang sedang menunggu di kantor. Namun ia juga tidak bisa meninggalkan Raisya disini. Jadi, Jinae dengan sabar menunggu. Berharap juga jika atasannya itu tetap dalam keadaan yang sehat.

Tidak berselang lama, Raisya kini keluar dari ruangan dokter dengan memegang sebuah kertas berwarna putih untuk menebus obat yang diperlukan. Jinae tidak banyal bertanya atau bicara, yang ia tahu Raisya hanya kelelahan saja dan butuh banyak istirahat.

Setelah menunggu obat, akhirnya mereka kembali ke parkiran dan masuk ke dalam mobil yang Jimin sediakan karena sopirnya saja menunggu. Mereka kembali ke perusahaan.

.

.

.

Sore ini setelah semua pekerjaan Raisya selesai, ia memutuskan untuk pergi menunggu Jimin di cafe Cerrys sekaligus ingin memesan macaroon. Jika di ingat-ingat, Raisya memang sudah lama ingin sekali makan macaroon. Hanya saja memang tidak boleh sesering itu makan-makanan manis dengan konsistensi yang tinggi.

Suasana sore ini memang cukup mendukung dengan para pengunjung cafe yang lumayan ramai. Untungnya Raisya masih bisa menemukan tempat kosong untuk ia menghabiskan beberapa waktu di sini sambil menunggu Jimin pulang.

Cerrys sedang tidak ada di sini, dan gadis itu bilang akan segera kembali ke cafe tidak lama lagi. Jadi, Raisya sekalian saja menunggu Cerrys. Toh ia yakin Jimin akan lama.

Raisya sudah ditawari untuk masuk saja ke ruangan Cerrys sekalian bermain dengan Teddy yang ada di sana. Hanya saja Raisya menolak karena ia merasa takut. Bagaimanapun itu adalah ruangan kerja Cerrys, ia tidak tahu apa saja yang ada di sana. Jadi, Raisya memilih jalan yang aman untuk menunggu di cafe saja.

HAN JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang