AXIOMATIC

411 62 29
                                    

Hallo Queen?!!!! Aku udah update lagi nih!!!!

Berasa cepet banget udah update lagi. Semoga kalian kenyang dengan asupannya ya cinta hehe.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA

Happy Reading

Jimin benar-benar tidak tahu apa yang harus ia rasakan kala kini kakinya sudah menginjak kembali di tanah kelahirannya. Ia kini tengah menunggu mobil jemputannya yang terkena macet. Padahal, Jimin buru-buru sekali karena ingin segera pulang dan beristirahat. Ia juga ingin memastikan apakah Raisya menggunakan kalungnya atau tidak.

Saat pesta ulang tahun gadis itu di selenggarakan, Ibu dan Ayahnya datang. Mereka sempat mengirimkan foto juga dengan Raisya. Namun Jimin sedih sekali karena tidak melihat kalung itu digunakan oleh Raisya.

Jimin juga merasa iri karena tidak bisa merayakan ulang tahun Raisya bersama. Padahal, itu adalah kesempatan bagus. Jimin tidak bisa melakukannya karena mendadak ada masalah dengan perusahaannya sehingga mengharuskan ia tetap tinggal. Bahkan, ini sudah lewat dua hari dari jadwal kepulangan yang seharusnya.

Mobil yang ia tunggu akhirnya sampai. Sopir yang mengemudi membantu menaikkan koper Jimin sementara ia langsung masuk ke dalam mobil. Taehyung tidak ikut dengan mobilnya karena ia bilang akan di jemput.

Jimin tidak ingin bertanya sebab tahu siapa yang akan menjemput Taehyung. Jadi, Jimin langsung meminta sopir itu untuk mengemudi dengan cepat. Jimin akan pulang ke rumahnya saja. Apartemennya itu sudah tidak diisi banyak barang. Hampir semua barang Jimin ada di rumah itu. Lagipula, ia bisa lebih mengantisipasi jika saja Raisya mau pulang.

Jimin menghembuskan napasnya. Ia menatap ke arah luar jendela mobil. Udara jadi lebih dingin karena sudah mulai memasuki bulan November. Jimin juga sudah menggunakan coat untuk meminimalisir dingin. Ini masih musim gugur dan angin yang membuat hawa dingin itu semakin terasa.

Perasaan Jimin saat ini amat berkecamuk. Ia berharap banyak saat pulang nanti. Ia berharap akan ada Raisya di rumahnya. Ia berharap makanan hangat sudah tersaji dan dIbuat langsung oleh Raisya untuknya. Jimin rindu sekali makanan istrinya itu.

Perjalanan dari bandara ke rumahnya memakan cukup banyak waktu. Namun akhirnya, Jimin sampai di rumahnya juga. Ia langsung membuka pintu rumah dan membiarkan sopir serta para sikmo yang membawakan kopernya masuk ke dalam rumah.

Langkah Jimin kini langsung terhenti. Maniknya langsung membulat dan bibirnya langsung terbuka. Ia melihat ada sosok Raisya yang kini tengah membuat sebuah adonan dengan mixer yang menyala sementara gadis itu tengah memotong beberapa buah.

Jimin berjalan tergesa ke arah Raisya bahkan setengah berlari untuk menghampiri gadis itu. Raisya yang kini menyadari eksistensi Jimin juga tidak kalah terkejutnya. Ia tidak menyangka jika Jimin akan pulang hari ini.

"Raisya?" panggil Jimin saat pria itu sudah berdiri di samping Raisya yang hanya menoleh ke arahnya tanpa membalikkan tubuh ke arahnya. Namun, senyuman Jimin langsung terpatri kala ia melihat kalung yang terakhir kali ia berikan sebagai hadiah ulang tahun kini terpasang di perpotongan leher Raisya.

Jimin menatap Raisya dengan binar mata bahagia. Senyumnya ia kembangkan dengan tatapan tak percaya. "Raisya?" panggil Jimin lagi.

"Apa Sajang-nim? Dari tadi terus memanggilku tapi tid—" ucapan Raisya terpotong karena Jimin langsung membawa dirinya ke dalam pelukan. Padahal, Raisya sedang memegang pisau dan Jimin memeluknya dari samping.

"Sajang-nim lepaskan! Saya sedang memegang pisau!" berontak Raisya yang kini mencoba menggeliat untuk melepaskan pelukan Jimin.

Namun, usahanya sia-sia. Bukannya Jimin yang mengalah, malah Raisya yang harus melepaskan pisau di genggamannya karena tidak mau sampai hal buruk terjadi. "Sajang-nim lepaskan saya!" gertak Raisya lagi.

HAN JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang