CUPIDITY

426 69 7
                                    

Selamat malam Queen. Ketemu lagi sama diriku ehehe.

Wahhh reads udah mau hampir 1000, kalau dalam waktu dekat tembus 1000, aku bakal langsung up new story yang aku janjiin waktu itu setelah IDIOSYNCRATIC yang tinggal 2-3 chapter lagi tamat ya.

Happy reading!!!!!!

Malam ini adalah sabtu malam. Raisya sudah menyelesaikan pekerjaannya, begitupun dengan Jimin yang kini tengah menyeruput minuman matcha yang Raisya buatkan malam ini. Tadinya, Raisya hanya membuatkan minuman itu untuk dirinya sendiri saja, namun saat ia tengah berkecimpung di dapur, Jimin minta untuk dibuatkan sekalian.

Peluncuran produk barunya telah di langsungkan beberapa hari kemarin, dan penjualan meningkat drastis. Respons konsumen sangat memuaskan membuat Raisya benar-benar senang sekali. Karena ada Jimin, ia merasa tidak terlalu sibuk sebab Jimin membantu banyak hal, termasuk perancanaan promosi juga.

Maka dari itu, Raisya bertekad akan memberikan bonus mingguan untuk para karyawan termasuk Jimin juga. Perusahaan juga sedang meraup untung cukup banyak.

Keduanya tengah mendudukkan diri di depan televisi besar yang ada di ruang tamu dengan beberapa kotak pizza dan juga ayam goreng bumbu pedas dan keju. Anggap saja ini party, sebab Raisya memang berniat ingin menonton drama yang akan tayang malam ini. Ia ketinggalan satu episode, jadi dirinya akan menonton dua episode sekaligus malam ini.

Jimin juga nampak tidak protes, malam pria itu ikut menonton dan makan juga. Meski Jimin tidak menonton drama itu dari awal, namun penjelasan Raisya sudah cukup untuk tahu alur cerita sebelumnya.

"Harusnya dia memberitahu wanitanya, kenapa malah di sembunyikan seperti itu?!" kesal Raisya yang kini menyumpal mulutnya dengan sepotong pizza karena kesal. Hatinya dongkol sekali. Sangat terbawa suasana membuat Jimin ingin tertawa bahkan pria itu mati-matian menahan senyumannya karena reaksi Raisya yang tidak ia sangka.

Jimin pikir, gadis ini adalah gadis yang tidak banyak bereskpresi. Atau mungkin saja Raisya hanya bersikap hyperaktif ketika di kamera saja, sebab jika saat bersama Jimin, gadis ini tidak banyak menunjukkan reaksi yang berlebihan.

Sudah seminggu lebih Jimin tinggal bersama Raisya, dan ia menemukan banyak sekali hal mengejutkan. Salah satunya adalah Raisya yang sering sekali menangis tengah malam. Jimin tidak tahu apa yang tengah gadis itu pikirkan, jadi Jimin hanya akan diam saja sambil memperhatikan Raisya yang menangis. Menemani gadis itu sampai ketiduran karena kelelahan menangis dan Jimin akan langsung keluar jika ia sudah memastikan Raisya tidur dengan baik.

"Kenapa? Ada banyak alasan juga kenapa pria itu tidak mau memberitahu wanitanya," sahut Jimin yang kini tengah memasukkan potongan ayam itu ke dalam mulutnya dengan sumpit.

Raisya menoleh ke arah Jimin, ia terkejut juga karena Jimin menyahut kekesalannya. "Tapi bukankah semuanya akan lebih mudah jika dia jujur saja? lagipula wanitanya tidak akan marah dengan kebenaran itu," sanggah Raisya.

Jimin menatap layar televisi itu sesaat sebelum ia menoleh kembali ke arah Raisya yang masih tengah menatapnya. Mereka tidak duduk di atas sofa, melainkan duduk di karpet yang ada di bawahnya, tepat di depan meja kecil.

"Pria itu tidak tahu perasaan wanitanya. Ia tidak tahu reaksi macam apa yang akan wanita itu berikan jika tahu kebenarannya," jawab Jimin.

Raisya terdiam lagi. Menimang jawaban Jimin dalam kepalanya yang ada benarnya juga. Pria itu bukanlah dirinya yang tahu isi hati dua tokoh utama dalam film itu. Perumpamaannya sama seperti pikiran ia dan Jimin. Ia tidak tahu pikiran Jimin seperti apa dan Jimin juga tidak tahu pikirannya seperti apa.

HAN JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang