Untuk yang kesal silahkan luapkan kekesalannya. Selamat membaca skenario drama Im Seyon!!!!!!
Suasana di dalam mobil hening. Bahkan suara mesin mobil saja nyaris tidak terdengar. Baik Jimin dan Raisya sama-sama terdiam dalam waktu yang lama. Bahkan saat ini mereka sudah setengah jalan menuju kediaman keluarga Han.
Raisya tahu jika Jimin kini memiliki banyak pertanyaan dalam kepalanya. Ia juga tahu jika Jimin melihat interaksinya bersama Im Seokjin tadi siang di cafe. Bahkan Raisya juga tahu jika Jimin melihat dirinya direngkuh oleh Seokjin.
Semua informasi itu Raisya dapatkan dari sekretaris Jimin, Ryu Taehyung. Pria itu memberitahu semua yang terjadi pada Jimin selama seharian penuh pada Raisya. Jadi, Raisya tahu masalah apa yang sebenarnya tengah terjadi tanpa harus menerka-nerka.
"Im Seokjin. Dia mantan kekasihku saat aku masih kuliah." Satu pengakuan mengejutkan Raisya lontarkan begitu saja dari birainya. Jimin sampai mengerem mendadak sebelum akhirnya kembali melajukan kembali mobilnya.
"Lalu?" tanya Jimin yang mengindikasikan jika pria itu meminta jawaban yang lebih rinci dari Raisya.
"Dia hanya kebetulan saja bertemu denganku. Kisahku dan dirinya sudah berakhir sejak lama. Alasan dia memelukku juga katanya dia merindukanku. Aku sudah mengatakan bahwa aku sudah memiliki suami, dan dia meminta maaf secara pribadi."
Jimin menghembuskan napasnya. Ia benar-benar tidak tahu harus merespons seperti apa kejadian siang tadi yang bahkan membuat meeting dengan beberapa divisi harus diundur selama satu jam lamanya karena Jimin yang sama sekali tidak bisa berkonsentrasi.
Katakan saja Jimin tidak profesional. Tapi suami mana yang bisa tenang melihat istrinya di peluk oleh pria lain? Jimin bukan salah satu sosok suami yang bisa tenang dengan kejadian itu.
"Maaf aku sempat salah paham padamu, sayang," ucap Jimin lembut dan memanggil Raisya dengan sebutan itu. sebutan yang mereka jarang gunakan.
Raisya menganggukkan kepalanya mengerti lantas merogoh tas belanja yang ia bawa dan mengeluarkan minuman perisa matcha dari dalam sana. Ia menusukkan ujung sedotan di atas cup itu dan menyodorkannya pada Jimin.
"Minum, biar aku pegangi. Sajang-nim fokus saja menyetir," ucap Raisya. Jimin akhirnya menurut. Menyesap minuman yang sebenarnya kesukaan Raisya itu sambil hatinya kembali menghangat meski jujur saja masih ada rasa panas kala ingatan siang tadi kembali menghantuinya.
Setelah Jimin selesai meminum minumannya, Raisya kini memasukkan ujung bekas sedotan Jimin ke mulutnya. menyesap minuman yang tersisa setengah itu pelan-pelan. Berbagi sedotan seperti sudah bukan hal yang aneh. Tapi Jimin tetap senang karena Raisya tidak jijik karena sedotan itu bekas mulutnya.
Lagipula untuk apa jijik? Mereka bahkan telah bertukar air liur juga.
"Sajang-nim belum bercerita bagaimana cara sajang-nim menyelesaikan masalah Seyon. Dan aku yakin sajang-nim membawa aku ke rumah eomma dan appa bukan tanpa alasan."
Raisya langsung bertanya sebab perjalanan tidak akan lama lagi. Setidaknya ia harus tahu situasi yang akan terjadi. Ia tidak ingin hanya diam saja menjadi batu di sana. Setidaknya Raisya harus tahu bentuk penyelesaian masalah macam apa yang telah Jimin lakukan untuk mengatasi masalah ini.
"Aku menurunkan pangkat Seyon menjadi karyawan biasa. Tapi dia menelepon appa, dan akhirnya appa marah. Aku tidak tahu pasti apa yang di katakan Seyon, maka dari itu aku berniat untuk menjelaskannya di rumah dan berbicara langsung."
"Seyon sampai menelepon appa-nim?" tanya Raisya sekali lagi memastikan. Dan respons yang diberikan Jimin sudah jelas berupa anggukkan yang menandakan bahwa apa yang Raisya katakan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAN JIMIN
RomanceE N D Eight story by: Jim_Noona Pria itu datang saat aku memang sedang membutuhkan uluran tangannya. Kupikir dia hanya ingin sekedar membantuku, tapi ternyata dia juga ingin aku membantunya. "Menikah denganku, maka aku akan menyuntikkan dana sebanya...