Queen? Bab ini panjang dan khusus untuk kamu yang malam minggunya kayak lagi di pingit haha. Semoga suka.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!!!!!
Malam itu hanya ada barang Jimin yang tersisa. Dari apa yang Raisya tahu dari Cerrys, Jimin di bawa pergi oleh Ryu Taehyung keluar dari apartemennya. Katanya untuk memberikan dirinya waktu dan memberikan Jimin waktu untuk berpikir.
Raisya tidur lebih cepat dari biasanya. Ia kelelahan karena terus menangis. Ia juga kelelahan akrena berbelanja kebutuhan Bear dan Teddy yang banyak sekali. Karena Raisya lupa menyetok perlengkapan kucingnya, jadi semua bahan sudah hampir habis.
Namun tanpa Raisya tahu, Cerrys, Jimin dan Taehyung sudah berkumpul di apartemen Cerrys yang sudah di bersihkan dari kotoran dua kucing yang bingung ingin pipis di mana. Apalagi kamar mandi selalu tertutup rapat.
Cerrys sudah menyiapkan kudapan kecil yang sempat ia bawa dari cafe tadi saat ia dan Raisya pergi berbelanja kebutuhan Teddy dan Bear. Ia juga membawa beberapa minuman yang tinggal di dinginkan.
Dapat Cerrys lihat bagaimana murungnya sosok Han Jimin. Cerrys tidak tahu bagaimana perasaan Jimin terhadap sahabatnya. Maka dari itu, ia berniat untuk menanyakan hal itu guna memastikan. Cerrys tidak mau Raisya terluka lebih dalam dari ini.
"Han Sajang-nim? Saya boleh bertanya pada anda sebagai sahabat dari istri anda?" tanya Cerrys.
Jimin yang semula tengah sedikit menundukkan kepala kini mendongak dan menatap Cerrys yang duduk di seberangnya. Di sebelahnya ada Ryu Taehyung yang tengah memakan beberapa kudapan. Pria itu pasti lapar karena tidak sempat makan.
"Silahkan, saya akan menjawab sebagai suami dari sahabatmu kalau begitu," jawab Jimin.
Cerrys menganggukkan kepalanya, "Apakah anda sudah mulai menyukai sahabat saya? Kalau iya, apa alasannya? Saya tidak menerima jawaban jika anda mencintai sahabat saya tanpa alasan."
Cerrys menekankan hal itu. Sebab mencintai seseorang pasti ada alasannya. Bohong besar jika seseorang mencintai seseorang tanpa sebuah alasan. Pasti ada alasan, namun barang kali mereka hanya tidak menyadari.
Jimin menghembuskan napasnya pelan. Ini adalah kedua kalinya ia diberikan pertanyaan serupa. Yang pertama oleh Ryu Taehyung dan yang kedua oleh Cerrys Arella.
"Saya juga mulanya tidak menyadari. Tapi saat kami berada di turki, saya merasa aneh. Raisya bisa dengan mudah berbaur dengan saya. Dengan mudah dia bisa membuat saya tidak risi dengan keberadaan wanita. Hanya dia yang membuat saya merasa senang saat ia bertanya banyak hal. Saya merasa di butuhkan. Saya merasa terurus. Saya senang dengan pemikirannya yang hampir mirip dengan saya. Saya suka saat dia bicara banyak hal pada saya. Saya suka, saat saya membuka mata di pagi hari, ada wajahnya yang tersenyum pada saya.
"saya awalnya tidak yakin. Namun akhirnya saya tahu bahwa perlahan saya mulai menyukainya. Saya mulai kecanduan dan ketergantungan pada Raisya. Saya selalu ingin cepat pulang supaya dia tidak menunggu saya lebih lama saat makan malam. Saya selalu ingin melihat ia tersenyum dan saya hanya ingin dia menangis di hadapan saya. Saya ingin menjadi tempat untuk dirinya menangis. Saya ingin menjadi tempat untuk dirinya meluapkan rasa sesak dalam dadanya."
Jawaban panjang dari Jimin membuat Taehyung dan Cerrys terdiam. Bahkan Taehyung yang semula tengah fokus makan kini langsung terhenti. Siang tadi, saat Taehyung bertanya dengan pertanyaan yang sama, Jimin tidak menjawabnya sepanjang ini. Taehyung sampai kaget karena Jimin terlihat serius sekaligus frustrasi.
Taehyung melirik ke arah Cerrys yang tengah terdiam. Sepertinya gadis itu juga sama terkejutnya dengan dirinya atas pengakuan Jimin yang begitu dalam.
"Lalu mengapa Sajang-nim melakukan ini pada sahabat saya? Apakah karena Sajang-nim tidak percaya pada sahabat saya?" tanya Cerrys lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/289189246-288-k823623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HAN JIMIN
Roman d'amourE N D Eight story by: Jim_Noona Pria itu datang saat aku memang sedang membutuhkan uluran tangannya. Kupikir dia hanya ingin sekedar membantuku, tapi ternyata dia juga ingin aku membantunya. "Menikah denganku, maka aku akan menyuntikkan dana sebanya...