Momen di Indonesia nihhh haha
Happy reading ya Queen!!!!
Penerbangan Raisya dan Jimin dilakukan pagi ini, tepat pukul enam pagi. Raisya dan Jimin belum sempat sarapan karena mereka bahkan hampir saja terlambat karena semalam mengobrol sampai pukul dua malam. Akibatnya, tadi pagi, Raisya dan Jimin baru bangun pukul setengah lima dan bahkan tidak sempat mandi. Jimin bilang, mereka bisa mandi di pesawat saja. Jimin juga bilang bahwa mereka tidak perlu tepat waktu. Tidak masalah karena mereka akan menggunakan pesawat pribadi Jimin.
Namun, Raisya bersikukuh untuk tepat waktu. Ia bilang, kasihan dengan pramugari dan juga pilot yang akan bertugas. Padahal, Jimin bisa saja mereschedule penerbangan mereka satu atau dua jam ke depan.
Jadi, kini saat mereka sudah mulai take off, Raisya dan Jimin sudah membuka koper untuk mandi bergantian. Dibantu dengan dua orang pramugari, semua perlengkapan mandi Raisya di siapkan oleh pramugari. Sementara Jimin kini masih duduk diam saja memperhatikan Raisya yang bersikap ramah pada pramugari yang akan membantunya. Tersenyum dan terlihat segan karena menganggap bahwa gadis itu bisa melakukannya sendiri.
Namun, Jimin sudah meminta agar para pramugari itu memperlakukan Raisya dengan baik. Menyiapkan semua hal yang Raisya minta. Tidak ada yang berani untuk menolak sebab ini adalah permintaan dari seorang pemilik perusahaan penerbangan tempat mereka bekerja dan yang tengah mereka layani adalah istrinya.
Raisya kini menghadap ke arah Jimin , berdiri tidak jauh dari Jimin yang masih duduk namun kini mengernyit bingung karena Raisya menatap dirinya dan meminta para pramugari itu untuk pergi. Bukannya pergi ke kamar mandi, Raisya malah menghampiri dirinya. "Ada apa?" tanya Jimin.
Raisya menghembuskan napasnya kesal sebelum akhirnya melipat kedua tangannya di depan dada. "Sajang-nim, tolong minta para pramugari itu untuk membiarkan aku melakukan semuanya sendiri jika aku tidak meminta tolong," ucap Raisya yang kini nampak kesal.
"Kenapa? Ini adalah service terbaik yang mereka lakukan," jawab Jimin.
"Sajang-nim, saya sering menggunakan maskapai penerbangan milik sajang-nim ini, dan servicenya tidak sampai seperti ini. Mereka bahkan bilang akan menunggu di depan toilet sampai saya selesai untuk memastikan saya aman? Bahkan, saat saya naik bussiness class di maskapai ini juga tidak sampai seperti ini pelayanannya!" kesal Raisya. Ia merasa amat risi karena diperlakukan tidak sewajarnya.
Raisya memang suka dilayani, tapi jika sudah terlalu berlebihan, Raisya malah risi. Apalagi ia tahu bahwa yang membuat para pramugari itu melakukan ini adalah karena Jimin. mendadak ia jadi menyesal mengiyakan untuk naik pesawat pribadi Jimin. Harusnya Raisya tetap menggunakan tiket yang kemarin sudah ia beli saja dan pergi terpisah.
"Ini service khusus untuk Nyonya muda Han. Eomma dan Appa juga mendapatkan service seperti ini."
Demi apapun, Jimin ini memang tidak bisa menjawab tanpa membuat perasaan Raisya jadi melunak seperti keju mozarela sepertinya. Raisya jadi punya perasaan yang tidak karuan dipanggil sebagai "Nyonya muda Han" seperti itu.
"Te-tetap saja saya tidak nyaman!" kukuh Raisya yang kini memalingkan wajahnya.
Jimin terkekeh kecil. Ia memperbaiki posisi duduknya dan menegakkan punggungnya sebelum kembali di sandarkan pada sandaran kursi. "Mau langsung mandi atau mandi bersama saja supaya mereka tidak menunggu di depam toilet?"
Sontak saja, dengan cepat, Raisya langsung membalikkan tubuhnya pergi dari sana. Pembicaraan Jimin benar-benar sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Mentang-mentang Raisya sudah berkata akan memberikan Jimin kesempatan, pria itu jadi sudah mulai lebih secara terang-terangan mendenkatinya dengan berani. Apakah keputusan yang ia ambil semalam setelah ciuman itu terlalu cepat?

KAMU SEDANG MEMBACA
HAN JIMIN
RomanceE N D Eight story by: Jim_Noona Pria itu datang saat aku memang sedang membutuhkan uluran tangannya. Kupikir dia hanya ingin sekedar membantuku, tapi ternyata dia juga ingin aku membantunya. "Menikah denganku, maka aku akan menyuntikkan dana sebanya...