Jack menggeram keras, kepalanya terasa berdenyut namun ia perlu berfikir jernih untuk mengambil keputusan selanjutnya. Ia tak boleh gegabah atau rencana yang telah ia susun akan gagal dalam sekejap mata
Awalnya Jack hendak pergi menuju tempat di mana dua pasukannya yang di serang berada, demi mencari tahu pelaku penyerangan. Namun belum sempat ia melangkah tiba-tiba suara Lunar mengalun di fikirannya
"Paduka! Sebaiknya anda segera bergegas menuju Istana."
"Apa maksud mu, Lunar?! Apa telah terjadi hal-hal di luar rencana?" Jack menyahut, dahinya mengernyit curam karena tiba-tiba ia merasakan sesuatu hal yang buruk
"Maaf kan saya Paduka, Raja Smith sepertinya tahu rencana kita. Saya dan pasukan berhasil melarikan diri karena penyamaran kita berhasil terungkap, namun sebelum benar-benar saya meninggalkan Istana beliau- saya sempat mendengar jika Raja Smith akan mengepung Istana kita."
Rahang Jack mengetat, jemarinya mengepal, kepalanya terasa terbakar. Pria tua itu benar-benar licik dan pandai, entahlah mungkin salah satu dari anak buahnya ada yang berkhianat dan membocorkan rencananya. Padahal Jack sudah amat bersih menyusun rencananya ini, berfikir jika tidak satu pun rencananya akan gagal
Namun tanpa ia duga sama sekali, satu persatu rencananya malah berujung gagal. Dan pria tua itu- alias Ayahnya, sangat pintar mengarahkan Istana nya yang memiliki sedikit penjagaan. Jack langsung memutus mindlink Lunar dan segera melesat menuju Istana, tapi sebelum itu ia sempat menghubungi beberapa warior pembantu untuk menangani dua pasukan yang di serang
"Benar-benar sialan! Aku tidak akan segan membakar seluruh tulang belulang pria tua itu." geram Jack, taring-taring nya mencuat seolah-olah siap mencabik mangsanya
Raja Vampir itu melesat dengan amat cepat sampai membuat dahan pohon yang di lintasinya bergerak bak di tiup angin kencang, lolongan Serigala di kejauhan menambah suasana malam kian mencekam. Siapapun, malam ini akan habis di tangan Vampir iblis itu. Tak terkecuali
Jack menyeringai begitu hidung nya mencium aroma sekumpulan Vampir busuk telah singgah di Istana nya, sepertinya ia akan mendapat kejutan sebentar lagi. Jack tak sabar, ia tak lagi perduli dengan rencana-rencana nya yang gagal. Yang ia inginkan hanya segera mengakhiri hidup pria itu agar ia bisa hidup damai dengan mate nya
Brak...
Jack menendang pagar Istana dalam sekali hentak hingga terbuka lebar, para pengawal yang setia berjaga telah terbujur kaku. Matanya menyala bak api neraka yang tengah menjilat-jilat, sejauh mata memandang yang ia lihat hanya kekosongan. Seluruh penjaga Istana yang biasa berjajar di sudut halaman Istana hilang entah ke mana
Kaki nya menghentak santai dengan senyuman merekah yang menghiasi, tangannya terulur membuka lebar pintu Istana yang lagi-lagi tanpa penjagaan. Namun alih-alih melangkah memasuki Istana nya, Jack malah terpaku menatap sosok pria paruh baya yang duduk di singgasananya dengan gaya berwibawa. Seluruh Istana kini beraroma Vampir busuk yang sayangnya berstatus sebagai Ayahnya itu
"Apa aku terlihat cocok berada di singgasana ini, putra ku?" pertanyaan singkat itu nyatanya tak membuat Jack terpancing untuk segera membakar pria itu
Jack berusaha bersikap setenang mungkin agar mangsanya tak membaca pegerakan nya yang mengancam, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana bahan nya seraya melangkah mendekati sosok Smith yang telah berdiri seolah menyambut kedatangannya
"Kau sangat luar biasa duduk di sana, Raja Smith. Tempat itu cocok untuk mu." tukas Jack dengan nada ramah
Smith tersenyum, bukan senyuman senang namun penuh kelicikan. Kakinya menyusuri tangga kecil lalu berdiri tepat di hadapan Jack- putranya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire Love Me
VampireDengan paras yang menyerupai bidadari, Aurora bagaikan bintang di mata para kaum adam. Bersinar dan memukau. Namun sayang, Aurora hanya di anugrahi kecantikan fisik, tidak dengan kepintaran otaknya Aurora begitu lugu, polos seperti kertas putih. Di...