Aurora tak bisa menahan senyumnya saat kedua orang tuanya menelefon tuk memberi kabar jika hari ini mereka sudah kembali pulang ke rumah, selepas pelajaran berakhir dengan semangat yang menggebu- gadis cantik itu langsung menggendong tas Sekolahnya dan berlari menuju halaman Sekolah menemui sopir pribadi yang setia menunggu kepulangannya. Aurora bahkan lupa berpamitan dengan kedua sahabatnya- Miyan dan Hanson"Langsung pulang nona muda?" tanya sang sopir begitu Aurora sudah duduk cantik di kursi penumpang
"Iya pak, langsung pulang saja" sahut Aurora dan diangguki pria di depannya
Mobil mewah itu pun melaju pelan membelah puluhan siswa sekolah yang membubarkan diri. Teringat sesuatu Aurora pun kembali menegakkan tubuhnya, meraih tas sekolah di sampingnya- tangannya kini begitu aktif mencari sesuatu di dalam tas tersebut sampai ia menemukan selembar kertas hasil ujian Matematika yang ia kerjakan mati-matian siang tadi.
Tidak sia-sia Martin mengajarkannya meski dengan cara yang tak biasa, tapi sudah cukup membuat Aurora dan Mr. Grek puas saat melihat angka delapan puluh lima bertinta merah di pojok kanan atas. Itu tandanya Aurora berhasil merubah dirinya sedikit demi sedikit, meski masih menyisakan dua soal yang belum dijawabnya dengan benar. Tapi tak mengapa, hasil seperti itu saja Aurora bukan main senangnya
Nanti saat tiba di rumah Aurora akan memberitahu kepada mommy dan daddynya, mereka berdua pasti sangat senang. Oh tak lupa juga dengan Martin, mungkin ia akan mentraktir pria itu karena telah berhasil membuatnya dua kali mendapatkan hasil ujian yang baik
"Pak sopir tahu tidak hari ini Rora dapat nilai delapan puluh lima, loh! Pelajaran Matematika... "Ujar Aurora memberitahu sang sopir seraya menunjukan hasil ujiannya, padahal sopirnya belum tentu bisa melihat dengan jelas
"Wah hebat nona muda! Saya ikut senang... Nona muda mau dikasih hadiah apa sama saya?" tanya sang sopir seraya melirik kearah Aurora. Pantas saja dari gebang tadi nona mudanya terlihat begitu bahagia
"Ehehe... Gak usah pak, Rora gak mau apa-apa kok. Cukup doain Rora aja semoga bisa bertahan dengan nilai ini"
Sang sopir pun terkekeh sambil mengangguk, nona mudanya itu memang beda dari yang lain. Mungkin jika kebanyakan gadis se usianya akan menagih ini itu jika ditawari, tapi anak majikannya itu punya caranya sendiri. Hanya cukup mendoakan maka bahagia selalu menyertainya. Ia paham jika Aurora amat bahagia saat mendapatkan nilai yang sebenarnya orang lain pun pasti bisa melebihinya, karena selama ini gadis cantik itu cukup di bilang kurang terampil dengan pelajaran akademik nya
"tentu saja saya akan setia mendoakan nona muda" pungkas sang Sopir
Aurora bertepuk tangan seraya berterima kasih setelah mendengarnya, ia sangat tidak sabar sampai rumah dan memberitahu kabar menggembirakan ini kepada kedua orang tuanya
Tring...
Ponsel nya bergetar tanda masuk notifikasi pesan, gadis berparas bidadari itu mengalihkan perhatiannya tuk melihat isi pesan tersebut yang kini saling bersahut-sahutan. Dan ternyata pesan dari Miyan dan Hanson- kedua sahabtnya itu mengiriminya banyak pertanyaannya perihal kejadian sepulang Sekolah tadi
Sambil memukul jidatnya pelan Aurora pun membalas satu persatu pesan masuk itu sebelum kedua sahabatnya mengamuk- ia mulai menjelaskan alasan keterburu-buruannya tadi, sambil menunggu balasannya lagi ia pun iseng men scroll notif lain yang ternyata ada dua pesan dari... Ashton
Mata Aurora melebar, di dorong rasa penasaran ia pun membuka dan melihat isinya
Ashton :
Aku lihat kamu buru-buru banget pas pulang tadi. Kamu baik-baik aja kan, Aurora?
Ashton :
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire Love Me
VampireDengan paras yang menyerupai bidadari, Aurora bagaikan bintang di mata para kaum adam. Bersinar dan memukau. Namun sayang, Aurora hanya di anugrahi kecantikan fisik, tidak dengan kepintaran otaknya Aurora begitu lugu, polos seperti kertas putih. Di...