Jack berteriak murka dan dengan cara membabi buta Raja Vampir itu menghabisi puluhan Vampir liar sebelum berhasil menyentuh mate nya, hanya dalam hitungan detik ruangan itu pun telah dipenuhi puluhan mayat dengan tubuh yang tidak utuh- alias terpisah-pisah.Kini seluruh perhatiannya terfokus ke arah sosok gadis yang terbaring lemah di atas lantai kusam, kakinya melangkah mendekatinya dengan perasaan campur aduk. Pria itu bersimpuh dan menyentuh lengan putih nan mulus yang kini di penuhi memar dan bercak darah dengan sedikit gemetar, Jack merasakan tak ada pergerakan ataupun detak jantung yang terdengar.
"No, no, wake up Baby. Please!" Vampir itu melirih, memohon dengan suara yang terdengar menyedihkan
Mata nya yang memerah mulai memburam dan berkaca-kaca, perasaan nya hancur lebur, ia tak mampu memaafkan dirinya sendiri. Ambilah apapun yang ia miliki asalkan jangan gadisnya, belahan jiwanya.
Dengan hati-hati ia memeluk tubuh lemah Aurora dan mencium setiap inci wajah cantik gadis itu, meresapi setiap aroma candu yang kini bercampur dengan aroma manis darah Aurora sendiri. Didalam hidup Jack ada hal yang tidak ia inginkan, yaitu menyaksikan kematian mate nya sendiri dalam keadaan apa pun itu, ia lebih memilih mati terlebih dahulu dan membiarkan Aurora hidup lebih lama dibandingkan harus hidup tanpa arah tanpa kehadiran mate nya.
"Kau tidak boleh meninggalkan ku, Kitten. Bukan kah sudah berjanji akan belajar mencintai ku, belajar menjadi istri yang baik untuk ku? Kau dengar itu, jangan ingkari janji mu sayang." Jack berbisik di telinga Aurora dengan penuh permohonan
Pria itu ingin sekali marah dan menghukum Aurora karena telah membuat nya sedih dan kacau, tapi ternyata ia tak bisa. Jack terlalu rapuh, Aurora telah membawa sebagian dirinya. Kini tinggalah ia seorang, meraung penuh kesedihan di tengah-tengah hamparan mayat. Mungkin ini adalah karma baginya, karma atas segala perbuatan keji nya di masa lalu. Nyatanya sekuat apapun pengaruh, tahta, dan harta yang ia miliki itu semua tak mampu merubah takdirnya
"Don't leave me alone, please!"
..................
Beberapa hari kemudian pasca kejadian itu berlalu mereka semua sudah kembali ke Istana dan mulai menata hidup yang baru, suasana duka masih terasa namun mereka mencoba bersikap baik-baik saja. Beberapa pengawal berjalan hilir mudik berjaga seperti biasa di setiap penjuru Istana, serta para maid yang tengah sibuk mempersiapkan upacara pelepasan jenazah yang akan di adakan sore nanti
Di danau yang terletak di belakang Istana Bryant tak sengaja melihat sesosok pria tua yang berdiri di tepi sungai sambil termenung, ia memutar langkah dan menghampiri pria tua itu, berniat menghibur atau setidaknya membuat pria tua itu nyaman di kediaman baru nya ini
"Anggap saja Istana ini layaknya rumah mu sendiri, jangan merasa sungkan. Sekarang kau adalah bagian dari kami semua." suara Bryant mengintrupsi membuat sosok itu segera merubah raut wajahnya menjadi tersenyum
Bryant sedikit mendengus melihat senyum ramah Nicholas, gurat kesedihan nampak terlihat jelas di wajahnya, sekalipun pria tua itu mencoba untuk menyembunyikan nya.
"Terimakasih, tapi aku fikir mungkin lebih baik aku kembali."
"Kau akan merasa lebih sedih jika kembali tinggal di sana, setidaknya dengan kau menetap di sini kau tidak akan merasa sendiri. Sekarang tuan muda mu sudah tenang, dia pergi dengan cara yang terhormat."
Nicholas mengangguk, matanya kembali berkaca-kaca. Rasanya sesak sekali mengetahui jika sang majikan telah meninggalkan nya untuk selama-lama nya, selama hidupnya pria muda itu tidak pernah menyulitkan nya.
"Ya kau benar, setidaknya dengan disini aku bisa menyaksikan gadis yang di cintai nya bisa hidup dengan bahagia seperti keinginannya."
Bryant nampak terhenyak di tempat, kesetiaan Nicholas kepada sang tuan muda tak bisa di ragukan ternyata
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire Love Me
VampirDengan paras yang menyerupai bidadari, Aurora bagaikan bintang di mata para kaum adam. Bersinar dan memukau. Namun sayang, Aurora hanya di anugrahi kecantikan fisik, tidak dengan kepintaran otaknya Aurora begitu lugu, polos seperti kertas putih. Di...