"Bagus! Sekarang kau resmi menjadi kekasih ku!"
Nafasnya memburu, ia terbangun dari tidurnya dalam keadaan bingung. Aurora mengernyit dan menatap ke sekitar- ia berada di dalam kamarnya, terbaring diatas ranjang empuk dan terbalut selimut tebal hangat. Aneh! Ia merasa tak asing mendengar suara yang melintas di mimpinya itu
Gadis cantik itu pun beranjak dari kamarnya, berniat mengecek sesuatu. Kaki jenjangnya melangkah lincah meski kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul
Klek...
Kosong dan masih begitu rapi, kemana mommy dan daddynya? Apa mereka belum pulang? Tapi ini sudah tengah malam?
Aurora menggelengkan kepalanya, mengenyahkan perasaan takut yang tiba-tiba melandanya, apa ia masih berada di dalam mimpi? Jika mommy dan daddynya pergi pasti akan memberi kabar kepadanya, tapi ini... Ia dibiarkan kebingungan seorang diri
"Nona muda..."
Aurora berjengit saat wanita paruh baya yang bekerja sebagai maid dirumahnya tiba-tiba menepuk bahunya
"Bibi mengagetkan, Rora!" rengek Aurora sambil mengusap dadanya teratur
"Eh maaf nona, tapi apa yang sedang nona lakukan? Apa nona membutuhkan sesuatu?" tanya sang maid
"mommy sama daddy kok belum pulang?"
Maid tersebut nampak terkejut mendengar pertanyaan anak majikannya itu
"Loh non lupa, nyonya sama tuan kan ada kerjaan di luar kota. Nona muda juga ikut mengantar kepergian mereka sore tadi" tukas maid tersebutAurora menganga, apa katanya... Ia ikut mengantar kedua orang tuanya pergi? Kapan? Seingat Aurora ia tengah mengunjungi Martin lalu.... Lalu...
Bagai sebuah film tiba-tiba ingatannya memutar kilasan kejadian dimana Martin tengah bertarung dengan seorang pria tampan, beradu dengan kekuatan diluar akal sehat dan pada akhirnya Martin kalah dan berakhir terluka parah. Lalu pria asing itu.. Pria asing gila itu mendekatinya dan mengatakan sesuatu
"Bagus! Sekarang kau resmi menjadi kekasih ku!"
Deg....
Pria gila itu! Ia telah menyakiti Martin, ia juga yang menyambangi mimpinya tadi, dan ia juga yang terus mendesak dan mengatakan jika Aurora adalah kekasihnya.
"Bibi! Rora mohon temani Rora tidur malam ini, Rora sangat takut!" dengan wajah yang berubah pucat dan keringat dingin yang mengucur Aurora merengek dan memegangi kedua lengan maidnya, mencoba meminta ditemani tidur
Melihat keadaan anak majikannya yang nampak kacau, wanita paruh baya itu pun tak tega. Bagaimanapun nona mudanya itu sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri. Mungkin saja nona mudanya habis bermimpi buruk
"Apa tidak apa-apa jika Bibi tidur bersama nona?"
"Ck... Bibi aku ini hanya Aurora, bukannya tuan putri. Jadi tidak usah segan. Ayo tidur, temani Rora!" decak Aurora dan langsung menyeret maidnya kedalam kamar
Meski pada akhirnya Aurora ditemani oleh sang maid, tapi tetap saja rasa khawatir kian menderanya. Resah kala ingatan peristiwa kemarin terus menghantuinya, meski kini ia sedikit merasa aman karena ada yang menemani tapi tidak menutupi kemungkinan perasan takut jika pria gila yang memiliki taring dan kuku tajam itu akan mendatanginya
"Ayolah Rora, lupakan itu dan tidurlah cepat!" gadis cantik itu terus merapalkan kata-kata itu, ia berharap bisa lupa dan matanya bisa segera menutup

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire Love Me
VampireDengan paras yang menyerupai bidadari, Aurora bagaikan bintang di mata para kaum adam. Bersinar dan memukau. Namun sayang, Aurora hanya di anugrahi kecantikan fisik, tidak dengan kepintaran otaknya Aurora begitu lugu, polos seperti kertas putih. Di...