"Bagaimana, apa semuanya telah siap?"
"Ya, aku sudah mengumpulkan semua pasukan. Yang mulia takkan menahan-nahan lagi kali ini, satu kelompok akan bergerak malam nanti sebagai pancingan."
"Bagus kalau begitu, Raja tengil itu memang sudah keterlaluan. Yang mulia pasti akan segera menghabisi dan mengakusisi kerajaan nya."
"Ya kau benar. Kita lihat saja nanti, siapa yang akan menjadi pemenang di antara pertengkaran ayah dan anak ini."
Sambil terus mengumpulkan senjata kedua pengawal itu pun tertawa di sela-sela obrolan nya, tak mengira jika ada orang lain yang tengah mendengar obrolan kedua nya. Setelah di rasa senjata itu cukup, kedua pengawal itu pun beranjak keluar dari dalam camp pelatihan
Sementara itu di balik bangunan kokoh yang menjadi tempat para pengawal dan anak buah pria tua- alias ayahnya berlatih, Martin baru saja mengerjap kan matanya lalu bangun dari pembaringan nya. Tidak ada yang menyadari keberadaan nya, termasuk kedua pengawal yang asik bergosip sambil mengumpulkan senjata di dalam camp tadi
Setelah lelah berlatih Martin memang mengasingkan dirinya, beristirahat di belakang camp, di bawah pohon rindang tepatnya. Ia bukannya semata-mata tidak tahu tentang apa yang dibicarakan kedua pengawal itu, hanya saja Martin tidak mau ikut campur. Awalnya seperti itu, tapi setelah mengetahui jika sosok yang memicu keributan yang sempat terjadi di dalam istana kemarin adalah balasan kakak nya karena perbuatan ayah mereka sendiri yang telah mengusiknya. Maka Martin pun mulai membuat siasat
Tak bersekutu dengan ayahnya tak juga berniat membela kakaknya, namun Martin memiliki misi tersendiri. Yaitu menyelamatkan Aurora
Ia merasa bisa memanfaatkan situasi yang tengah memanas ini, meski Jack pasti memerintahkan untuk melakukan pengetatan penjagaan Aurora. Tapi Martin yakin ia bisa menerobos semua itu, berkat informasi yang telah ia kumpul kan selama berminggu-minggu Martin tahu jika Jack menyembunyikan Aurora di Istana nya yang lain. Ia akan berusaha berkali-kali lipat, ia tak mau menyia-nyiakan kerja kerasnya- berlatih sekuat tenaga bahkan sampai bobot tubuhnya berkurang
Itu semua ia lakukan demi Aurora, demi cinta pertamanya. Ya sekarang ia akui jika dirinya memang menyukai Aurora, mencintai gadis itu setulus hatinya. Meski Martin tahu jika Aurora sudah di persunting oleh sang kakak. Ya anggap saja Martin sudah gila, toh di keluarganya memang tidak ada yang waras kan.
Martin melesat dengan cepat memasuki kamarnya, di meja yang terletak di sudut ruangan ada beberapa gulungan lusuh berisi mantra sihir hitam yang berhasil ia curi dari beberapa penyihir Istana. Dan ia sudah mempelajari semua itu, tanpa sepengetahuan Ayahnya- Smith, karena pria tua itu melarang dirinya untuk menggunakan sihir hitam karena dalam penggunaan nya akan ada harga yang harus dibayar. Dan itu berupa nyawa
Martin tidak akan lagi berbuat gegabah, ia sudah memperhitungkan semua rencana nya
"Dan sekarang giliran ku untuk merebut takdir mu, Jack. Aku akan membawa Aurora sejauh mungkin, dan membalas semua perbuatan biadab mu." tekan Martin dengan rahang mengetat
Sekarang ia membutuhkan tumbal untuk melancarkan misinya ini, kakinya melangkah mendekati jendela lalu menatap sesosok gadis kecil yang tengah berlarian mengejar se ekor bayi Cheetah di halaman Istana. Seketika Vampir remaja itu menyungging kan senyum sinisnya, ia telah menemukan mangsanya
"Ini akan menjadi momen yang sangat menyenangkan, mommy akan sangat bangga karena aku akan membuat hidup wanita sialan itu sengsara dan merasakan betapa pedihnya kehilangan seseorang. Hahahah... " tawa iblis Martin mengudara, ia benar-benar berubah menjadi sosok yang begitu nenyeramkan
Tinggal menunggu bom waktu dan semua orang takkan lagi meremehkan nya- menganggap nya sebagai Vampir idiot yang bisanya bersembunyi. Martin akan buktikan dan merubah semuanya, menghancurkan mereka- yang tak pernah menganggap nya ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire Love Me
VampireDengan paras yang menyerupai bidadari, Aurora bagaikan bintang di mata para kaum adam. Bersinar dan memukau. Namun sayang, Aurora hanya di anugrahi kecantikan fisik, tidak dengan kepintaran otaknya Aurora begitu lugu, polos seperti kertas putih. Di...