Aurora menggeliat risih merasa tidur lelap nya terusik, kedua matanya perlahan mengerjap menatap objek visual sempurna di depan matanya
"Kau sudah pulang?" dengan suara parau, Aurora bertanya kepada pria yang tengah mendekap erat tubuhnya
"Ehm..." Jack, pria itu hanya berdeham dan kian mengeratkan pelukannya begitu Aurora hendak meronta. Ia masih merindukan mate nya itu
Aurora mendelik, tak nyaman dengan posisi intim nya saat ini. Ia merasa seperti wanita nakal, sementara umurnya saja baru menginjak tujuh belas tahun dua bulan lagi
"Menajuhlah!" Jack diam, pura-pura tak mendengar
Aurora tak menyerah, ia marah dengan pria itu. Tentu saja, di tinggal dan di biarkan begitu saja di Istana mewah nya sama sekali tak membuat Aurora senang. Meski Jack menyediakan berbagai fasilitas yang di gemari nya, tapi tetap saja Aurora bukan anak bocah berusia empat tahun yang mudah di tipu dengan iming-iming seperti itu
"Rora sedang marah, jadi menyingkir lah atau Rora tidak akan segan-segan memukul mu, Mr. Jack!" ancam Aurora tanpa rasa takut. Meskipun mengetahui Jack bukan lah seorang manusia, tapi Aurora takkan gentar. Sebisa mungkin ia akan melawan
"Silahkan!" dengan enteng Jack malah mempersilahkan Aurora. Ia benar-benar senang menguji kesabaran Aurora, melihat tatapan kesal dan sikap Bosy mate nya adalah sebuah hiburan yang ia tunggu-tunggu
Mata Aurora membelalak kesal, Jack sendiri yang menantang nya jadi jangan salahkan jika pria itu nantinya akan babak belur karena ulah nya
Bugh...
Bugh...
Plak...
Tanpa ampun, tanpa rasa iba, dengan brutal Aurora meninju, dan menampar tubuh kekar Jack bertubi-tubi. Berharap pria itu kesakitan dan menyingkir dari tubuhnya. Tapi melihat reaksi tenang yang Jack tampilkan membuat Aurora sadar, jika pukulannya sama sekali tak berpengaruh bagi pria itu
"AAAAAA... Rora kesal!!!"
Bugh...
Dan itu adalah pukulan terakhir yang Aurora hadiahkan, sebelum gadis itu menyerah dengan nafas tersenggal-senggal. Jack diam-diam terkekeh, Aurora mirip seperti Gorila kecil. Tubuh nya saja mungil tapi tenaga nya cukup lumayan membuat Jack hampir membalas pukulan tersebut jika saja ia tak ingat gadis itu adalah mate nya, permaisuri nya
"Sudah puas?" tanya Jack seraya menaikan sebelah alisnya sambil memamerkan senyuman congkak, Aurora menggeram marah dan berusaha membalikkan tubuhnya membelakangi tubuh Jack
Aurora tak percaya jika pukulannya tak membuat Jack jera malah semakin membuat pria itu senang menantangnya. Padahal jika Hanson nakal dan ia beri pukulan seperti itu, sahabatnya itu pasti akan meringis seraya meminta ampun. Tapi Jack tidak. Aurora sekarang mengerti jika pria itu memiliki kekebalan ekstra, ia harus memikirkan cara melemahkan Jack
Melihat tak ada perlawanan lagi dari mate nya, Jack tak bisa menyembunyikan senyuman nya. Aurora menyerah, tentu saja. Gadis itu bukan lah tandingannya
"Ayo kita makan malam, Bryant bilang dua hari kemarin kau tidak mau makan dan hanya memakan makanan sampah sampai mengotori ranjang ku. Benar begitu?" Jack berbisik tepat di telinga Aurora, membuat gadis itu melotot sekaligus bergidik geli
Sambil mengusap telinganya, Aurora mendengus
"Cih, dasar tukang mengadu!" gumam Aurora merutukki perbuatan Bryant yang mengadukan kelakuannya kepada Jack. Buat sebal saja, fikir nya
"Itu memang tugas nya, mengawasi mu lalu mengadukan setiap aktivitas mu kepada ku" Jack menyahut, suara gumaman Aurora yang terdengar lirih justru bisa ia dengar dengan jelas
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire Love Me
VampireDengan paras yang menyerupai bidadari, Aurora bagaikan bintang di mata para kaum adam. Bersinar dan memukau. Namun sayang, Aurora hanya di anugrahi kecantikan fisik, tidak dengan kepintaran otaknya Aurora begitu lugu, polos seperti kertas putih. Di...