Pangeran Berkuda Putih!

2.9K 137 12
                                    


Kertas hasil ulangan Matematika telah dibagikan oleh gurunya, Aurora perlahan membuka matanya yang dibiarkan terpejam setelah menerima hasil ujian yang tidak ia harapkan hasil nya itu

"Yatuhan! Lagi-lagi kursi terbalik... Astaga!" Aurora melenguh sebal lalu menelungkupkan kepalanya diatas meja setelah mengetahui hasil ujiannya yang mendapat empat

Kecewa, jelas!

Tapi Aurora bisa apa

Miyan dan Hanson- kedua sahabat Aurora yang mendengar keluhan itu langsung mengambil alih kertas ujian Aurora dan melihatnya secara seksama

"Memangnya kemarin kamu dapat berapa?" tanya Miyan- gadis berkuncir kuda

"Hiks... Dapat tiga" jawab Aurora dengan lugunya

"Sudah tidak usah menangis, kan sudah biasa. Aku saja yang kemarin mendapat lima lalu sekarang mendapat dua biasa saja tuh" dengan bangga Hanson menunjukkan kertas ujiannya didepan wajah kedua sahabatnya

"Dasar tolol! Begitu saja bangga..."cibir Miyan seraya melirik sinis kearah Hanson yang tak perduli, gadis itu menggelengkan kepalanya heran. Berbeda dengannya yang mendapat nilai delapan

"Bukan seperti itu, hanya saja Mama ku mengancam akan menyita semua alat lukis jika nilai ulangan ku dibawah rata-rata" keluh Aurora dengan suara serak karena menangis

Untung saja dikelasnya hanya tersisa dia dan termasuk kedua sahabatnya, lantaran dua menit yang lalu sudah memasuki waktu istirahat. Setidaknya Aurora tidak perlu memikirkan gunjingan teman-teman lainnya

Miyan beralih tersenyum dan mengelus kepala Aurora dengan lembut

"Rora jangan nangis lagi ya, lebih baik sekarang kita kekantin. Hanson akan mentraktir kita Sushi, bagaimana mau kan?" Aurora mengangguk semangat dan mengusap air matanya. Berdiri dari duduknya setelah menyembunyikan hasil ujiannya di kolong meja

Memang sangat mudah membujuk gadis secantik Aurora, hanya di iming-imingi makanan pun pasti dengan semangat Aurora akan menurut. Tidak seperti kebanyakan gadis lain yang banyak mau

Miyan dan Aurora berjalan berangkulan keluar kelas, meninggalkan Hanson yang masih terperangah dengan wajah tak percaya akan perkataan sahabatnya yang menyuruh tuk mentraktir makan Sushi

"Sial sekali! Lagi-lagi aku yang di manfaatkan. Untung aku kaya" gumam Hanson dengan percaya diri seraya mengusap jambul rambutnya dan segera berlari menyusul kedua sahabat nya itu

.......................

Setelah berhasil menguras kantong pria malang itu a.k.a Hanson, Aurora dan Miyan kini beralih menuju toilet yang terletak tak jauh dari kantin

Sementara Hanson, pria itu masih di jadikan tumbal tuk membeli Boba milk yang antriannya panjang sekali. Tentu saja belinya masih dengan uang pria itu

"Miyan, Mama ku pasti akan mengamuk jika nilai ku masih dibawah tujuh. Bagaimana ini?" Rengek Aurora, takut mengingat Mama nya yang gila nilai itu

"Ra, kamu itu harus rajin belajar, jangan kebanyakan nyoret-nyoret gambar ini itu mangkannya" wajah Aurora kontan mencebik sebal, curhat dengan Miyan tidak ada baik nya sama sekali. Gadis itu memang selalu saja menghardik hobi melukisnya

"Aku bukannya cuman nyoret-nyoret doang tau! Tapi melukis, kamu tau kan. Itu hobi ku"

"Hobi sih hobi, tapi kalau menyita waktu sampai buat pelajaran lain terbengkalai itu keterlaluan. Sebentar lagi kenaikan kelas, kamu harus bisa negejar nilai" ujar Miyan bak guru yang memberi pencerahan kepada siswanya

Mr. Vampire Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang