Sambil menyesap secangkir darah se ekor Banteng jantan hasil buruan anak buah nya, Jack beserta sang Paman kini tengah duduk saling menghadap di sofa mewah yang tersedia di ruangan pribadinya. Mereka baru saja menyelesaikan obrolan penting perihal rencana pembalasan dendam atas perbuatan Daddy nya
Robert, pria dengan brewok lebat yang menghiasi rahang nya itu nampak terkekeh setelah kedua netra tajam nya menemukan satu figura kecil yang terletak di atas meja kerja sang keponakan, Jack. Robert sangat yakin jika sosok gadis cantik yang menghiasi figura tersebut bukan lah dari salah satu ponakan perempuan yang di kenal nya, mengingat Jack amat menjaga jarak dengan para kerabat lain.
Lalu siapakah sosok gadis yang berani membuat Raja kegelapan yang haus akan darah itu memajang foto nya? Tidak mungkin jika salah satu jalang koleksi nya, Robert sangat mengenal Jack. Pria itu amat mustahil menyukai salah satu jalang yang selalu berganti setiap malam. Robert yakin jika Jack memiliki hubungan khusus dengan sosok gadis muda berwajah malaikat itu, sampai ia mau memajang foto nya
"Seperti nya sudah terlalu lama paman tidak mengunjungi mu, sampai tahu-tahu ada foto gadis cantik yang bertengger menghiasi meja kerja mu" suara Robert memecah keheningan, perkataan nya jelas sarat akan sindiran
Jack dengan ekspresi tenang nya ikut melirik kearah spot yang di bicarakan sang Paman. Itu adalah foto Aurora yang sengaja ia ambil dari salah satu media sosial nya, saat melihat senyum hangat yang terpatri di bibir tipis gadis itu Jack merasa seakan mendapat energi baru- setara dengan meminum lima kantung darah Kijang jantan. Membuat nya merasa kembali hidup
"Wah! Ada apa dengan ponakan ku yang satu ini? Wajah mu menunjukkan seakan-akan gadis itu adalah seseorang yang spesial..." tukas Robert dengan nada takjub, pria paruh baya itu kini bangkit lalu berjalan mendekati posisi Jack dan ikut duduk di samping nya. Matanya berkobar penuh keinginan tahuan
"Hei! Bisa kau kenal kan kepada Paman, seperti nya dia cocok menjadi bi... "
"Dia mate ku, jangan coba-coba mendekati apalagi merayu nya. Paman!" Jack yang menangkap maksud sang Paman dengan cepat menyela, memberi penjelasan sekaligus peringatan telak
Jack takkan memberi toleransi kepada siapapun, termasuk anggota keluarganya sendiri jika berani mendekati atau menggoda Aurora. Gadis itu hanya milik nya
Robert menahan senyum, jadi... Keponakan kesayangan nya ini telah menemukan mate nya? Ia fikir gosip yang tersebar di kalangan para Raja dan Ratu hanyalah sebuah karangan semata, nyatanya terbukti juga setelah Jack sendiri yang mengatakan jika ia sudah menemukan mate nya
"Lalu dimana sekarang calon Ratu mu berada, ayo kenal kan kepada Paman?" Jack mendengus, tak suka dengan sikap Paman nya. Pria itu bahkan tak segan memberi delikan tajam kepada Robert
"Heis! Aku tadi hanya bercanda, jangan di anggap serius. Lagipun aku adalah pria setia, bibi mu satu-satunya wanita yang akan mendampingi hidu ku" Robert yang sadar dengan api cemburu Jack segera memberi kejelasan, ia tadi hanya menggoda Jack saja. Tidak ada maksud terselubung
Jack melega, ia fikir Robert memang akan merebut gadis kecil itu dari pelukannya.
"Dia masih berada di Sekolah nya" lanjut nya
Mata Robert mengerjap, dan sedetik kemudian ia pun menutup mulut dengan kedua tangannya. Jack memutar kedua bola matanya, ekspresi Robert terlalu berlebihan
"Astaga! Jadi kau memacari seorang bocah?!" tuding Robert, dan Jack hampir saja tersedak air liur jika saja ia tak bisa mengendalikan dirinya
"Ya, bisa di bilang begitu" alih-alih membantah, Jack malah meng'iyakan. Melihat sikap Aurora selama ini baginya memang terlihat seperti bocah berusia lima tahun daripada gadis remaja yang akan berulang tahun ke tujuh belas beberapa bulan lagi. Dalam satu waktu Aurora bisa bertingkah mengesalkan sekaligus menggemaskan, unik tapi membuat Jack selalu mengusap dada nya kasar menahan sabar
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire Love Me
VampireDengan paras yang menyerupai bidadari, Aurora bagaikan bintang di mata para kaum adam. Bersinar dan memukau. Namun sayang, Aurora hanya di anugrahi kecantikan fisik, tidak dengan kepintaran otaknya Aurora begitu lugu, polos seperti kertas putih. Di...