Aurora tidak bisa fokus belajar karena mengingat ekspresi wajah Miyan pagi tadi saat ia menceritakan seorang Vampir yang tinggal di rumahnya alias Mr. Jack, sahabat nya itu terus saja menggelengkan kepalanya heran sambil tertawa jenaka setelah mendengar seluruh ceritanya. Aurora bahkan menyumpahi agar kepala Miyan tidak bisa diam dan terus saja menggeleng kesana kemari. Bisakah gadis itu tak menganggap ini adalah lelucon?Ekspetasinya terlalu besar, ia amat mengharapkan jika Miyan dan Hanson mengerti dan bisa membantunya lari dari perangkap Mr. Jack. Tapi ia malah mendapat cibiran, Miyan juga tak segan mengatainya sebagai gadis dengan tingkat halusinasi tinggi. Sementara Hanson, ia belum sempat bercerita kepada pria itu. Aurora sudah tidak memiliki minat, pasti Hanson tak kalah heboh mengejeknya nanti
"Ayo istirahat!" Aurora mendongak dan menatap sosok Hanson yang mendatangi nya sambil menarik-narik kecil rambut nya, sementara Miyan tengah asik mengobrol dengan Gisell- ketua kelas nya. Entah membicarakan hal apa, Aurora tidak mau tahu
Dasar sahabat laknat!
"Ehm- Hanson, Rora malas keluar karena tidak enak badan. Boleh Rora menitip saja?" Hanson mengangguk tanpa banyak berbicara, Rora merasa ada yang aneh dengan sahabat bar-bar nya itu. Tidak biasanya Hanson mengangguk secepat itu, biasanya kan selalu di selipi cerocosan mengundang malu dan ujung-unjungnya ia pun tidak jadi menitip
"Belikan Aurora Hot Dog, tapi jangan pakai saus pedas, yang tomat saja. Dua" Hanson mengiyakan dan langsung berlalu tanpa menunggu Aurora mengeluarkan selembar uang di dalam tas nya
"HANSON! KAU MELUPAKAN SESUATU, TUNGGU!!!" teriak Aurora memanggil Hanson, namun pria itu tak berbalik terus saja berlau
Beberapa teman sekelasnya menatap Aurora penasaran karena teriakannya yang sedikit mengganggu
"Ehehe... Maaf Rora tidak sengaja" lantas Aurora pun memberikan cengiran kuda, merasa tidak enak dengan teraiakan menggelegarnya
Beberapa menit kemudian rasa bosan menunggu Hanson yang tidak kunjung datang, Aurora pun memutuskan pergi ke toilet. Hal itu pun tidak luput dari penglihatan Miyan yang memang tengah memperhatikan nya
"Mau kemana, Ra?"
"Toilet" dengan cuek Aurora menjawab pertanyaan Miyan dan segera berlalu, ia masih kesal dengan gadis itu
Sedangkan Miyan, gadis bernetra hijau safir itu menggaruk surainya tak gatal.
Kenapa nada suara Aurora jutek seperti itu? Fikir Miyan
"Kalian sedang musuhan?"tanya Gisell penasaran setelah melihat sikap Aurora yang berubah ketus
"Ah mood dia memang seperti itu, berubah-ubah" sahut Miyan seraya mengedikan bahunya, ia hanya menganggap hal tadi sebagai angin lalu
Gisell pun hanya ber oh ria dan kembali melanjutkan obrolan mereka yang tertunda
...........
Aurora mengusap peluhnya di dahi dengan punggung tangannya, kenapa bisa amat melelahkan hanya berjalan ke toilet saja. Fikirnya
Tubuhnya lemas seperti kekurangan darah, ia ingat jika semalam pria brengsek itu sempat menghisap darahnya dari leher mulusnya. Mungkin efeknya baru terasa oleh Aurora, tapi se tidaknya ia masih sanggup berjalan
Saat Aurora berbelok ke persimpangan koridor tiba-tiba ada seseorang yang menghalangi langkahnya. Begitu tepat di depannya sampai ia tak biaa menahan tubuhnya sehingga benturan pun tak dapat di hindarkan.
Ringisan keluar dari mulut Aurora begitu dahi dan hidung mancungnya menjadi korban benturan benda padat,
"Ugh! Hidung dan dahi Rora sakit tau, kau harus bertanggung jawab!!!"
sambil mengusap hidung nya Aurora mendongak menatap sang pelaku

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Vampire Love Me
VampirDengan paras yang menyerupai bidadari, Aurora bagaikan bintang di mata para kaum adam. Bersinar dan memukau. Namun sayang, Aurora hanya di anugrahi kecantikan fisik, tidak dengan kepintaran otaknya Aurora begitu lugu, polos seperti kertas putih. Di...