TREAT YOU BETTER (3)

631 84 111
                                    

"Shoyo~," /grep, Kiyoomi menangkap tangan Shoyo. Larinya tak begitu kencang, tapi cukup sulit karena jalanan sangat padat.

Tepat saat Shoyo berbalik, Kiyoomi menarik tubuh Shoyo, mendekapnya, lalu menggunakan tangan satu lagi untuk mengangkat dagu Shoyo. Mencium mesra bibir plum yang selama ini dia idam-idamkan.

Duarr..duarr.. blarr
Kembang api yang meletus menjadi background ciuman pertama dua insan itu. Lembut, tanpa kuluman, hanya bersentuhan bibir. Namun, sangat hangat. Menjalari tubuh keduanya. Membuat mata tak sanggup membuka.

Shoyo mengalungkan tangannya di pundak Kiyoomi, berjinjit karena perbedaan tinggi yang begitu jauh, dan merapatkan tubuhnya ke dalam pelukan Kiyoomi.

Merasa mendapat izin, tangan Kiyoomi yang menganggur membalut erat pinggul ramping Shoyo. Tak melepas ciuman, dia memiringkan kepala, membuka sedikit mulut, dan mengulum bibir manis Shoyo.

Permen di tangan Shoyo jatuh saat dia merasakan lidah Kiyoomi membelai bibirnya. Dia membuka mulutnya juga, membiarkan lidah Kiyoomi berkunjung ke gua basahnya. Menyalami lidahnya, dan membelai deretan gigi rapi dari dalam.

Detik demi detik berlalu.
Menit menyusul, hingga kembang api telah padam.

Ciuman dua orang itu tidak berhenti namun tidak juga berlebihan. Menikmati kembang api di dalam hati mereka.

"Hahhh," akhirnya Kiyoomi melepas bibir Shoyo, memandang pada wajah yang kini tepat di depan hidungnya. Wajah cantik dengan manik jingga, sebutir kristal air mata menitik di ujung mata bulatnya. Bibirnya merah merekah dan sedikit bengkak karena ciuman dari Kiyoomi. Dan, nafas tersengal yang disebabkan kurangnya pasokan oksigen.

Pandangan Shoyo berkabut, dia terbawa suasana. Orang yang di hadapannya ini begitu indah. Begitu tampan. Begitu tulus. Ciuman tanpa birahi, hanya ungkapan cinta.
Murni.
Debaran jantung Shoyo tak bisa diajak kompromi.
Berdebar seperti hendak meloncat keluar. Mati-matian Shoyo menahan diri agar tidak ambruk. Kakinya mendadak lemas, kehilangan pijakan. Hanya dengan ciuman saja dia sudah tak berdaya. Orang ini benar-benar luar biasa.

"Sho, I love you," ujar Kiyoomi.

"I think, me too," Shoyo mengecup bibir itu lagi.

Kiyoomi memangku tubuh Shoyo yang dibalut yukata oren, dan berjalan ke tempat yang dimana mereka bisa lebih leluasa berciuman tanpa diganggu.

Di sebuah pohon, di belakang tempat festival, Sakusa Kiyoomi meng-kabedon Shoyo. Tangan kirinya menahan badannya di pohon, sementara tangan kanannya membelai mesra garis wajah Shoyo. Menjelajahi setiap inchi lekuk wajah mentari terbenam itu.

Shoyo yang kegelian karena sentuhan itu hanya bisa menutup mata. Sentuhan Kiyoomi sangat lembut, tidak terburu-buru, dan tentunya tidak mengejar nafsu.

"Mmmhh," Shoyo tanpa sadar menggeram karena geli. Wajahnya memerah karena panas dan malu. Bisa-bisanya dia terangsang hanya karena sentuhan. Gawat.

Kiyoomi yang melihat reaksi Shoyo mendadak bersemangat. Dia langsung melumat bibir Shoyo dan tangan kirinya menarik pinggang Shoyo untuk merapat dengan badan bagian depannya.

Mata Shoyo terbelalak karena pergerakan tiba-tiba itu. Ternyata Kiyoomi bisa ganas juga.

Tanpa ampun, Kiyoomi mengulum, menjilat, menghisap bibir plum itu. Nafasnya menderu melalui hidung. Tangan kanannya beralih mengusap lembut kepala belakang Shoyo, hingga membelai lehernya.

Ciuman itu turun ke leher, menjilat dan menggigit leher putih si jingga. Meninggalkan satu cupang di leher sebelah kanan.

Kiyoomi berhenti, menatap wajah Shoyo.

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang