Cara Lupakan mu

612 55 18
                                    


"Aku sudah selesai, kau bisa mandi sekarang," ucap seorang wanita berambut hitam panjang sepinggang sambil melilitkan handuk di kepala. Ia melangkah keluar dari kamar mandi melewati seorang pria yang masih terduduk di ranjang sambil menghisap rokok.

"Aku tak tau kau merokok," katanya, lagi. Kini wanita cantik itu sedang memakai piyama yang ia ambil dari lemari. Tangannya cekatan mengancingkan setiap buah baju dan dalam semenit ia sudah berpakaian rapi. Kemudian duduk di kursi meja hias lalu mulai mengeringkan rambut.

"Fhuuuhh~," sang pria mengembuskan asap rokoknya, panjang.

"Aku baru saja mulai merokok kembali. Saat bersama Shoyo aku tak pernah merokok karena dia tidak tahan dengan asapnya," ujar pria itu.

"Lalu, bersama ku tak masalah?" Tanya wanita itu sinis. Meski tidak saling mencintai, dia berharap mereka tetap saling menghargai. Contohnya tidak membahas mantan setelah mereka baru saja bercinta.

Pria itu terdiam sejenak. Menatap pada wanita yang balas menatapnya dari pantulan cermin. Beberapa detik saling diam, pria itu mengalihkan pandangan. Kembali menghisap rokok dengan nikmatnya.

"Hahh, mari bekerjasama dengan baik. Sudah ku katakan, aku tidak akan mencampuri urusan pribadimu," ujar wanita itu.

"Aku tak masalah. Toh, kini aku tak lagi punya urusan pribadi," balas pria itu.

"Melihatmu masih bisa bercinta denganku, apakah itu artinya kau biseksual, bukan gay?" Tanya wanita itu menyelidik.

"Bercinta tak harus cinta. Dan untuk selera, benar pernyataan mu. Aku tak masalah selama itu bisa ku masuki," jawab pria itu, acuh tak acuh.

"Huh, jawabanmu sangat kurang ajar. Tidak cocok dengan citra mu yang sopan dan baik." Wanita itu mendengus sebal.

"Aku hanya menjawab apa adanya. Dan, aku tak pernah mengatakan bahwa aku orang baik," ujar pria itu. Rokoknya telah sampai di ujung. Ia mematikan api rokok lalu meraih handuk. Melilitkan di pinggang dan masuk ke kamar mandi.

Bunyi air terdengar mengguyur ubin kamar mandi. Wanita di depan meja rias telah selesai dengan aktivitas mengeringkan rambut. Ia beranjak dan tiduran di kasur.

"Terlihat aku takkan pernah ada di matamu. Kau bahkan bercinta tanpa menatapku, tanpa mencium ku, dan tanpa menyebut namaku. Sepertinya kau sedang membayangkan dirinya kala menggauliku," ujar wanita itu pada udara kosong. Walau tidak cinta, sakit juga jika diperlakukan begini.

Mereka memang menikah karena dijodohkan. Perjodohan yang tak bisa sama sekali ditolak.

Ayah Kiyoko jatuh sakit karena perusahaan mereka mengalami defisit dan hanya keluarga Azumane yang sudi membantu mereka. Tapi sebagai balasannya, mereka menjodohkan Kiyoko dengan anak tunggal mereka, Azumane Asahi. Orang tua Asahi khawatir karena anak semata wayang mereka mengencani seorang pria.

Pernikahan berlangsung secepat mungkin dengan persiapan yang seadanya. Tepat setelah upacara pernikahan selesai, ayah Kiyoko meninggal dunia dan perusahaan mereka merger dengan perusahaan Azumane. Dan Kiyoko kini telah menjadi Nyonya Azumane.

Seminggu yang lalu mereka tidak sempat bulan madu karena proses pemakaman sang ayah. Baru inilah kali pertama Kiyoko dan Asahi saling sentuh. Meski tidur satu ranjang, Asahi tidak mendaratkan tangannya sekalipun pada Kiyoko.

"Kita harus punya keturunan. Demi itulah kita menikah. Aku tidak begitu peduli pada perasaan karena bagiku keluarga adalah segalanya." Itulah yang diucapkan Kiyoko tadi pagi sehingga Asahi setuju untuk bercinta dengannya. Tapi, seperti yang sudah diperkirakan, Asahi tidak melakukan itu dengan perasaan.

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang