TREAT YOU BETTER (5) FINAL

808 90 165
                                    

Oikawa Tooru.
Sejak kasusnya yang meledak beberapa waktu lalu, Oikawa terpaksa mengurung diri di apartemennya. Dia tak bisa menampilkan wajahnya lagi di depan publik. Bersyukurlah karena selama ini tidak ada yang tau alamat rumahnya. Sebab, saat berkencan dia hanya akan menemui mereka di tempat si wanita. Atau hotel yang mereka pesan.

Begitu mengenaskan kehidupan yang Oikawa lalui beberapa waktu ini. Semua barang pemberian pacar-pacarnya diminta kembali. Mereka mengancam kalau tidak dikembalikan akan lapor polisi. Dia tak bisa bekerja karena semua orang tau wajahnya. Untung saja tetangganya tak tau dengan wajahnya. Sebab, dia memang jarang pulang ke rumah.

Dari SMA Oikawa hidup sendiri. Orang tuanya meninggal karena penyakit jantung. Membiarkannya menghidupi dirinya sendiri di usia lima belas tahun, tanpa harta benda sedikitpun. Kecuali apartemen usang dengan satu kamar dan furniture murahan hampir tak layak pakai. Hidup mereka cukup miskin hingga Oikawa sering berbohong pada temannya di sekolah, agar tidak malu.

Oikawa memiliki wajah yang tampan dan berbakat di bidang musik. Tak menyangka saat dia diajak untuk bergabung dengan sebuah band, dan akhirnya menjadi terkenal.

Namun, semua hal yang dia bangun bertahun-tahun hancur dalam sekejap gara-gara si bangsat itu. Bangsat yang sekarang sedang tertawa bahagia sementara dia menderita.

"Aku akan menghancurkan mu," geram Oikawa. Ponsel di tangannya menampilkan foto seorang pria bersurai jingga sedang memegang hasil USG.

.
.
.

"Omi, kamu yakin tak mau pulang ke rumah saja? Sudah berbulan-bulan kita tinggal di rumah sakit. Aku belum pernah lihat rumah baru kita," ujar Shoyo di suatu pagi.

Memang, bahkan setelah menikah, mama Kiyoomi memaksa Shoyo tetap tinggal di rumah sakit. Kamar inap itu kini sempurna disulap jadi hotel. Kasur king size, lemari pakaian, kulkas mini, dan masih banyak lagi furniture lain layaknya kamar pribadi.

"Setelah bayi kita lahir, kita akan pulang. Aku janji," ucap Kiyoomi. Dia mengelap bekas bubur di bibir Shoyo.

"Hng, aku bosan," ujar Shoyo.

"Mau jalan-jalan?" Tanya Kiyoomi.

"Benarkah?" Mata Shoyo sontak membulat, penuh harap. Selama ini dia hanya berkeliling rumah sakit dan tak pernah keluar. Meski ukuran rumah sakit ini cukup besar, fasilitas lengkap, tetap saja akan bosan. Apalagi sudah satu bulan Alisa tak berkunjung karena ada syuting di Cina. Shoyo sangat kebosanan.

"Ya, baiklah. Kita akan kabur. Sore ini kita ke taman hiburan ya," ucap Kiyoomi. Membelai surai jingga itu.

"Hungg, maacii baby~," cup. Shoyo mengecup pipi Kiyoomi.

"Apapun untukmu, sayang," Kiyoomi balas mencium pipi Shoyo juga.

.
.
.

Dengan sembunyi-sembunyi, akhirnya mereka bisa jalan-jalan keluar. Perut Shoyo kini sudah sangat besar. Satu bulan lagi dia akan melahirkan. Selama kehamilan, kondisi tubuh Shoyo tidak terlalu baik. Berbagi kehidupan dengan manusia lain agaknya memang tidak cocok untuk pria, apalagi dengan rahim tidak sempurna.

"Huff, aku lelah!" Ujar Shoyo saat mereka baru saja berjalan beberapa menit.

"Mau istirahat?" Tanya Kiyoomi, menunjuk sebuah kursi taman yang kosong. Mengangguk, Shoyo setuju.

"Aku beli minum dulu, kamu mau titip apa?"

"Es krim stroberi, pizza waffle, shortcake, puding, dessertbox, milkshake, boba--"

"Sayang, satu-satu. Nanti perutmu sakit," Kiyoomi memotong perkataan Shoyo.

"Tapi aku ingin semua, hikks,"

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang