SAMPAI TUTUP USIA(1)

816 76 65
                                    

Gomenasai~
Lama ga up😓
Makasih udah mampir buat baca❤️💖







"Tuan, kita sudah sampai," sopir menatapku dari kaca mobil. Aku yang sejak tadi melamun segera tersadar dan mengangguk. Seorang pria tua membukakan pintu mobil dan menuntunku masuk ke dalam museum.

Dingin.
Hening.
Damai.

Ciri khas sebuah museum.

Pengunjung dengan tertib bergerak dari satu karya seni ke karya seni lainnya. Ada beberapa rombongan yang dipandu oleh instruktur, dan banyak pengunjung mandiri lainnya yang melihat sendiri-sendiri.

Seorang wanita cantik melambaikan tangannya padaku. Ia memintaku bergabung dalam kumpulan lima orang lainnya yang tengah menikmati sebuah kriya seni keramik berbentuk piringan bulat sempurna.

"Ah, Tuan dan Nyonya, perkenalkan, ini sepupu saya yang baru saja kembali dari London, Akashi Keiji. Dia bekerja di salah satu museum di sana. Dan dia juga seorang lulusan RCA," Kiyoko memperkenalkan ku pada kenalannya. Aku bersalaman satu per satu.

"Wow, RCA terkenal dengan lulusannya yang gemilang di bidang seni, sudah menjadi informasi umum," ujar salah seorang dari mereka.

"RCA? Bukankah karya seni di depan kita juga hasil kerajinan dari seorang seniman lulusan di sana juga?" Yang lain menimpali dan menuntun obrolan kembali ke topik semula.

"Ah, benar juga. Nah, Keiji, sebelum kedatangan mu, tadi kami membahas karya seni ini. Lihatlah, ini adalah karya dari 'HS'. Informasi tentangnya sangat tidak banyak. Yang kami tau sejauh ini hanyalah dia merupakan lulusan RCA dan merupakan seniman bebas yang tidak memiliki relasi dengan pihak manapun," Kiyoko menunjuk sebuah inisial di tepi piringan. 'HS', dua huruf yang ditorehkan dengan cat emas. Bentuk hurufnya meliuk melengkung indah. Jika tidak cermat, kau hanya akan menganggap itu merupakan salah satu dari gambar dekorasi.

"Tapi dari yang kudengar, dia bekerja sama dengan perusahaan Hanasegawa grup. Tau, kan? Rumah lelang yang terkenal itu," salah seorang nyonya membuka suara.

"Benar. Apalagi tiga dari empat karya seninya disimpan di museum Hanasegawa, pasti mereka punya hubungan,"

Aku tidak paham dengan bahasan ini. Jujur saja, aku tidak begitu mengikuti perkembangan seni di Jepang sejak berangkat ke London enam tahun lalu. Tiga tahun kuliah dan tiga tahun bekerja. Kembalinya aku ke Jepang pun hanya karena permintaan nenek.

"Ah, Akashi-san mungkin belum tau. Tapi seniman HS ini sedang naik daun dalam dua tahun terakhir. Namanya meroket setelah karya yang dikirim secara anonim ke sebuah museum kecil di Kyoto terjual dengan harga fantastis. Lalu tiga karya berikutnya muncul. Tidak ada yang tau keberadaan dari seniman HS. Sangat sulit mencari informasi tentangnya," Tuan ber-tuksedo rapi dengan murah hati menjelaskannya padaku.

Jika itu berita dalam kurun waktu dibawah enam tahun, wajar aku tidak tau.

"Lalu, bagaimana karya ini bisa sampai ke museum ini?" Tanyaku.

Kiyoko hanya tersenyum simpul, ia memperbaiki posisi kacamatanya dan dengan bangga mengeluarkan ponselnya.

"Suamiku lah orang yang pertama kali membeli karya seni HS dengan harga fantastis. Dia membeli piring ini sebagai hadiah untukku," jelasnya.

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang