Sisa Rasa

744 62 138
                                    

Tokyo, Aug. 2019

Sentuhan lembut mentari membelai menyapu seisi ruangan. Kamar yang bersisian dengan jendela kaca menampilkan panorama kesibukan hiruk pikuk ibukota.

Aku merenggangkan tubuh, menarik lengan di kedua sisi dan menghirup nafas dalam-dalam.

Pagi indah. Seperti biasanya.

Mataku bergulir ke seisi ruangan. Menyisir mencari keberadaan yang tersayang.

Ah, itu dia. Seorang pemuda tampan dengan tubuh kekar yang sedang membuat santapan di dapur.

Boxer pendek berwarna maroon dan apron yang menutupi dada telanjang tanpa sehelai benang. Penampilan yang sungguh menggiurkan untuk sarapan pagi.

Aku bangkit dari ranjang, berjalan pelan menuju dapur yang hanya beberapa langkah.

Aroma manis pancake tercium, pun bersama sirup maple yang disiramkan di atas tumpukan kue manis tersebut. Buah beri biru diletakkan dengan cantik di atasnya lalu mentega yang telah dilelehkan juga menambah dekorasi mahakarya sang pemuda.

"Sayang~" tanganku menggelung sempurna, melingkari perut kotak-kotak dibalik apron. Berbisik manja di daun telinganya.

"Um? Sudah cuci muka?" Ia meletakkan piring kedua dan kemudian berbalik, menghadapku. Mencium dan membelai lembut keningku.

Aku menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaannya.

Sang dominan mengangkat tubuhku, mendudukkan di atas meja dapur yang telah dikosongkan. Di samping microwave yang sedang memasak pasta kesukaanku.

Tangan kokohnya menahan pinggangku, menarik ke arahnya. Sementara tangan satu lagi mengelus pelan pipi hingga pangkal telingaku.

Aku membalas dengan memeluk lehernya, mencium puncak kepala si surai hitam lembut.

Chuup.

Ia mengecup pipiku. Membuat mataku sedikit terpejam karena kelembutannya.

"Tunggu sebentar, ya." Ia pergi membawa dua piring pancake tadi ke meja makan dan kembali dengan sekotak tisu basah.

Dengan lembut, si dominan ini menyeka wajahku. Sapuan hangat penuh kasihnya terasa memabukkan. Wangi tisu basah menggelitik hidungku, enak.

Ting.

Kotak elektrik di sampingku memberi tanda bahwa dia sudah selesai mengerjakan tugas.

Dominan kesayanganku dengan cekatannya mengeluarkan mangkuk dan menaburkan daun parsley untuk mempercantik isi mangkuk.

Ia berjalan ke depan, meletakkan mangkuk berisi pasta tadi dan menyiapkan jus jeruk untukku. Dia sendiri minum kopi tanpa gula seperti biasanya.

Kembali ke dapur, si dominan lagi-lagi memangku ku, membawaku ke meja makan tanpa menginjakkan kaki. Begitu manja aku dibuatnya.

Kami sarapan dengan tenang, penuh kasih dan keromantisan. Tatapannya membuatku tau bahwa aku dicintai. Bahwa aku disayangi. Bahwa aku dihargai.
Begitulah yang selalu dia berikan. Cinta dan ketulusan, yang membuatku nyaman.

Reykjavik, Jan. 2022

Kota yang tenang dan damai. Sudah hampir tiga tahun aku menetap di sini. Bekerja sebagai seorang penulis profesional membuatku bisa berkerja dimana saja tanpa terikat waktu. Awal tahun ini aku berencana mengeluarkan sebuah buku baru sebagai referensi untuk resolusi tahun baru.

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang