Atsumu meyakinkan dirinya bahwa dia tidak tertarik dengan percintaan. Ia fokus pada voli tanpa mempedulikan para gadis yang mengangumi. Atsumu juga tidak segan-segan memberikan tatapan dingin pada siapapun yang berani mengganggu konsentrasinya dalam bermain. Pernah suatu waktu itu memelototi seorang siswi yang tengah bersemangat mendukungnya. Atsumu memberikan tatapan jijik, membuat si gadis cantik itu ketakutan hingga menangis.
"Hei, lembut lah sedikit. Kalau begitu terus kau bisa-bisa tidak akan punya pacar," ucap Suna suatu hari.
Atsumu hanya balas mendecih kesal.
"Aku tidak butuh pacar yang mengganggu permainan ku. Mereka seperti serangga yang berteriak tidak karuan," ucap Atsumu membalas.
"Hei, itu sedikit keterlaluan..." Suna tak habis pikir dengan sifat buruk Atsumu. Pria yang memiliki senyum licik ini sungguh orang yang picik. Dia menganggap dukungan yang luar biasa itu hanya sebagai pengganggu. Padahal banyak tim di luar sana yang iri dengan supporter mereka.
"Huh, kalau begitu, pacaran saja terus dengan bola voli!" Dengus Suna. Ia menyesal sudah bicara dengan Atsumu. Ini hanya membuat mood-nya jadi buruk.
Tapi ideologi Atsumu itu terpatahkan ketika ia bertemu si mentari. Gagak jingga berparas indah dari Karasuno. Bahkan pesona si cantik sukses menyihir Atsumu yang berkata bahwa cinta itu merepotkan.
Setelah kekalahan dengan Karasuno, Atsumu dan tim pulang dalam suasana hati muram. Beberapa anggota memilih kembali ke rumah sementara sebagian memilih tetap di penginapan supaya bisa menonton pertandingan berikutnya. Atsumu salah satu yang menetap di sana.
Pertandingan masih berlangsung beberapa hari. Atsumu menetap hingga hari terakhir Karasuno di sana. Ia diam-diam memperhatikan si jingga dari jarak yang cukup jauh.
Atsumu tak berani menghampiri Shoyo sebab terlalu malu dan takut. Ia gugup bahkan hanya karena kontak mata tak sengaja dengan si jingga. Sampai akhir, Atsumu tak berani mengajak Shoyo berbicara.
"Mau sampai kapan diam seperti ini? Ajaklah dia bicara, minta kontaknya, dan.. tara~~ selesai. Jangan jadi bodoh seperti ini!" Ucap Osamu geram. Dia terpaksa menemani Atsumu di sini karena perintah pelatih. Itu membuatnya kesal setengah mati karena tak bisa pulang sementara teman yang lain sudah kembali ke rumah.
"A-aku ... Aku ... Takut..." Ucap Atsumu gugup. Osamu menatap dengan amat kesal. Ingin rasanya dia memukul kembarannya hingga pingsan lalu memasukkan ke karung dan menyeretnya pulang.
Ughh. Osamu hampir gila dibuat kembarannya yang bodoh ini.
"Terserah! Pokoknya hari ini aku pulang!" Ucap Osamu, kesal, kemudian berputar haluan dan kembali ke penginapan.
Atsumu hanya dia menunduk. Ia meraih kamera di lehernya dan mengecek beberapa foto si jingga yang ia ambil selama pertandingan berlangsung.
Setelah Osamu pergi, Atsumu memutuskan untuk berkeliling sebentar. Osamu benar, ini hari terakhirnya sebab Karasuno sudah kalah. Jika ia tak juga mengajak si jingga bicara, maka mereka akan selesai sebelum memulai.
Namun ketika Atsumu berjalan tanpa arah, tak sadar rupanya ia tiba di sebuah penginapan kecil yang digunakan Karasuno sebagai penginapan mereka. Atsumu kaget saat melihat si mentari muncul dari pintu depan sambil meregangkan tubuh. Atsumu begitu terpana hingga hampir saja ia lupa mengabadikan momen berharga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube
FanfictionPINDAH KE BOOK SATUNYA, YA