"Maaf, Bokuto-san, tapi aku suka perempuan," ucap Akaashi ketika pria tampan yang selama ini ia anggap sahabat itu mengungkapkan perasaan.
Bokuto Koutaro, atlit senior yang kini sudah pensiun dan fokus menjadi bintang iklan olahraga. Ia juga kadang mengisi beberapa acara yang bertemakan seputar sport.
Bokuto dan Akaashi sudah bersahabat sejak lama. Cinta yang sudah lama tumbuh itu akhirnya Bokuto coba ungkapkan. Namun sayang, rupanya ia tak menyadari bahwa sahabatnya bukan penyuka sesama jenis.
Apa mau dikata, itu bukan sesuatu yang bisa dipaksakan.
"Maaf, Bokuto-san, harusnya aku memperjelas itu sejak awal," ucap Akaashi lagi karena perkataannya tadi tidak mendapat respon.
"Tidak, kau tak perlu minta maaf. Hanya, akulah yang harusnya lebih memperhatikan mu supaya tidak salah paham sendiri. Umm, maafkan aku, Akaashi." Wajah tak bisa berbohong, Bokuto begitu terpukul cintanya ditolak. Tapi ia tak boleh menunjukkan hal seperti itu di hadapan Akaashi.
"A-aku, aku harus pergi. Maaf mengganggu waktumu," ucap Bokuto buru-buru. Jika ia terus di sini, hatinya hanya akan semakin hancur. Ia meraih kunci mobil dan hendak berdiri.
"Boku——"
"Tolong jangan tahan aku, itu hanya akan membuat ku semakin berharap," ucap Bokuto memotong perkataan Akaashi. Ia menutup mulutnya, menahan tangis yang hampir keluar.
"Bukan. Tapi kau membawa kunci mobil milikku," ucap Akaashi sambil mengangkat kunci mobil dengan mainan kepala burung hantu milik Bokuto.
"Ahh, sial. Betapa malunya aku///"
Menggigit bibir bawahnya, menahan malu, Bokuto berbalik dan mengambil kunci miliknya. Tak lupa menyerahkan milik Akaashi. Kali ini tanpa berpamitan lagi, Bokuto langsung melarikan diri.
Rasa sakit tadi sudah bertukar dengan rasa malu.
"Bisa-bisanya aku seperti itu di hadapan Akaashi!!" Gumam Bokuto begitu dia sampai di mobil. Ia meremas rambutnya, kesal. Sudahlah ditolak, kegeeran pula.
"Aaghh!! Aku sungguh malu untuk bertemu Akaashi lagi!"
-000-
Beberapa minggu berlalu, Bokuto masih dikelilingi rasa patah hati. Dia menjadi tidak bersemangat melakukan apapun. Hal itu membuat manajernya, Kuroo, menjadi kesal. Sebab tak hanya kehidupan pribadi, pekerjaan pun jadi terganggu.
"Hei, Bokuto! Mau sampai kapan kau begini terus? Jangan sampai aku memotong barang mu yang tak seberapa itu, ya! Pekerjaan ku sudah cukup banyak sampai-sampai aku tak bisa menemani Kenma dan bayiku, sekarang aku harus mengurus mu di luar jam kerja juga!" Ujar Kuroo kesal. Dia sudah muak melihat tingkah rekannya yang satu ini.
"Hahh, betapa enaknya hidup mu. Kau punya kekasih, lalu melakukan operasi dan kini punya anak bersama. Aku iri," ucap Bokuto, lesu. Patah hati benar-benar telah melemahkan si pembangkit listrik ini. Energi menggebu-gebu yang biasa ia miliki entah kemana perginya.
"Bangunlah, bangsat! Akaashi tidak akan menjadi gay hanya karena kau mati! Nah, sekarang cepat makan sebelum kau beneran mati, sialan!" Ucap Kuroo sambil mendudukkan Bokuto. Ia lalu menyumpal mulut Bokuto dengan onigiri, tak lupa menggerakkan dagunya supaya bisa mengunyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube
FanfictionPINDAH KE BOOK SATUNYA, YA