AT MY WORST

1.2K 97 222
                                    

"Aku tak mau!" Bentak Lev, bocah laki-laki usia enam tahun. Penampilannya sangat tampan. Tubuh yang tinggi untuk seusianya, wajah tampan, rambut silver terang bercahaya. Tidak diragukan kalau dia sangat menawan, namun, memiliki watak keras kepala. Entah sudah berapa banyak orang yang dia tolak untuk mengadopsinya. Apa alasannya, pengurus panti tidak tau.

Hari ini hari Minggu, mereka akan melakukan ibadah pagi.
Lev menuntun teman sepantinya yang tidak bisa berjalan normal. Sebelah kakinya cacat sejak lahir sehingga tak bisa dipakai berjalan. Meski pincang begitu, dia sangat cantik untuk ukuran laki-laki. Rambut jingga sewarna matahari senja, manik mata serupa, wajah mungil putih menggemaskan, dan kepribadian ceria yang menjadi penghangat suasana panti asuhan sekaligus panti jompo itu. Dialah Hinata Shoyo.

Mereka berdua sama-sama yatim-piatu. Lev dibuang ke panti oleh ibunya saat masih merah. Entah siapa ayahnya, namun banyak anggapan kalau dia campuran. Wajahnya terlihat tampan seperti bule.

Sedangkan Shoyo, ibunya melahirkan di sini--tanpa suami, itu bukan hal janggal ketika wanita muda hamil besar tanpa keluarga mendampingi lari ke gereja untuk melahirkan--, namun meninggal saat melahirkan. Dia hanya sempat hidup untuk memberi nama anaknya. Pengurus panti sempat mencari keluarganya, namun, tidak ada yang mengenal dua ibu dan anak itu. Dan akhirnya, Shoyo dirawat di panti.

Dia sangat ramah dan baik, sayangnya tak ada yang mau mengadopsi anak cacat sepertinya. Meski begitu, tidak ada sedikit kesedihan pun yang terpatri di wajahnya. Ia selalu senang setiap hari membantu di panti asuhan di pagi hari, dan bantu-bantu di panti jompo dari sore hingga jam makan malam. Dia juga memiliki suara yang indah bak malaikat, dan merupakan penyanyi padus setiap ibadah.

"Hari ini kamu akan tampil, kan?" Lev membantu merapikan pakaian Shoyo.

"Iya, hari ini ada tamu dari kota yang ikut ibadah bersama. Karena itu kami memakai pakaian lebih bagus hari ini," Shoyo tersenyum. Dia sangat senang untuk tampil di depan banyak orang. Baginya, membagikan kebahagiaan lewat nyanyian adalah hal paling menyenangkan.

"Yosh. Semangat kalau begitu. Aku duduk paling depan," ucap Lev, tersenyum, menyemangati.

"Makasih, Lev. Ngomong-ngomong, ibu panti memintaku--"

"Tidak! Kalau dia memintamu untuk membujukku agar mau diadopsi, aku akan marah, Sho. Sudah kubilang aku tak akan meninggalkan mu sendiri,". Lev memotong perkataan Shoyo.

"Tapi--"

"Tidak ada tapi-tapian. Nah, sekarang aku akan mengambil tempat duduk. Semangat, kamu cantik seperti biasa~" Lev pun duduk di barisan paling depan. Sesuai kata-katanya.

Shoyo bukannya tak punya teman. Namun, Lev lah yang paling akrab dengannya. Membelanya ketika anak-anak seumuran mengejek dia pincang. Selalu membantu Shoyo bahkan untuk hal-hal yang Shoyo bisa lakukan sendiri. Orang yang terlalu baik untuk Shoyo. Kalau Lev mau, sudah tak terhitung banyaknya orang kaya yang ingin mengangkatnya jadi anak. Dia tampan dan menawan. Seperti pangeran.
Shoyo? Ah, Shoyo selalu merasa menjadi kuda putih pangeran kalau disampingnya. Dia terlalu bersinar di mata Shoyo. Andai kaki Shoyo tidak cacat, dia pasti punya keluarga sekarang.

.
.
.

Tahun demi tahun berlalu. Shoyo dan Lev kini berusia sembilan belas tahun. Mereka sudah menamatkan pendidikan setingkat SMA. Berkat tunjangan anak yatim, mereka bisa ikut bersekolah dan membeli perlengkapannya. Kini, mereka sudah dewasa untuk menetap di panti. Sudah sepantasnya mereka keluar dan mencari kehidupan masing-masing.

Di kamar, Lev dan Shoyo duduk berhadap-hadapan. Lev di ranjangnya, Shoyo juga.

"Shoyo, ada yang ingin kukatakan," ucap Lev.

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang