It Will Rain

579 58 37
                                    

Klak
Klak

Schlop
Schop

Bulb

Cess

Sungguh beragam suara yang terdengar dari dapur rumah atlet voli profesional Jepang yang satu ini. Masih pagi namun suasana sudah panas.

"Hummm~"

"Nghh, jangan telingaku, Kogane-kun," lirih pria berpenampilan cantik itu.

Sreek

Tangan pria jangkung di belakangnya menyusup ke dalam baju kaos si cantik, meraba perut datar yang sedikit berotot.

"Mhh, ahh, hentikan," ucap si jingga lagi.

"Tapi aku pengen," ucap si pria berambut blonde.

"Ya, nanti, biarkan aku memasak dulu," kata si jingga. Tangannya sedang memotong bahan masakan di atas papan talenan dengan dua kompor yang menyala bersamaan.

"Hmpph, ya.. mau aku bantu?"

"Boleh."

"Masak apa?"

"Tonkatsu dan sup tahu. Itu kesukaan mu kan."

"Hehe, iya. Baiklah, kita masak bareng, ya," ujar pria blonde itu sambil mencium pipi kekasihnya. Yang dicium hanya merona imut dan menunduk malu.

"Hmm, ya," jawab si jingga melanjutkan kegiatan memasak.

.
.
.

"Bagaimana?" Tanya si jingga di seberang meja. Ia tak makan dan hanya menonton sang kekasih menyantap sarapan dengan lahapnya.

"Enak, tapi, tidak seenak biasanya," jawab Kogane.

Si jingga hanya tersenyum.

"Shoyo, hari ini kita di rumah saja, ya," ucap Kogane.

"Baiklah," jawab si jingga yang bernama Shoyo.
"Apa yang akan kita lakukan?" Tanyanya.

"Umm, main game?"

"Okay," ucap Shoyo.
Ia bangkit dari kursi dan mendekati pria bersurai pirang itu.

Chuup

Kecupan ringan mendarat di pipinya, ia berhenti mengunyah seketika.

"Aku tunggu di depan, ya," ucap Shoyo sebelum pergi meninggalkanku Kogane sendirian.

Tapi belum beberapa, Kogane berhasil menyusul Shoyo dan memeluk erat dari belakang. Sarapannya bahkan belum dia habiskan namun ia tak mau ditinggal sang kekasih.

"Ada apa, Kogane-kun?" Tanya Shoyo ketika mendapati sang dominan bergelayut manja di punggungnya. Tangan Kogane mendekap erat seperti tak mau berpisah walau hanya se-senti.

Kogane menggeleng pelan di pundak sang kekasih. Tak perlu diucapkan, perilakunya sudah mencerminkan betapa dia tak ingin jauh.

Tangan Shoyo membelai lembut surai sang kekasih, mengusap pelan.
"Ayo, kita main game," ucap Shoyo.

Kogane mengangguk dan berjalan bersama Shoyo ke sofa di depan TV. Masih memeluk Shoyo dari belakang, tidak lepas.

"Umm, Kogane-kun, aku harus duduk," ujar Shoyo ketika mereka sampai di depan sofa.

Bukannya melepaskan pelukan, Kogane malah memangku Shoyo untuk duduk di pahanya sementara dia duduk di sofa.

"A-anu, aku bisa duduk sendiri..."

Tapi tatapan mata Kogane sangat mengiba membuat Shoyo jadi tidak tega.

"Hufft, baiklah. Tapi Kogane-kun main sendiri, ya? Aku tidak mengerti game, jadi aku nonton aja," ucap Shoyo setelah memposisikan dirinya dengan nyaman di pelukan kekasihnya.

"Iya, sayang," jawab si pirang.

Stik PS ia ambil dan segera menyetel permainan yang akan ia mainkan.

Pyong
Pyong

Dar

Tak terasa Kogane bermain game hingga sore datang. Ia bahkan tidak makan siang, lupa.

Drrt!
Drrt!

Ponsel Kogane terus-menerus berbunyi sejak tadi, tapi tidak ia pedulikan.

"Sayang, angkat dulu, mana tau penting," kata Shoyo mengingatkan.

"Tidak, biarkan saja. Itu hanya Aone-san yang mengirim spam," jawab Kogane tak acuh.

"Humm, sayang, kamu tidak minum obat untuk hari ini?" Tanya Shoyo lagi.

Kogane hanya menggeleng lesu.

"Kenapa?"

Kogane berhenti memainkan game dan menatap fokus pada Shoyo di pelukannya.

"Kenapa? Minumlah," ujar Shoyo, lagi.

"Tidak, aku tidak mau," ucap Kogane, masih menatap Shoyo lekat-lekat.

"Kenapa, Kogane-kun?"

Mata Shoyo berbinar kala ia menatap sang cinta. Pendar jingga senja berpadu dengan indahnya sang mentari hati Kogane. Wajahnya membayang sedemikian rupa begitu mempesona. Indah dan membuat jiwa ingin selalu memuja.

"Kenapa?" Tanya Shoyo untuk kesekian kalinya. Ia mendekatkan wajahnya, sangat dekat hingga mereka hampir menempel.

"Karena.....









....kamu akan hilang setelahnya," ucap Kogane.















.
.
.
.







FIN


*OMAKE
Koran yang tergeletak di meja kerja Kogane menampilkan sebuah foto lelaki cantik yang tersenyum indah. Artikel yang sempat viral dua tahun silam masih membekas di hati si pirang. Tajuk yang menyayat hati itu sungguh membunuhnya setiap kali tak sengaja terbaca. Seolah mengingatkan bahwa itu benar telah terjadi.

"Atlet muda, Hinata Shoyo ditemukan tak bernyawa di sebuah gudang tua kawasan proyek terbengkalai daerah XX dalam keadaan mengenaskan. Hasil otopsi membuktikan bahwa korban telah disiksa untuk waktu yang lama hingga akhirnya meninggal dunia. Pelaku penculikan, penyekapan sekaligus penganiayaan tak lain dan tak bukan adalah...."

.
.
.

*Sorry pendek🙏 aku hanya iseng ditengah terpaan tugas.. maaf juga, belum sempat up cerita yang lain😭 ternyata tugas kalo ditunda ga bisa mandiri, selesai sendiri, selalu manja dan minta dikerjain mulu. Info tugas mandiri dong, yang bisa apa-apa sendiri tanpa bergantung ama saya😭*

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang