SAMPAI TUTUP USIA (2)

557 63 55
                                    

Dia pria yang baik. Sikapnya yang kadang-kadang plin plan itu sedikit lucu. Kesulitannya dalam menunjukkan ekspresi menjadi daya tarik tersendiri.

Kami dekat selama beberapa waktu sebagai teman. Saat aku mengajaknya ke pesta ulang tahun salah seorang senior, aku memang berharap menjadi lebih dekat dengannya. Atau setidaknya dia peka pada tindakan ku yang menaruh rasa padanya. Tapi itu agak sulit karena dia bukanlah tipe orang yang mudah menyerap perasaan dari sekitar.

Namun, tidak disangka-sangka, dia punya kebiasaan buruk saat mabuk. Segelas bir sudah membuatnya kehilangan kesadaran. Dan dalam keadaan mabuk, dia menjadi sangat jujur dengan perasaannya.

Dengan suara yang lantang, kepercayaan diri tiada batas, dia mengungkapkan perasaan padaku. Ah, sangat imut.

Aku membawanya pulang ke apartemen ku karena dia tidak cukup sadar untuk memberitahu alamatnya.

Saat sampai di lokasi tempat tinggal ku, ia masuk ke sebuah convenience store dan membeli dua barang 'panas'.

Dia kemudian berteriak padaku dan mengajak tidur bersama. Sungguh membuat malu, namun cukup imut.

Aku segera membawanya naik karena pandangan dari orang-orang mulai aneh.

Kami pun menjalin hubungan asmara. Beberapa waktu berlalu, dia mengajakku untuk tinggal bersama.

Tiga tahun berpacaran, hubungan kami berjalan lancar. Sebenarnya aku sadar akan satu hal, Akashi tidak pernah bertanya tentang diriku. Maksudku, dia lebih sering mendengarkan dari pada terlibat dalam percakapan.

Awalnya aku sedikit kesal. Mungkinkah aku tidak penting baginya, jadi dia tidak penasaran dengan kehidupan ku?

Ah, biarlah waktu saja yang menjelaskan. Kami menikmati hubungan kami saat ini.

Hingga pagi itu aku menerima telpon dari Kenma. Mamaku meninggal karena dibunuh. Aku harus kembali. Bukan untuk menemui Mama, melainkan bersembunyi.

Mamaku menikah dua kali. Pertama dengan keluarga Kozume, dan melahirkan Kenma, kakakku. Mereka menikah karena dijodohkan, jadi mamaku tidak puas dengan kehidupan pernikahannya.

Setelah melahirkan Kenma, dia kembali pada kekasih lamanya dan akhirnya mendapatkan aku sebagai buah cinta.

Apakah dia menyayangi ku karena aku anak dari orang yang dia cintai?

Tidak.
Sama seperti Kenma, aku juga dibuang.

Mama membenciku karena setelah melahirkan ku, dia merasa kekasihnya jadi jarang menemuinya. Akhirnya aku dibuang dan berakhir di panti asuhan. Dia memilih untuk hidup melajang kembali agar bisa selalu bersama kekasihnya.

Kenma yang mencari tau tentang mama akhirnya menemukan ku. Awalnya aku kira aku akan dibenci. Tapi ternyata Kenma sangat menyayangi ku. Dia tidak menaruh benci sedikit pun padaku. Malah, secara diam-diam dia membesarkan ku. Saat itu dia masih SMP, tapi sudah memiliki anak cabang perusahaan sendiri.

Aku hidup dari belas kasih Kenma. Dialah orang yang memberitahu ku segala sesuatu tentang mama dan alasan keberadaan ku. Alasan bagaimana aku dan Kenma menjadi saudara, dan alasan mengapa mama meninggalkan ku.

Apakah aku sedih dan membencinya?

Tidak.
Bagaimana aku bisa membenci seseorang yang tidak pernah kucintai?

Bahkan wajahnya pun aku tidak tau. Tapi Kenma pernah berkata,
"Kamu mirip seratus persen dengan Mama. Sedangkan aku mirip dengan papaku. Tapi tenang saja, kamu tetap adik yang paling kucintai," ucapnya saat itu, sambil menunjukkan foto mama. Dan, ya. Jika aku membandingkan wajah mama di foto dengan wajahku di cermin, kami mirip. Baik dari warna rambut, warna mata, bahkan hingga bentuk wajah. Tidak diragukan kami adalah ibu dan anak.

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang