Noya pikir Shoyo tidak tau rencana besar yang sudah ia siapkan selama satu bulan ini. Dia terlalu polos menganggap bahwa teman sekantornya dapat dipercaya.
Kasian dia, tidak tau bahwa manusia di kantornya adalah makhluk ter-cepu yang pernah tercipta.
Siapa lagi kalau bukan Kuroo dan Bokuto. Tsukishima dan Akaashi saja sudah muak dengan tingkah mereka. Terkadang ada saatnya dua submisif itu menyesal telah jatuh cinta dengan dua makhluk abstrak tersebut.
Lupakan dua manusia tidak jelas itu, mari kita lihat hal apa yang telah mereka rusak kali ini.
"Chibi-chan.... Duh, kau siap Bokuto?" Kuroo yang memulai.
Dengan wajah tersenyum menahan kegirangan, Bokuto si rambut putih gradasi hitam itu mengangguk antusias.
"Baiklah... Tapi aku tidak bisa, huhuhu," Bokuto berkata setengah tertawa. Ia menutup mulut, mukanya masih kegirangan.
Mereka berdua terus saja bertatapan sambil cekikikan tidak jelas.
"Ada apa, senpai?" Shoyo bertanya tak sabar. Sudah sepuluh menit lebih ia dikunci oleh dua seniornya ini di dalam toilet sempit. Ini tidak nyaman dan tidak bagus jika orang lain melihat. Bisa timbul kesalahpahaman.
"Ughh!! Aku tidak bisaaa!!!" Bokuto berkata gemas, dia mengipasi wajahnya yang kegirangan dengan tangan.
"Baik, baiklah. Mari katakan bersama!" Kuroo mengusulkan.
"Oke ...
....satu....
.... dua....
....tiga—
Nishinoya sedang menyiapkan acara lamaran!!"
Mereka mengatakan kalimat mendebarkan itu dengan kompak. Lalu mengembuskan nafas lega dan tak lupa melompat kegirangan.
"Ha?" Shoyo masih mencerna informasi 'penting' yang baru saja ia dengarkan.
"Huhu, kau tau itu, Chibi-chan!!!" Kuroo berujar tak sabar. Dia geregetan sendiri. Shoyo yang akan dilamar tapi malah dia yang kegirangan.
"Oh, oh. Nishinoya meminta kami merahasiakan ini...tapi kami tidak tahan ><"
"Benar!!! Aghh,, tidak mungkin kami bisa menutup mulut sampai dua hari lagi!!"
"Dua hari?"
"Benar. Aku dan Kuroo menemani Nishinoya memesan sebuah tempat di restoran yang bagus. Juga menemaninya membeli cincin."
"Dia meminta saran kami dalam banyak hal."
"Ya. Dia sangat tau kepada siapa harus meminta pendapat!"
"Tepat sekali. Kita memang ahlinya!"
Dua dominan itu kini sibuk saling memuji diri mereka berdua. Lupa bahwa Shoyo masih mereka sekap.
-000-
Sampai di rumah, Shoyo masih bengong. Informasi tadi cukup mengejutkan.
Dia dan Nishinoya memang sudah berkencan sejak SMA (chapter Lucky). Hubungan mereka berjalan baik. Masuk ke universitas yang sama, lalu bekerja di perusahaan yang sama pula.
"Sudah sebelas tahun, ya?" Ujar Shoyo pada diri sendiri. Ia sedang merebahkan diri di kasur. Masih belum berganti baju, apalagi mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube
FanfictionPINDAH KE BOOK SATUNYA, YA