Kesempatan Kedua (LevHina)

470 39 19
                                    

Lev dan Hinata Shoyo sudah menikah setahun lebih. Kini Shoyo juga hamil delapan bulan. Hamil tua.

Malam ini mereka berangkat ke rumah sakit untuk jadwal check-up rutin Shoyo.

Namun dalam perjalanan, Lev tiba-tiba terkena seorang jantung. Ia kehilangan kesadaran dengan mobil yang melaju kencang.

Shoyo, dengan perut buncit, berusaha mengambil alih setir. Tapi itu sangat sulit. Walau ia sudah berhasil lepas dari sabuk pengaman, Shoyo tetap tak bisa mengurangi laju mobil yang pedal gas-nya diinjak Lev.

Oh, Shoyo ingat. Meski dia sama sekali tak mengerti mobil, Shoyo selalu memperhatikan Lev setiap memberhentikan mobil.

Sekuat tenaga, Shoyo menarik rem tangan.

Berhasil.

Mobil itu berhenti. Walau beberapa pengemudi membunyikan klakson dengan marah, Shoyo bersyukur tidak terjadi kecelakaan parah.

Segera saja Shoyo menghubungi rumah sakit.

....

Lev mengalami mimpi buruk. Dia bermimpi mengalami kecelakaan hebat. Tragedi itu menewaskan mereka berdua dan si calon bayi. Kebahagiaan mereka runtuh dalam sekejap. Hancur lebur tak bersisa.

Musnah.

Ketika membuka mata, Lev melihat istri tercintanya tertidur di sofa. Tidak begitu jauh dari tempat ia terbaring.

Lev bangun dan melihat sekeliling.

Ia berada di rumah sakit.

Lev sadar bahwa itu bukan mimpi. Dia dan Shoyo memang mengalami kecelakaan.

Lev segera bangkit dan melepas perintilan medis di tubuhnya. Ia berlari, walau kepalanya sangat sakit, menuju Shoyo di sofa. Memastikan apakah mimpi itu nyata atau tidak.

Lev memeluk tubuh Shoyo, mencium keningnya. Hangat dan harum. Khas Shoyo.

Lev menangis.

Ia bersyukur itu hanya mimpi buruk. Ia masih bisa memeluk Shoyo, belahan jiwanya.

"Hikkss, terimakasih, terimakasih," ucap Lev sambil terisak.

Shoyo terbangun karena pelukan dan Lev. Ia lantas duduk dan balas memeluk.

"Syukurlah, Lev. Kamu sudah bangun. Aku sangat khawatir." Shoyo ikutan menangis.

"Sayang, aku minta maaf. Aku hampir meninggalkan kalian. Sudah berapa lama aku tidak sadar?"

"Hampir sebulan. Walau dokter selalu meyakinkan bahwa kamu baik-baik saja. Tetap saja, aku sangat takut. Aku takut kamu juga pergi, Lev," ucap Shoyo. Mereka berdua menangis hingga sesenggukan.

"Juga?" Lev bingung dengan pernyataan Shoyo barusan. Seolah tak hanya Lev yang berada dalam keadaan kritis.

"Lev. Dengarkan aku. Aku akan menjelaskannya besok. Sekarang sudah larut malam, kita tidur, ya?" Shoyo membujuk. Namun Lev tak mau menurut. Hal janggal itu telah mengganggu hatinya.

Lev lantas melihat perut Shoyo yang kini sudah datar. Seperti sebelum ia hamil.

"Sayang, bayi kita sudah lahir? Dia sehat, kan? Putri kita dimana, sayang?" Lev berusaha tersenyum di tengah air mata. Ia mengusir pikiran buruk yang mencoba merasukinya.

"Lev, kita bicara besok, ya," Shoyo membujuk sekali lagi.

Deg.

Hati Lev bergetar. Seolah ia tau apa yang telah terjadi. Kemalangan di mimpi mungkin tak terwujud sepenuhnya. Namun pemikiran tentang kehilangan itu tak pergi juga.

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang