Rasa Ini

506 67 74
                                    

"Aku tak bisa hari ini. Oikawa-san mengajakku latihan bersama," ucap Kageyama ketika aku meminta untuk kencan sepulang sekolah.

Aku hanya bisa menerima jawaban itu meski hatiku sedih. Akhir-akhir Kageyama terlalu sering latihan bersama Oikawa. Hampir, tidak, setiap akhir pekan akan ia habiskan menginap di rumah Oikawa.

"Apakah tidak bisa libur sekali? Perlombaan juga masih lama, dan minggu depan juga kita akan bertemu untuk latih tanding. Kamu selalu latihan setiap akhir pekan," ucapku, masih berharap.

Aku dan Kageyama sudah berpacaran sejak kelas satu, kini kami kelas dua. Pertandingan tahun lalu kami kalah melawan Kamomedai, dan itu memang menjadi pukulan yang cukup berat bagi kami. Namun setidaknya, kami sudah melakukan yang terbaik.

"Tch, inilah yang aku benci. Dari awal sudah ku katakan, aku sangat menyukai voli, dan aku tak mau waktuku untuk berlatih terbuang sia-sia. Pertandingan berikutnya masih ada dan aku yakin akan menang. Aku tak mau kalah lagi," ucap Kageyama bersikeras.

"Tapi, kita juga butuh waktu untuk hal pribadi. Tidak melulu soal voli!" Aku merengek. Jujur saja, sudah hampir tiga bulan kami tidak pernah kencan.

"Hinata!" Kageyama membentak ku.

"Sudah ku katakan, jika kau tidak bisa menerima diriku yang seperti ini, berhenti berkencan denganku! Aku tak butuh pasangan yang selalu merengek!"

Itulah yang diucapkan Kageyama sebelum ia pergi meninggalkan ku sendiri.

Air mataku jatuh, hatiku sakit. Sangat sakit.

Dadaku sesak dan sulit bernafas biasa. Membuatku harus menarik nafas dalam.

Aku berjongkok, menutup wajah karena menahan suara agar tidak berteriak kencang.

Kenapa Kageyama berubah?

Kenapa?

Padahal dulu bukan itu yang dia katakan. Dia begitu manis saat kami baru-baru pacaran.

Apakah dia sudah bosan denganku?
Dia tak mau lagi bersama ku?

Bahkan dia tidak mengizinkan aku bergabung dengannya saat latihan bersama Oikawa.

Ada apa?

Kenapa?

"Hinata, aku janji akan selalu ada untukmu. Kita berdua sama-sama suka voli, jadi ku rasa tidak akan ada masalah untuk hubungan kita."

"Kita bisa membahas hal yang sama-sama kita sukai saat berdua."

"Walau voli itu penting, kamu adalah prioritas ku."

"Hinata! Aku akan memberikan toss untukmu, karena itu, jangan terima toss dari orang lain, ya~"

Momen manis itu kembali berputar di kepalaku. Kata-kata yang diucapkan Kageyama penuh cinta dan perhatian.

Lalu mengapa sekarang berubah?

Apa dia sudah tidak tertarik padaku?

-000-

Dua bulan berlalu setelah pembicaraan terakhir ku dengan Kageyama. Dia tidak pernah menghubungi ku lagi. Bahkan saat latihan, dia bersikap seolah kami tak pernah berkencan.

Biasanya dia akan datang ke kelas ku dan kami makan bersama. Namun kini, aku selalu makan sendiri di sudut taman yang menjadi markas kami.

HINATA SHOYO X ALL [ONE-SHOT] inspired by: YouTube Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang