2

4.4K 576 38
                                    

Naruto melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut lelah tercetak jelas di wajahnya. Pekerjaannya sedang begitu padat, bahkan dia telah kembali ke kantor untuk bekerja di hari ke dua setelah menikah.

Pernikahan itu pun tak merubah apapun dalam kesehariannya, hanya saja menambah jumlah penghuni rumah mewahnya ini, mengisi salah satu kamar besar di lantai dua.

"Selamat sore, Tuan." Kepala Pelayan menyapa dengan sopan begitu mendapati tuannya memasuki rumah.

"Apa Hinata sudah pulang?" Naruto memberikan jas dan mantelnya pada Pelayan.

"Sudah sejak tadi, Nyonya ada di lantai dua sedang beristirahat." Ujar Pelayan itu seraya menoleh ke arah tangga.

Meski tinggal di rumah yang sama, sepasang pengantin baru itu tak pernah benar-benar bertemu, saat pagi Hinata pergi ke restauran miliknya dan bekerja hingga sore sedangkan Naruto lebih sering pulang larut malam dan tak memiliki energi untuk memulai pertengkaran dengan istrinya.

"Baiklah." Naruto kemudian naik ke lantai dua, untuk menemui istrinya.

...

Hinata tengah duduk di depan meja riasnya selepas mandi, hanya dengan sehelai bathrobe melekat di tubuhnya. Namun betapa terkejutnya dia saat melihat suaminya masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu.

"Sedang sibuk?" Naruto menutup pintu saat mendapati istrinya di meja rias.

"Tak bisa mengetuk pintu? Aku telanjang." Hinata mengikat tali bathrobenya dengan kencang dan merapatkan belahan rendah di bagian leher hingga ke dadanya.

"Dengan senang hati melihatnya." Naruto lalu duduk di tepi ranjang king size yang kini milik perempuan itu. Dia tak tahu kalau salah satu kamar di rumahnya bisa memiliki aroma seharum ini sejak di tempati oleh perempuan itu.

Hinata bangkit berdiri dan berencana mengambil piyama tidur untuk dikenakan dan dia sepenuhnya mengabaikan ucapan tak senonoh pria itu.

"Pekerjaanmu sedang padat?" Naruto membuka obrolan, dia masih menatap lekat pada istrinya.

"Ya." Jawab Hinata singkat. Dia akan segera membuka cabang restaurannya yang ke empat. Ini akan jadi restauran pertamanya yang berada di luar properti milik ayahnya. Sebuah restauran fine dining di pusat kota, ini adalah salah satu mimpinya yang akan segera terwujud. "Kau sendiri?"

"Sibuk dengan project baru bersama ayahmu." Ujar Naruto, mereka akan segera melebarkan sayap bisnis properti milik keluarga mereka. Inilah alasan utama kenapa mereka akhirnya menikah, yakni untuk menjaga kerja sama itu secara baik. Mengingat dulu Uzumaki dan Hyuuga adalah saingan bisnis yang sangat ketat.

Hinata hanya mengangguk untuk menanggapi. Dia tahu pria itu selalu pulang larut malam, jadi dia berasumsi bahwa pria itu tengah sibuk di kantor.

"Jika ada waktu luang, bisa beritahu aku?" Naruto meminta, dia ingin mengenal perempuan itu lebih jauh.

"Untuk apa?" Hinata mengerutkan kening dengan heran. Dia lalu melangkah menuju suaminya.

"Mengatur perjalanan bulan madu." Jawab Naruto dengan wajah datar. Dia pria beristri namun tak terasa begitu, alasannya jelas soal urusan ranjang.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang