38

3.9K 445 17
                                    

"Progressnya sudah berapa persen?" Neji kini bertanya pada Lee.

Lee masih menarikan jemarinya di atas keyboard, mencoba melakukan segala hal yang dia bisa untuk membobol sistem Bank itu. Dia rasa setidaknya ini butuh waktu selama 168 jam untuk benar-benar melakukan peretasan dengan aman tapi Neji tak memiliki banyak waktu, karena penangguhan penahanan ayahnya akan habis dalam tiga hari, jadi dia harus bisa masuk ke dalam sistemnya, setidaknya malam ini.

"58 persen." Lee menjawab sekenanya, dia harus fokus sekarang, agar dapat mengejar waktu.

Neji mencoba tenang, dia rasa akan mustahil bisa meretas sistem Bank itu dalam waktu yang begitu sempit. "Apa kau benar-benar bisa melakukannya?"

"Tentu." Lee melirik ke arah Neji "tapi waktunya benar-benar sempit, aku butuh bantuan begitu berhasil masuk ke dalam sistem, karena jika tidak bekerja dengan cepat saat sistemnya sudah terbuka, mereka mungkin akan tahu bahwa ada yang mencoba meretas sistemnya."

"Tapi tak ada satupun orang yang mengerti soal ini selain dirimu di sini." Neji berujar serius, dia tidak ingin terlihat kacau atau Lee akan terpengaruh dan tidak bisa fokus.

"Ada beberapa pilihan, aku melakukannya sendiri tapi butuh waktu selama seminggu atau ada seseorang yang bisa membantuku untuk masuk ke dalam sistemnya." Lee menjeda ucapannya "atau kau mau aku ambil risiko dengan melakukannya sendiri dalam waktu yang dipersingkat tapi kemungkinan bahwa peretasan ini diketahui oleh pihak Bank sangat besar."

Neji memijat kepalanya yang terasa berdenyut sakit. "Biar aku memikirkannya dulu, kau lanjutkan prosesnya."

"Baiklah." Lee lalu kembali fokus pada layar besar di hadapannya dan menarikan jemarinya di atas keyboard dengan lebih cepat.

...

"Selamat datang Tuan." Kepala pelayan membuka pintu utama rumah besar itu dan menyambut tuannya yang baru saja kembali dari bekerja. Dia datang bersama tangan kanannya yang memang sudah sangat sering datang kemari. 

"Naruto, aku akan langsung ke bawah menemui Neji." Kakashi ikut masuk ke dalam rumah dan melenggang pergi dengan santai seolah ini juga rumahnya.

"Ck dasar." Naruto hanya menggeleng, dia rasa Kakashi jauh lebih tahu di mana letak gudang rumah ini berada daripada dirinya, mengingat seberapa seringnya pria itu datang kemari.

Hari ini Kakashi datang untuk ikut memantau peretasan yang tengah dilakukan Lee di lantai bawah sekaligus memberitahu Neji soal perkembangan kasus Danzo yang saat ini macet di pengadilan karena menunggu hasil penyidikan lebih lanjut terkait ke mana sebetulnya dana penggelapan itu pergi.

Tim auditor juga telah memberikan kesaksian sekaligus bukti bahwa mereka menemukan bukti transfer ke rekening Danzo pada awalnya namun mereka juga tidak tahu bagaimana itu bisa berubah.

"Istriku dan anak-anak ada di mana?" Naruto bertanya, ini sudah lewat dari jam makan malam.

"Bolt dan Hima ada di kamar tamu bersama Kakeknya, mereka tertidur dengan cepat setelah disusui oleh Nyonya selepas makan malam." Jelas kepala pelayan sambil mengikuti langkah tuannya.

"Ah begitu." Naruto bergumam, dia rasa belakangan ini anak-anaknya mulai sangat dekat dengan Hiashi, bahkan mereka beberapa kali tidur siang di kamar tamu bersama Kakeknya dan itu bukan masalah sama sekali, dia rasa dirinya tak berhak melarang itu. Sebagaimana Ibunya yang selalu ingin dekat dengan cucunya, maka Hiashi berhak mendapatkan kesempatan yang sama.

"Istriku ada di atas?" Naruto bertanya lagi, dia kini mengarah ke tangga besar berlapis karpet marun yang nampak mewah.

"Ya, Nyonya di atas sudah menunggu Tuan sejak tadi." Kepala pelayan lalu menghentikan langkahnya di anak tangga terbawah, tak ingin mengganggu waktu sang tuan dan nyonya di lantai dua seperti biasa.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang