"Status tersangkanya telah resmi dicabut." Pengacara itu lalu menjabat tangan kliennya.
"Terima kasih banyak atas bantuanmu selama ini." Hiashi sangat bersyukur kalau semua tuduhan yang sempat mengarah padanya terbukti salah.
Neji lalu memeluk ayahnya "maaf begitu lama mengurus prosesnya." Dia masih menyesali kejadian jemput paksa yang terjadi pada ayahnya di Beijing waktu itu.
"Semua sudah berakhir sekarang." Hiashi mengusap pundak putranya. Apapun yang Neji lakukan untuknya selama ini, dia selalu menghargainya. Meski sempat menghilang waktu itu, Hiashi selalu percaya bahwa tak satupun dari anak-anaknya akan meninggalkannya.
Naruto ikut tenang kalau semua berakhir dengan baik.
Hiashi lalu menatap ke arah menantunya dan menjabat tangan Naruto "terima kasih, Naruto atas segalanya."
Naruto mengangguk, namun dia cukup terkejut saat Hiashi lalu memeluknya. Mungkin saja ayah mertuanya itu tengah merasa emosional. "Maaf, tapi kau masih berhutang restu untukku."
Hiashi tertawa setelah itu dan menepuk bahu Naruto "kita bicarakan nanti."
...
Suasana resto mewah tersebut cukup ramai karena memasuki jam makan siang, namun untunglah mereka memiliki ruang privat sehingga Hiashi, Neji, dan Naruto bisa bicara dengan nyaman. Sedangkan Pengacara ada urusan lain sehingga tidak bisa ikut bergabung.
"Kau benar memberikan sebuah gedung lima lantai untuk Shikamaru?" Neji membuka obrolan.
"Ya, semalam kau mendengarnya." Naruto mengangguk.
"Bukankah itu berlebihan?" Neji rasa sebuah gedung bukan bayaran yang sepadan untuk pekerjaan yang dilakukan hanya dalam waktu dua jam.
Naruto mendengkus "biasanya bahkan lebih mahal dari itu." Dia pernah membayar Shikamaru jutaan dolar hanya untuk bekerja selama kurang dari satu jam.
"Aku berhutang padamu." Hiashi berencana menggantikannya. Tapi dia akui bahwa saat ini perusahaannya tengah ada di masa sulit dan keuangannya tidak stabil. "Nanti aku akan menggantikannya."
"Aku tidak butuh uangmu." Naruto menjawab singkat.
"Lalu apa yang kau inginkan?" Hiashi rasa, hutang tetaplah hutang. Dia harus tetap menggantinya dengan sesuatu.
Naruto rasa ini waktu yang tepat untuk bicara dengan Hiashi dan Neji soal keseriusannya dalam pernikahannya dengan Hinata. "Aku ingin membatalkan perjanjian pernikahanku dengan Hinata."
Neji dan Hiashi langsung menatap Naruto saat mendengar ucapannya barusan. "Kau ingin membatalkannya?" Neji bertanya lagi.
"Ya." Naruto mengangguk "jadi aku ingin meminta restu secara resmi untuk bisa terus bersama dengan Hinata dan anak-anakku selamanya."
Hiashi terdiam sejenak "kurasa kita memang harus segera meluruskan segalanya hari ini."
Neji mengangguk setuju "kurasa juga begitu."
"Apa kau benar-benar mencintai putriku sekarang?" Hiashi kini bertanya serius tanpa mengalihkan amethystnya dari pria muda di hadapannya.
"Ini mungkin terdengar klise bagimu tapi aku benar-benar mencintai Hinata setelah semua hal yang aku lalui bersamanya." Naruto berujar sangat serius kali ini, dia ingin menyampaikan apa yang dia inginkan. "Project kerja sama kita tak lagi berarti banyak bagiku karena yang aku butuhkan saat ini dan seterusnya hanya Hinata ada di sampingku."
"Kau bersumpah ini bukan sandiwara?" Neji hanya ingin memastikan dan menelisik keseriusan Naruto saat mengutarakan keinginannya untuk bersama dengan Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement
FanfictionTiga tahun mungkin bukan waktu yang sangat lama, tapi mampu menjungkirbalikan kehidupan sepasang manusia yang tak saling mencintai tersebut.