Seorang pria dengan rambut diikat tinggi itu, melangkah turun dari mobil hitam mewah yang tadi datang secara tiba-tiba seolah menculiknya dari apartment. "Hey, bisa kau jemput aku dengan cara yang lebih sopan?"
"Tak ada waktu Shikamaru, kami sedang terburu-buru." Naruto langsung menggiring sobat lamanya itu masuk ke rumah dan membawanya ke lantai bawah.
Shikamaru hanya melangkah malas, dia baru saja ingin menikmati tidur lelap di tengah hujan lebat yang mengguyur kota sejak sore tadi hingga mendapati telepon dengan sedikit pemaksaan dari Naruto maka dia berakhir di sini sekarang. "Tunggu, berapa bayarannya?" Dia rasa harus mendapat bayaran yang setimpal.
"Gedung lima lantai di Shinjuku." Naruto rasa itu cukup.
"Deal." Shikamaru lalu menjabat tangan sobat sekaligus kliennya itu.
Naruto lalu membuka pintu ruang di mana peretasan itu berlangsung. "Ini dia."
Semua mata langsung tertuju pada Shikamaru, sedangkan yang jadi pusat perhatian itu malah melenggang masuk dengan santai lalu membuka tas besar yang dia bawa lalu mulai merakit komputer di atas meja, tepatnya di samping pria berambut mangkok itu.
Lee tersadar dari keterkejutannya, itu Shikamaru! Si peretas legendaris dari Tokyo. Dia telah lama tinggal di Shanghai dan bekerja di sana jadi tak pernah bertemu dengan rekan seprofesinya di Jepang tapi mereka memiliki komunitas yang cukup aktif secara daring jadi tetap bisa saling mengenal bahkan beberapa kali menggarap project yang sama untuk klien. "Akhirnya bisa bertemu langsung denganmu!"
"Kita sudah sering bertemu secara daring." Shikamaru berujar malas. Saat Naruto bilang, peretas dari Shanghai itu bernama Lee, dia sudah mengenalinya.
"Nanti aku minta foto dan tanda tangan." Lee berujar lagi dengan mata berbinar.
Shikamaru lalu mengambil duduk di kursi yang ada di samping Lee dan menyalakan perangkat komputernya. "Jadi sudah berhasil masuk sistemnya atau belum?"
"Belum, ada beberapa sandi yang cukup sulit dipecahkan." Lee lalu memberitahu segala progress yang telah dia buat selama beberapa hari belakangan.
Shikamaru lalu mengangguk mengerti, dia berpikir sesaat sambil mengetukan jarinya di atas meja dengan pelan untuk mendapat konsentrasi. "Biar aku yang melakukannya." Dia mengambil alih lalu mulai menarikan jemarinya di atas keyboard. "kau bantu aku menjaga sistemnya tetap aman."
Neji melangkah mundur lalu ikut duduk di sofa bersama Naruto dan Kakashi.
Dulu Naruto mengenal Shikamaru dari kerabat ayahnya saat portal saham perusahaannya diretas oleh perusahaan pesaing lalu Shikamaru membantu untuk membereskannya hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
Sejak saat itu mereka menjalin semacam hubungan mutualisme yang cukup baik. Meski Shikamaru lebih sering menolak project yang Naruto tawarkan karena lebih memilih tidur dan menikmati waktu luang.
"Mereka sepertinya saling mengenal." Ujar Kakashi.
"Mereka mungkin memiliki komunitas atau semacamnya." Naruto meraih kaleng soda di atas meja lalu menyesapnya.
Sedangkan Neji tak banyak berkomentar, dia hanya berharap bahwa peretasan ini berhasil.
...
"Penangguhan penahanannya akan segera berakhir." Toneri memberitahu.
"Kerja bagus, harusnya kau jadi Pengacaraku sejak awal." Danzo tersenyum lebar sambil menepuk pundak Toneri.
Mereka sebetulnya saling mengenal di mansion Hyuuga saat acara perjamuan yang diadakan oleh Hiashi beberapa tahun lalu.
"Bukankah takdir begitu lucu, dulu kita saling mengenal karena Hyuuga dan sebentar lagi kita akan menghancurkan mereka." Danzo berujar santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement
FanfictionTiga tahun mungkin bukan waktu yang sangat lama, tapi mampu menjungkirbalikan kehidupan sepasang manusia yang tak saling mencintai tersebut.