3

4.3K 528 21
                                    

"Senang berbisnis denganmu, Naruto." Pria plontos itu mengangkat gelas untuk bersulang.

Naruto tersenyum simpul dan menyulang gelasnya dengan teman lama sekaligus rekan bisnisnya. "Tentu, senang bisa berurusan denganmu lagi."

Keduanya tertawa setelah itu, merayakan taken kontrak bisnis bernilai jutaan dolar barusan.

"Kudengar restauran ini milik istrimu?" Pria plontos itu dengar banyak kabar soal Naruto sebelum menemuinya malam ini.

"Ya, dia di sana, akan kupanggil istriku kemari, dia sedang ada di sini juga." Naruto lalu mengangkat tangan untuk memanggil Pelayan yang berjaga di dekat pintu. "Panggilkan istrku kemari."

"Baik, Tuan." Pelayan itu bergegas melangkah pergi, dia sudah diberitahu oleh Manager bahwa malam ini suami Owner resto akan menggelar meeting di sini jadi semua tengah sibuk menunggu perintah.

Tak berapa lama, Hinata datang dengan pakaian formal yang nampak elegan sekaligus cantik luar biasa. Naruto bahkan tersenyum bangga saat merangkul pinggul istrinya dan mengenalkannya pada rekan bisnis. "Ini Hinata, istriku." Dia mengenalkan keduanya. "Sayang, kenalkan dia Kojuro."

Hinata lalu menjabat tangan pria plontos itu dengan hangat "senang bertemu denganmu malam ini."

Kojuro tersenyum sama sopannya. "Restauranmu luar biasa, makanannya enak dan pelayanannya excellent. Aku mungkin akan mulai jadi pelanggan tetap di sini." Ujarnya sambil tertawa.

Hinata tersenyum ramah "dengan senang hati menjamu kedatanganmu." Dia cukup senang saat dengar bahwa Naruto ingin membawa rekan bisnisnya untuk meeting  sekaligus makan malam di sini. Itu artinya pria itu cukup bangga dengan apa yang dirinya lakukan.

Lalu ketiganya mengobrol santai setelah itu, hingga cukup larut.

...

"Kurasa aku harus kembali ke kantor karena Sekretarisku baru mengabari bahwa ada berkas yang tertinggal." Kojuro bangkit berdiri untuk berpamitan.

Naruto dan Hinata ikut berdiri untuk mengucapkan selamat jalan pada pria plontos itu.

Selepas kepergian Kojuro dari meja itu, Pelayan datang untuk merapkian meja dan men-take out piring-piring makan malam mereka.

Naruto masih menatap istrinya yang nampak menawan hari ini, dia tidak tahu kalau Hinata bisa mengimbangi obrolannya dengan rekan bisnis, tidak canggung, dan dia juga begitu hangat. "Bawakan sebotol anggur." Ujarnya pada Pelayan yang tadi membawa pergi piring-piring.

"Baik Tuan, will be served in a minute." Ujar pelayan itu dengan luwes, dia menyampirkan serbet di lengannya dan melangkah cepat menuju counter untuk memproses pesanan.

Hinata mengerutkan kening "kau mau minum?"

"Kita akan minum." Naruto mengulas senyum simpul di bibir. Ini akan jadi kali pertama mereka minum berdua.

"Aku tidak kuat minum anggur terlalu banyak." Hinata memberi tahu lebih awal agar pria itu tidak kecewa.

"Kalau kau pingsan di sini aku akan membawamu pulang, jangan khawatir." Naruto berujar santai, mereka suami-istri yang tinggal serumah dan semua akan aman-aman saja kalau mereka mabuk bersama. Tapi Naruto cukup kuat minum alkohol maka dia pastikan hanya Hinata yang akan mabuk.

Tak sampai lima menit, Pelayan kembali membawa sebotol anggur merah dan dua buah gelas.

Restauran mulai sepi, mungkin karena sudah larut, namun jam tutup resto mungkin masih dua jam lagi.

Suara gelas beradu menyela musik klasik yang masih mengudara dengan lembut, memulai pesta kecil mereka berdua malam ini.

...

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang