35

3.3K 439 25
                                    

"Ada apa ingin bertemu istriku?" Naruto berdiri di depan istrinya, di ruang tengah kediamannya.

Polisi memberikan selembar surat tugas resmi dari Kepolisian. "sebelumnya mohon maaf jika mengganggu waktu Anda. Kami kemari untuk menjemput istri anda agar bisa dimintai keterangan terkait kasus penyelewengan dana yang dilakukan ayahnya, Hyuuga Hiashi."

Naruto membaca surat itu dengan seksama, memastikan isi surat itu sebelum mengizinkan Polisi bicara dengan istrinya.

"Ayahku kenapa?" Hinata mengerutkan kening dengan raut panik sekaligus terkejut.

"Dia telah resmi jadi tersangka kasus penggelapan dana project perusahaan." Polisi memberikan sedikit informasi.

Naruto mengalihkan pandangan ke arah lain, padahal dia tidak ingin Hinata sampai tahu soal masalah ini, namun Kepolisian malah datang ke rumah dan mengatakannya secara gamblang.

"A-apa?" Hinata terkejut sekali, dia tidak percaya ini. Dia tahu betul ayahnya bukan orang yang akan melakukan penggelapan semacam itu. Ayahnya telah terjun ke dalam dunia bisnis selama puluhan tahun dan dia tak pernah sekalipun tersandung kasus seperti ini.

"Anda harus datang ke Kantor Polisi untuk memberikan keterangan sebagai saksi." Kepolisian menginformasikan lagi.

"Beri kami waktu untuk bicara, kami akan pergi ke kantor polisi setelah itu." Naruto meraih tangan istrinya dan lalu membawa wanita itu ke lantai dua.

"N-naruto, apa yang terjadi pada ayahku?" Hinata masih begitu terkejut dan tak bisa mencerna segala keadaan ini.

"Tenanglah, ayahmu baik-baik saja, dia ada di mansion Hyuuga sekarang. Aku telah menjamin ayahmu agar mendapat penangguhan penahanan meski statusnya adalah tersangka."

"Ayahku tidak mungkin melakukan penggelapan." Hinata berujar serius kali ini, dia harus tahu segalanya. "Naru, apa kau telah tahu sejak awal bahwa Ayah tersandung kasus ini?" Dari informasi yang suaminya katakan barusan, sepertinya dia sudah tahu lebih dulu.

Mereka telah tiba di lantai dua, tepatnya di kamar mereka untuk bicara serius sebelum berangkat ke kantor polisi. "Ya, aku tahu seminggu yang lalu. Awalnya kurasa kasus ini tidak akan jadi rumit, maka aku berencana menyelesaikannya dengan cepat bersama ayahmu."

Hinata nampak sangat gusar "apa ini ulah Danzo?" Terakhir dia dengar dari ayahnya, kasus ini sudah masuk persidangan dan Danzo akan segera dijatuhi hukuman.

Naruto mengangguk "dia melaporkan balik ayahmu dan membuat bukti palsu."

Hinata mengusap wajahnya lelah "apa yang dia inginkan sebenarnya?" Dia tidak menyangka kalau Danzo akan menusuk ayahnya dari belakang dengan begitu keji seperti ini.

"Tentu saja uang penggelapan itu dan memenjarakan ayahmu untuk balas dendam." Naruto kini tak bisa menutupi apapun dari istrinya. "Hinata, kita pergi ke kantor polisi sekarang, kau katakan segala hal yang kau tahu soal kasus sebelumnya. Aku akan mengulur waktu penangguhan penahanan untuk ayahmu sampai kita dapatkan bukti pemalsuan yang dilakukan Danzo."

Hinata menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, dia harus membantu ayahnya lepas dari kasus ini.

Naruto lalu memeluk tubuh istrinya "tenanglah, aku akan membantumu ayahmu lepas dari ini semua."

Hinata meletakan keningnya di pundak Naruto "kumohon bantu dia."

"Pasti." Naruto rasa ini bukan lagi waktu untuk bersantai karena dia tidak yakin sampai kapan penangguhan penahanan Hiashi akan diberikan.

...

"Neji, apa kau tahu aku sangat merindukan Tokyo!" Pria dengan rambut bergaya mangkuk itu berlarian di Bandara karena merasa senang dapat menginjakan kakinya lagi di tanah Jepang. Dia tak sadar bahwa sejak tadi dirinya telah jadi pusat perhatian dengan segala tingkah nyentrik yang dia lakukan.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang