12

3.6K 492 31
                                    

"Kau benar-benar harus berangkat?" Naruto mengambil tisu di atas washtafel counter dan memberikannya pada Hinata.

"Tentu saja." Hinata mengusap keringat dingin di pelipis dan lehernya lalu menarik napas dalam-dalam.

"Kau nampak sangat tersiksa." Naruto tak bisa berhenti khawatir, sejak pagi tadi istrinya mual dan muntah, menghebohkan seisi rumah, kepala pelayan bahkan terus datang ke kamar mengantar air hangat atau sup untuk meredakan mual si nyonya rumah yang tengah hamil.

Hinata merasa tubuhnya sangat lemas sekarang, jadi dia berpegangan pada pinggang suaminya sambil menyandarkan kepalanya yang terasa berputar.

"Istirahatlah di rumah, biar Manager resto yang mengurusnya." Naruto mengusap punggung istrinya.

"Kau tega sekali, aku sudah menunggu acara ini selama dua tahun penuh." Hinata tidak mau dan tidak bisa untuk tidak datang, sudah banyak hal yang dia lakukan untuk acara pembukaan resto ke empatnya ini. Ini adalah hari bersejarah untuknya dan perjalanan karirnya sebagai pebisnis.

"Baiklah, tapi jika kondisimu memburuk kita harus segera pulang." Ujar Naruto, dia tahu ini adalah acara yang sangat penting bagi istrinya. Wanita itu harus datang meski ada badai sekalipun, tapi kondisinya hari ini sangat memprihatinkan. Sebenarnya kondisi wanita itu belakangan ini memang kurang stabil, wanita itu bahkan nampak gelisah saat tidur.

Hinata lalu melepaskan diri dari suaminya dan melangkah keluar kamar mandi untuk bersiap. Ini jam 5 sore dan acaranya adalah jam 7 malam ini. Masih cukup banyak waktu untuknya bersiap.

...

Suasana resto fine dining bernuansa Eropa itu cukup ramai namun tak mengurangi keeleganan yang ada di dalamnya. Para tamu duduk di meja makan bundar yang masing-masing berisi empat orang.

Naruto menarik kursi untuk istrinya, sejak tiba beberapa waktu lalu dia terus merangkul pinggang wanita itu dan beberapa kali mengantarmya ke toilet karena mual.

Di meja itu sudah duduk Hiashi dan Kushina lebih dulu, acara pembukaan resto akan segera dimulai, dipandu oleh seorang MC yang telah berdiri di stage dekat mini orchestra yang akan memeriahkan malam ini.

"Kau butuh sesuatu yang lain?" Naruto bertanya pada istrinya, dia meletakan tas tangan milik wanita itu di atas meja.

"Tidak, terima kasih." Hinata lalu menghela napas pelan sambil mengusap perutnya yang entah kenapa terasa begitu tidak nyaman.

"Hinata apa kau sedang sakit?" Hiashi bertanya begitu karena melihat putrinya sejak tadi nampak lesu dan Naruto terus membuntutinya seperti ekor.

"Hanya sedikit kelelahan, Ayah." Ujar Hinata sesantai mungkin dia tak ingin membuat malam ini jadi tak menyenangkan.

"Jaga kesehatanmu ya." Kushina mengusap punggung tangan menantunya itu.

Hinata lalu mengangguk untuk menanggapi.

"Apa kabar Ayah?" Naruto menyapa ayah mertuanya dengan sopan sebagai tata krama di hadapan istrinya.

Hiashi menatap menantunya itu "baik, bagaimana denganmu Naruto?"

"Sangat baik." Naruto menjawab santai sekarang. "Lama tak bertemu denganmu, apa pekerjaan di kantor sedang sangat padat?"

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang